Saat ini mereka tengah di perjalanan menuju Bandung.
Setelah usai sholat Id tadi mereka rumah. Saling meminta maaf, makan ketupat lebaran, serta membungkus makanan yang sudah di buat dan di persiap kan untuk di bawa ke bandung juga.
Ali sudah mengabari pengurus rumahnya untuk membersihkan beberapa kamar untuk ia dan istri serta sahabatnya tempati.
Sementara di bagian depan Kelvin menyetir dengan Milla di sampingnya. Ifyy, Prilly dan Ali duduk di bagian belakang dengan Prilly di tengah.
"Berasa sopir gue di sini sementara yang punya mobil duduk ganteng di belakang. Bergelayut terus kayak anak monyet sama emaknya," gerutu Kelvin sebal di jadikan sopir gratis oleh Ali.
Ali memang dari tadi tidak melepaskan pelukannya sama sekali dari Prilly sedangkan Ifyy sibuk melihat ke luar mobil dan sesekali terdengar decakannya saat tiba-tiba matanya tak sengaja melirik Ali dan Prilly yang lagi bermesraan.
"Halah Vin, masih mending lo jadi sopir. Lha gue jadi bidadari di dekat Prilly sama Ali, mereka merasa gue kayak bidadari tak kasat mata," ujar Ifyy dengan wajah masam yang kentara sekali jika ia sedang menahan kesal.
"Cih, Bidadari dari comberan mah iya lo," timpal Kelvin yang geli mendengar Ifyy mengatakan bahwa dirinya adalah bidadari.
"Sirik saja lo." Ifyy mengalihkan perhatiannya pada dua sejoli yang masih bermesraan di sampingnya. Kemudian tersenyum tipis membayangkan kapan ia akan mendapatkan seseorang yang tulus mencintainya seperti Ali yang begitu mencintai Prilly.
Halaman depan rumah Ali sudah terlihat dan mobil yang di kendarai Kelvin sudah memasuki pekarangan rumah.
Rumah dengan gaya modern berlantai dua ini menjadi saksi mama Ali di besarkan.Seorang wanita paru baya yang tak lain adalah pembantu yang di tugas kan Ali untuk merawat rumah tersebut terlihat sudah berdiri di depan pintu rumah.
Kelvin turun terlebih dahulu di susul Milla lalu Ifyy dan terakhir Prilly yang di bantu Ali untuk turun.Kelvin dan Ifyy terlihat menurunkan koper mereka berserta makanan yang mereka bawa dari Jakarta.
"Woah cocok juga lo jadi kuli Fyy! tenaga lo boleh juga," decak Milla yang melihat Ifyy menurunkan beberapa koper dengan tangannya tanpa di bantu oleh Kelvin.
"Ya iyalah. Ifyy kan mantan kuli panggul di pasar," timpal Kelvin tak mau kalah meledek Ifyy juga.
"Sinting lo berdua. Gini-gini gue juga kuat," sungut Ifyy.
"Iya deh emaknya Samson" timpal Ali tiba-tiba membuat Ifyy semakin sebal.
"Oh my God, Li, lo jarang ngomong sekalinya ngomong malah bikin darah tinggi gue turun."
"Lho Fy, bukannya darah tinggi itu naik ya bukan turun," sahut Prilly bingung.
"Kan gue belom tua jadi belum punya darah tinggi. Jadi, darahnya nurun." Ifyy menimpali pertanyaan Prilly dengan santai.
"Selamat sore Tuan dan Nona. Selamat datang di kampung ini!" seseorang menyapa Ali dan yang lainnya.
Mereka semua menoleh secara bersamaan pada Bibi May, Art yang di tugaskan untuk merawat rumah itu.
"Oh ya Bi, perkenalkan ini istriku, Prilly." Ali memperkenalkan Prilly pada Bibi May.
"Aku Prilly Bi, " Prilly memperkenalkan dirinya pada Bibi May.
"Oh ini istrinya Tuan, gelis pisan euy," puji Bibi May tulus pada Prilly yang mengangguk dengan senyum malu-malu.
"Maaf atuh Neng, bibi nggak dateng ke hajatan nikahan si neng sama Tuan. Bibi lagi sakit waktu itu," sesal Bibi May yang tak bisa datang waktu nikahan tuan
nya karena ia sedang sakit waktu itu."Iya enggak apa-apa kok, Bi." Prilly tersenyum tulus tak mempermasalahkan ketidakhadiran Bibi May, karena ia mengerti jika Bibi May sedang sakit.
"Oh iya Bi, kenalin ini sahabat-sahabat aku. Kalau ini pasti bibi sudah kenal," tunjuknya pada Kelvin.
