Part 27 Putri

28 3 0
                                    


"Tolooonggggg... Aaahhhggg..." Alvian Pun terbawa terjangan ombak, tanpa bisa menyelamatkan Putri.



"Laut... Ini laut... Aaarrggghh" Alvian berubah kembali ke bentuk semula dan tak sadarkan diri terombang-ambing oleh ombak lautan.



***



"Ayo Samael, bawa kekasihku ini pergi, Putri pun pergi membawa Kepala Ken dan Samael nya membawa Bagas.



"Antarkan aku ke Markas Killer" sahut Putri pada Samael, lalu Samael menuruti keinginan Putri.



***



Di atas perairan kepulauan seribu, Irlandia masih terlihat menunggangi Garudanya beserta Malik dan para tawanan yang selamat.



"Bagaiman ini, Bagas dan Putri masih belum jelas keselamatannya, sementara pulau Aspidochelon telah karam, aku harus bagaimana?" Irlandia nampak cemas mengenai keberadaan Putri dan Bagas.



"Irlandia.....!!!" tiba-tiba dari depan mereka sudah nampak Rivaldi dengan Pegasusnya.



"Syukurlah kau kesini Val, Putri dan Bagas masih berada di pulau itu, lekaslah cari mereka!" ujar Irlandia.



"Baiklah... Rivaldi pun segera pergu mencari keberadaan Putri dan Bagas.



Tak lama dia sampai di sana, Rivaldi nampaknya kebingungan mencari keberadaan Putri dan Bagas, karen pulau telah lenyap karam tenggelam di tengah-tengah samudra.



"Putriiiiii.... Bagaaaaaassss" teriak Rivaldi mencari keberadaan mereka berdua.



"Sial, aku tak bersama Vidi saat ini, kalau tidak dia mungkin bisa membantuku sekarang" sahut Rivaldi.



"Hanya ada 2 kemungkinan, Mereka berdua ikut tenggelam atau ada yang menyelamatkan mereka, mengingat makhluk Mitologi Bagas bukanlah tipe air, dan makhluk mitologi Putri juga tak mungkin keluar, mustahil mereka keluar dari pulau ini tanpa bantuan siapapun."



Rivaldi nampaknya kebingungan mencari kedua anggotanya itu, dia mencari kesana kemari namun hasilnya Nihil.



***



Di kediaman Wisnu, Bill tengah membawa Wisnu ke dalam kamarnya dan menceritakan sesuatu.



"Hei brother coba lihat ini" Bill pun menunjukan sesuatu pada Wisnu, dia menciptakan Api dari tangannya.



"Waahhhh hebat brother itu api.." teriak Wisnu.



"Kenapa aku bisa menciptakan api ya brother?" tanya Bill kebingungan.



"Hmmm.... Mungkin itu karena kemampuan Phoenix stone milikmu Bill, kau tahu kan Sifat dan kemampuan masing-masing batu akan menurun kepada si penggunanya" jelas Wisnu.



"Contohnya Aku bisa mengendalikan arah Angin itu adalah kemampuan dari Griffin Stone ku."



"Oh jadi seperti itu ya Nu, aku baru tahu" sahut Bill.



"Sudahlah, sekarang ayo kita pergi ke markas, aku merasakam ada sesuatu yang tak enak," Wisnu pun menarik tangan Bill.



***



Di Markas Killer Class Master, nampak para anggota lainnya telah pulih Vidi, Angelina, Dan Shella, kini masih berkumpul, mereka telah berhasil mengalahkan pasangan Nova dan Maya anggota The Barrier yang membunuh mereka.



"Horreeee... Aku sekarang sudah sembuh.." teriak Angelina melompat kegirangan.



"Hmm tadi malam saja kau menggigil kedinginan, akibat ulah racun Echidna itu.." cetus Vidi.



"Kaka.... Ich, racun Echidna itu kan buatku tak ada apa-apanya." sahut Angelina mendekati Vidi.



"Hmmm... Yakin.. Berterima kasihlah pada Scylla mu itu Angel, tubuh mereka telah dilapisi berbagai penawar dari racun paling berbisa sekalipun, kalau tak ada Scylla kau mungkin sudah lumpuh" Vidi pun mengusap-usap kepalanya Angelina.



"Wah.. Kalian mesra sekali ya aku jadi cemburu.." kata Shella menyela pembicaraan mereka sembari meminum kopi.



"Hahaha... Mesra, eh siapa dia kak?" tanya Angelina.



"Dia Shella, anggota Killer Class juga, namun di tempatkan di kemiliteran oleh Rivaldi selama ini" sahut Vidi memperkenalkan Shella.



"Wah.. Kamu kan tadi yang menciptakan hutan itu..." sahut Angelina sambil menyalami Shella.



"Ah biasa aja, makhluk mitologi kamu juga kuat Angel, bisa menyembuhkan semua bisa dari racun manapun.." Shella pun balas memuji Angelina ya.



"Ngomong-ngomong kalian memang benar-benar mesra tadi, kalian adalah sepasang kekasih ya?" tanya Shella.



"Oh bukan Shell, aku sudah menganggap Angelina ini sebagai adikku, dia memang adikku yang harus aku jaga hehe" kata Vidi.



"Ha.. Ha.. Ha.. Iya Shella, lagi pula kak Vidi kan sudah menutup hatinya pada perempuan, karena di dalam hatinya sudah tersimpan satu nama yaitu... Hhhppp..." belum sempat Angelina meneruskan perkataanya, tiba-tiba Vidi menutup mulutnya.



"Hei.. Hei.. Hei.. Awas kalau kau bahas itu lagi" sahut Vidi..



"Hpppp... Hmmmppp..." Angelina pun meronta-ronta dari pelukan Vidi.



"Ha.. Ha.. Ha.. Kalian berdua cocok ya" sahut Shella tertawa, mereka pun larut dalam canda dan tawa,melepas lelah sehabis pertarungan kemarin.



Braaaggggghhhkkkk..... tiba-tiba pintu markas ada yang mendobrak secara paksa.



"Aaaaaaahhh..." jerit Shella dan Angelina melihat pemandangan di depan pintu markas Killer, nampak seorang wanita bermadikan darah dan membawa kepala seseorang dan mayat.



Bersambung

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang