Revisi
Sahur ... sahur!
Terdengar suara warga daerah komplek tempat tinggal Ali dengan pentungan yang dipukul agar menghasilkan suara untuk membangunkan warga sekitaran komplek.
Walau pun tempat tinggal Ali berada di kawasan elit tapi warganya masih tetap menjalankan tradisi keliling komplek.
"Eh Milla, Ifyy. Kalian sudah bangun juga? kirain masih melukis batik. Hehe," tegur Prilly pada Milla dan Ifyy yang sedang berdiri cantik di dekat meja makan.
Milla dan Ifyy berencana memasak sesuatu yang bisa mereka makan untuk sahur nanti, tapi yang jadi masalahnya mereka bingung mau masak apa untuk sahur pertama ini.
"Enak saja lo kira kita apaan pake melukis segala. Noh Milla tuh yang batiknya sudah jadi," sahut Ifyy sambil menunjuk Milla yanv sedang bersedekap dada di depan kulkas."Lha, kok lo jadi bawa-bawa gue, mending kita pikirin mau masak apa dengan waktu sedikit! Lihat noh waktu imsyak tinggal satu jam lagi," balas Milla. Milla tak ambil pusing jika Ifyy sudah mau memulai perdebatan padahal waktu imshak 1 jam lagi.
"Tenang ... kita cuma perlu manasin makanan yang ada saja," jawab Prilly tenang dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.
Milla dan Ifyy mengernyit bingung. bukannya semua makanan sudah habis ya, batin mereka bingung .
"bukannya semua makanan udah habis ya Prill," ujar Milla.
Prilly yang di tanya tidak menjawab kebingungan kedua sahabatnya melainkan dia berjalan ke arah lemari yang terletak di samping kulkas lalu mengeluarkan beberapa wadah berisi makanan.
"Nah ini aku sengaja minta pisahin makanan sama koki yang masak kemarin. Soalnya kalau kita mau masak subuh ini bakalan enggak sempat. Karena kita pasti capek semua." Prilly menjawab kebingungan Milla dan Ifyy dengan tangan yang sibuk menghidupkan komper dan menyiapkan kuali untuk memanaskan makanan.
Sementara Milla dan Ifyy hanya mangut-mangut saja. Setidaknya mereka tidak perlu memasak lagi, pikir mereka.
"Nah sekarang Milla, kamu siapin untuk pencuci mulut dan Ifyy siapin minumannya juga yaa sekalian," perintah Prilly pada Ifyy dan Milla yang langsung di jalankan mereka.
"Ali bangun, sahur Li. Hey bangun Li," elusan lembut di pipi Ali membuat Ali mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian Ali menggeliat sebentar hingga selimut yang menutupi tubuh polosnya melorot sampai batas pinggang.
Sementara Prilly yang melihat tingkah laku suaminya terkikik geli.
"udah mau sahur Sayang?" tanya Ali lembut. Tangan Ali membelai kepala Prilly dengan lembut.
Ali tersenyum saat ia teringat apa yang ia dan istrinya lakukan tadi malam benar-benar menakjubkan.
Sama-sama yang pertama, batin Ali senang."Iya Li. Sekarang ayo bangun terus kamu mandi, kita sahur sama- sama."
"Masih sakit nggak itunya?" tanya Ali melirik daerah intim Prilly, membuat wajah perempuan itu merona.
"Sedikit kok, namanya juga pertama. Tapi, sudah enggak sakit-sakit amat kok Li," sahut Prilly pelan dengan wajah menunduk malu
Ali yang melihat istri tercintanya menunduk malu kemudian mengangkat dagu sang istri hingga mereka saling tatapan. Dan keduanya saling melempar senyum tulus penuh kebahagiaan."Ya sudah aku mau mandi sekalian mandi wajib juga." Ali beranjak dari tempat tidur, tapi sebelum turun Ali mengecup bibir Prilly dan berjalan masuk ke kamar mandi di ujung kamar
Sementara Prilly bengong dengan mata melotot dan beberapa detik kemudian, "Ali mesum kenapa kamu telanjang di depan aku!" teriak Prilly saat sadar Ali yang pergi ke kamar mandu tanpa mengenakan sehelai benang pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is My Life. [ COMPLETED ]
FanfictionDia seorang gadis yg cantik, baik, ramah, humble dan polos-polos lemot. Banyak hal istimewa yg tersembunyi di kehidupan nya. Yg siap ia bongkar jika waktu nya sudah tepat. " derajat tinggi bukan dari harta yg kita miliki, tapi kesopanan, dan tutur...