Milla berjalan mondar-mandir di tengah ruangan yang sempit itu dengan ceracauan tak jelas. Sementara dua orang gadis hanya duduk tenang dengan wajah tanpa dosa seolah mereka tidak pernah melakukan apa-apa.
"Ya ampun kok lo berdua bisa di pecat sih?! Terus gaji lo berdua enggak di ambil gitu? Besok kan kalian berdua sudah gajian," ujar Milla yang kini sudah berkacak pinggang di hadapan Ifyy dan Prilly.
Dia sudah menghentikan aktivitas mondar-mandirnya karena jika berlama-lama maka ia akan jatuh pingsan karena pusing di kepalanya. Apa lagi dengan memikirkan nasib dua sahabatnya yang sudah di pecat dari restoran tempat mereka bekerja."Kalau masalah tentang gaji kita, lo tenang aja Mill. Gue udah punya rencana kok " ujar Ifyy tenang.
"Rencana? Rencana apa memangnya?" Milla kini sudah duduk tenang di kursi yang berada tepat di hadapan Ifyy dan Prilly. Dia menatap Ifyy dengan memicingkan matanya, sungguh rencana Ifyy sangat tidak meyakinkan untuk di ikuti.
"Rencana apa Fyy? Kita tadi kan sudah minta di bayar gaji kita, tapi kita justru di usir," ujar Prilly menatap Ify dengan bingung. Pasalnya tadi ia dan Ifyy sudah meminta hak mereka untuk di bayarkan gaji mereka sebelum keluar dari restoran tetapi mereka justru mendapatkan pengusiran dari Lidya.
"Ah kalian berdua tenang aja. Besok kalian ikut gue saja. Sekalian kita beramal besar-besaran sama anak yatim piatu," ucap Ifyy penuh misteri.
"Terus kita hari ini mau ngapain? Mana gue Juga udah ngundurin diri lagi dari kerjaan gue," timpal Milla bingung. Hari ini ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja karena ia tidak tahan lagi bekerja di sana apa lagi terkadang ia mendapatkan siff malam untuk bekerja. Rencananya uang hasil jual tanah dan rumah yang ada di Manado akan ia pakai untuk kehidupannya dan Prilly kedepan jika mereka berhenti bekerja, mereka memiliki sedikit tabungan dari hasil kerja mereka selama beberapa tahun ini. Meskipun tidak banyak tapi setidaknya bisa menutupi biaya kehidupan mereka hingga bebarapa tahun ke depan tanpa bekerja. Asalkan mereka pintar menghemat dan tidak boros dalam pengeluaran.
"Gimana kalau kita hari ini ke kafe yang ada di dekat SMA kita dulu, terus habis itu kita ke pantai. Gue traktir deh mumpung hari ini gue lagi banyak duit," usul Ifyy dengan senyum lebar membuat Prilly dan Milla saling tatap. Kemudian Milla menatap Ifyy dengan pandangan penuh selidik,
"Lo habis menang togel lagi Fyy atau lo habis dari nyolong duit Emak tiri lo?" tanya Milla penuh selidik membuat senyum beserta ringisan Ifyy melebar."Gue habis menang togel tiga angka. Lumayan duitnya kita pake buat foya-foya," jelas Ifyy membuat Milla dan Prilly menghela napas.
"Itu kan haram Fyy. Kok kamu enggak berhenti juga sih?" gerutu Prilly dengan wajah cemberut. Dia hanya tak ingin Ifyy melakukan dosa dengan cara berjudi seperti ini. Togel adalah sebuah judi yang menggandakan uang dengan hasil yang berlipat jika menang dan jika kalah maka yang harus di lakukan oleh pencinta togel harus banyak-banyak tidur agar dapat mimpi yang banyak dan jika beruntung bisa menebak arti mimpi maka akan di pasang dalam bentuk togel.
Manusia dan dosanya adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan.
"Aduh Prilly, bukannya gitu. Gue masang togel pas gue lagi iseng atau kepepet doang," elak Ifyy. "Lagian ya gue kasih tahu sama lo, orang yang udah haji atau pun yang tiap waktunya jalan ke mesjid buat sholat aja sering masang togel kok," lanjutnya mengakhiri pidato singkatnya.
"Hah?! Memangnya ada orang yang seperti itu?" tanya Prilly tidak percaya.
"Jelas ada. Dan gue ngomong begini sesuai dengan fakta yang ada dan terjadi di kalangan masyarakat."
"Ah aku enggak percaya," ucap Prilly yang masih tak percaya dengan ucapan Ifyy.
"Kalau enggak percaya lo survei saja deh satu per satu orang-orang yang ada di Negara ini," balas Ifyy tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is My Life. [ COMPLETED ]
FanficDia seorang gadis yg cantik, baik, ramah, humble dan polos-polos lemot. Banyak hal istimewa yg tersembunyi di kehidupan nya. Yg siap ia bongkar jika waktu nya sudah tepat. " derajat tinggi bukan dari harta yg kita miliki, tapi kesopanan, dan tutur...