CHAPTER 17

39.6K 2K 6
                                    

REVISI

suasana makan malam di kediaman rumah Alex semakin menegangkan, setelah Prilly baru saja mengeluarkan kata-kata manis tapi menyakitkan.

sementara Ali, dia bisa bernapas lega karena Prilly tidak merasa terintimidasi atau tersudut oleh nada bicara Alex Dirgantara yang terdengar sinis.
"Hei tahu apa kamu soal neraka dan dosa? Kamu masih anak baru kemarin sore sudah pintar mengatakan dosa saja," sambar Sonya sinis dengan tatapan tajam. sementara Tirra, Tessa dan kedua orang tua Tessa hanya menatap Prilly remeh sambil mencibir.

"Aku memang anak kemarin sore, tapi bersyukur aku punya banyak pengetahuan tentang dosa dan neraka, itu tandanya aku lebih pintar dari pada yang katanya sudah tua tapi, enggak tahu apa-apa." Prilly menatap Ali.. "Iya kan Ali Sayang?" tanya Prilly dengan senyum manis yang tidak pernah luntur dari tadi. Ali tersenyum sembari mengacak rambut Prilly gemas. Hal itu tak luput dari pandangan semua pasang mata yang berada di meja makan.

Sonya menggebrak meja makan dengan kasar. "Kamu!" tunjuk Sonya geram. Sedangkan Prilly dan Ali hanya menatap Sonya biasa saja seolah Sonya hanya lah orang gila yang berteriak tidak jelas . "Seseorang yang katanya berpendidikan dan dari kasta menengah atas tapi bersikap seperti seorang yang berasal dari Goa, " ujar Ali tajam pada Sonya. "Jaga ucapan kamu Li, ingat aku ini ibumu, seharusnya kamu membela aku bukan wanita rendahan seperti dia," sinis Sonya dan memandang rendah Prilly.

"Jaga bicara Anda, jangan menghina calon istriku. Karena dia lebih mulia di bandingkan Anda. Dan ingatlah dari mana Anda berasal," tandas Ali sinis. . "Dan satu lagi Anda bukan ibuku. Anda hanya parasit di dunia ini." sementara Sonya membeku di tempat mendengar ucapan tajam anak tirinya.

"Kakak cukup! Kakak tidak berhak menghina Mama." Tirra yang dari tadi diam akhirnya buka suara karena tidak tahan mendengar Ali yang terus menghina mamanya. "Apa kakak tidak takut jika perempuan yang kakak bela hanya menginginkan harta kakak saja?" lanjut Tirra menggebu-gebu.

"Aku tidak takut jika dia mau menghabiskan hartaku, karena harta yang aku miliki kelak akan menjadi miliknya. Dan dia tidak akan meninggalkan aku," Balas Ali dingin. . "Aku enggak akan ninggalin kamu Li, i love you," ujar Prilly menatap Ali penuh cinta dengan senyum manis. Sementara Ali yang gemas dengan Prilly hanya mengelus pipi chuby perempuannya, "I love tou to Sayang." . "Ali kenapa kamu lebih milih dia dari pada aku? aku lebih cantik, lebih seksi, lebih pintar dan kaya. Tapi kenapa kamu lebih suka sama cewek kampung kayak dia." Tessa dengan sinis dan memandang rendah prilly. "Jangan memandang kekasihku seperti itu, atau akan aku pastikan detik ini juga kamu tidak akan pernah bisa melihat dunia dengan matamu."
"Tessa, sudah." Alex menatap Tessa kemudian tatapannya ia alihkan pada putra satu-satunya.
"Ali, Papa mohon sama kamu menikahlah dengan Tessa. Sekali ini saja papa mohon," melas Alex.
"Walaupun Anda bersujud di bawah kaki saya, saya tetap tidak akan menuruti keinginan Anda."

"Dan aku akan mengingatkan Anda satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan." Ali menatap tepat di manik mata pria yang sialnya adalah papa kandungnya. "Di mana hati Anda saat mama memohon agar Anda berhenti berselingkuh dengan wanita ular ini dan keluar dari kubangan dosa? Anda bahkan tidak mendengarkan tangisan pilu mamaku, lebih mengenaskan lagi Anda tidak ada di saat beliau menghembuskan napas terakhirnya." sorot mata Ali menghujam penuh kebencian. "Anda sibuk pergi liburan dengan sampah Anda. Dan ingat apa pernah saya memohon pada Anda agar Anda mau melihat mamaku untuk terakhir kalinya?" semua membeku mendengar pernyataan yang terlontar dari muluy Ali, tajam, perih dan menyakitkan untuk seorang Alex yang pernah melakukan dosa.

"Jawabannya tidak. Karena bagiku saat itu Anda juga sudah mati terkubur bersama mamaku, dan saya juga menyiapkan satu makam untuk Anda yang saya isi dengan foto Anda," ujar Ali dingin dengan rahang mengeras saat dia ingat kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Ayo Sayang kita pergi dari tempat busuk ini, Aku muak melihat wajah orang-orang penuh dosa ini," ajak Ali lembut pada Prilly. Ali segera membawa Prilly keluar dari ruang makan tersebut meninggalkan orang-orang yang diam membisu. Sedangkan Alex tergugu di tempat dengan pikiran kosong mengingat ucapan yang terlontar dari mulut tajam putranya.

My Wife Is My Life. [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang