Hari ini mereka sarapan pagi bersama setelah liburan lebaran selama seminggu di kampung.
Ali dan yang lainnya kini sudah kembali lagi ke Jakarta dan akan selalu mengingat kejadian yang terjadi selama mereka di kampung tersebut.
"Hari ini apa kegiatan kalian?" tanya Ali pada sahabat-sahabatnya.
"Gue? biasa kerja ngikut lo lah Li." Kelvun yang pertama menjawab.
"Kalau gue kerja biasa. SPG," jawab Milla menyuapi satu sendok nasi ke dalam mulutnya.
"Dan gue hari ini jadi penunggu toko buku," balas Ifyy juga. jeda sebentar sebelum Ifyy melanjutkan kata-kata nya. "gue ada job buat usir hantu di depan rumah warga yang deket toko buku. Pada mau ikut enggak?" tanya Ifyy pada Prilly dan Milla.
Prilly dan Milla saling menatap penuh arti, saat bibir mereka terbuka untuk nengatakan iya, tapi sudah ada suara yang lebih mendahului mereka.
"Eggak!" Kelvin dan Ali menjawab serentak.
"Enggak ya Sayang, aku enggak setuju kamu ikut begituan. Bahaya," ucap Ali pada Prilly yang kini sedang mengerucut bibirnya.
"Tapi kan Li, aku pengen ikut," rengeknya memelas.
"Enggak Sayang dan enggak boleh," tegas Ali. Prilly makin cemberut mendengar larangan Ali
"Yaelah Fyy, lo kurang kerjaan banget sih enggak takut apa?" tanya Kelvin yang langsung mendapat gelengan polos Ifyy.
"Pokoknya enggak ada yang boleh ngusir hantu itu,"tegas Ali.
Siang ini Ali tengah makan siang di temani sang istri tercinta, Ali sengaja menjemput Prilly untuk makan siang bersama.
Setelah pelayan mencatat pesanan mereka dan melangkah pergi , Ali menatap lembut Prilly. Dia tersenyum melihat Prilly yang tersuyum malu dan rona wajah yang begitu kentara sekali karena kulit Prilly yang putih.
"Sayang, kalau kamu punya anak, pengennya berapa?" tanya Ali lembut. Prilly terdiam sebentar kemudian tersenyum saat mendapatkan jawaban yang pas.
"Yang banyak biar rame," kata Prilly tersenyum lebar. Ali yang melihat tingkah lucu Prilly begitu menggemaskan ia menggigit bibir bagian dalam, kemudian dengan pelan ia menjawil hidung Prilly.
"Apa lagi ya Li kalau kita punya bayi kembar ugh … pasti lucu-lucu deh." Prilly begitu antusias dengan keinginannya yang ingin memiliki bayi kembar.
"Iya sayang, makanya kita harus rajin buatnya."
"Ih Ali, akukan malu."
"Kamu lucu banget sih Sayang kalau malu-malu kucing gini." Ali tertawa lebar melihat istrinya yang lebih terlihat menggemaskan.
Pesanan mereka telah di hidangkan, Ali dan Prilly makan dalam keadaan hening. Sesekali Ali menyuapi Prilly dengan makanan yang ada di piringnya lalu setelah selesai makan dan membayar makanan yang mereka makan kini mereka melangkah keluar dari restoran tersebut.
Saat mereka hampir sampai di mobil tiba-tiba Prilly tak sengaja menabrak seorang Pria yang tidak melihat ke arah depan.
"Awh," ringis Prilly yang hampir saja terjatuh jika tidak di tahan oleh Ali.
"Lo kalau jalan liat-liat dong kedepan!" bentak Ali keras. Untung saja Ali siaga, jika tidak mungkin istrinya sudah jatuh tersungkur ketanah.
Orang itu menatap Ali dan tersenyum sinis, "Sorry."
"Lo lagi Lo lagi. Enggak bosen apa lo cari masalah sama gue terus?" bentak Ali emosi saat tahu orang yang menabrak istrinya adalah Rionaldi. Pria yang membenci Ali tanpa tahu apa kesalahan dan masalah Ali, sehingga Rio begitu membencinya dari pertama mereka bertemu 3 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is My Life. [ COMPLETED ]
FanfictionDia seorang gadis yg cantik, baik, ramah, humble dan polos-polos lemot. Banyak hal istimewa yg tersembunyi di kehidupan nya. Yg siap ia bongkar jika waktu nya sudah tepat. " derajat tinggi bukan dari harta yg kita miliki, tapi kesopanan, dan tutur...