Kelvin melambaikan tangannya,
"Halo, saya makin ganteng kan?" tanya Kelvin percaya diri yang langsung di cibir Ifyy."Iya lah enggak ada setan yang muji dia, jadi dia muji dirinya sendiri." ucapan Ifyy membuat tangan Kelvin dengan ringan menoyor kepala Ifyy yang di balas dengusan.
"Dan dua perempuan ini Milla dan Ifyy," lanjut Ali memperkenalkan Milla dan Ifyy pada Bibi May.
"Hallo Bi, aku Milla."
"Dan aku sikecan. Ifyy," ujar Ifyy yang memperkenalkan dirinya setelah Milla mengenalkan dirinya.
"Oh salam kenal neng Milla dan Neng keccan," salam Bibi May menyebut nama keccan dengan polosnya.
Kelvin, Prilly dan Milla tertawa mendengar ucapan polos Bibi May.
Sedangkan Ali hanya diam dengan ekspresi datar sementara tangannya memeluk pinggang Prilly posesif. Ifyy tersenyum bangga mendengar namanya di sebut seperti itu."Lah kenapa atuh Neng sama Tuan kok ketawa?" tanya bibi bingung.
"Aduh Bi, namanya itu Ifyy bukan kecan Bi," jelas Milla pada Bibi May yang nampak kebingungan.
"Kok tadi namanya kecann?"
"Kecann itu singkatan dari kece dan cantik, bibi." kali ini Ifyy yang menjawab dengan senyum pongahnya.
"Haduh bahasa sekarang mah aneh-aneh atuh," jawab Bibi May pusing.
"Eh main ke sawah yuk, tadi kita ngelewatin sawah. Gue jadi pengin kesana," ajak Milla yang sangat ingin ke sawah.
Saat ini mereka sedang duduk istirahat di ruang tamu rumah Ali. Setelah membereskan pakaian dan makanan mereka langsung berkumpul dan duduk santai karena terlalu lelah.
"Entar sore aja Mill. Ini lagi siang, panas," balas Ifyy yang lagi malas panas-panasan.
"Ya sudah mending kita makan siang dulu," ajak prilly yang sudah lapar sejak tadi.
Saat ini mereka sedang berjalan melewati rumah beberapa penduduk yang masih sepi mungkin para warga sekitar sedang berkunjung ke tempat kerabat mereka.
Tiba-Tiba dari arah berlawanan terlihat seorang gadis yang kesusahan membawa kertas-kertas yang jatuh berserakan. Prilly yang melihat itu kontan menghampiri gadis itu yang sedang kesusahan memungut kertas yang berserakan di aspal dan tertiup angin.
Prilly berniat membantu gadis itu, saat ia berjongkok ingin memungut kertas-kertas tersebut namun, di dahului Ali.
"Biar aku saja," ucap Ali. sedangkan Milla, Kelvin dan Ifyy hanya melihat saja kejadian yang ada di depan mereka tanpa berniat membantu.
Gadis itu mendongak saat semua kertas yang jatuh sudah di kumpulkan menjadi satu, tatapannya terpaku pada manik hitam kecoklatan yang memandang dingin ke arahnya.
"Makasih ya sudah nolongin aku," ucap gadis itu dengan suara lembutnya. senyum manis yang di tujukan untuk Ali seorang.
Namun, Ali tidak membalasnya, ia membalikan badan melangkah maju lalu menarik tangan Prilly bersamanya,
"Ayo Sayang," Ajak Ali pada Prilly yang hanya bisa di denger oleh Prilly.
Sedangkan gadis itu hanya menatap Ali yang kian menjauh dengan pandangan yang sulit di artikan lalu ia tersenyum tipis dan melangkah pergi.
"Tumben lo mau nolongin orang." suara Kelvin memecahkan keheningan yang terjadi
"Gue enggak nolongin dia kok," timpal Ali datar.
"Lah terus?" tanya Ifyy yang juga penasaran.
"Gue enggak mau aja istri gue capek walau cuma mungut kertas. Karena gue enggak akan pernah membiarkan istri gue capek," jelas Ali. Tangannya bukan lagi menggenggam tangan Prilly melainkan memeluk pinggang istrinya.
"Uhg … so sweet," serentak ketiga perempuan itu berteriak. Sedangkan Ali hanya tersenyum manis lain halnya dengan Kelvin yang mendengus geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is My Life. [ COMPLETED ]
FanfictionDia seorang gadis yg cantik, baik, ramah, humble dan polos-polos lemot. Banyak hal istimewa yg tersembunyi di kehidupan nya. Yg siap ia bongkar jika waktu nya sudah tepat. " derajat tinggi bukan dari harta yg kita miliki, tapi kesopanan, dan tutur...