"Woah! Akhirnya kita bisa menikmati udara segar dan bebas polusi disini," Ujar Milla bahagia saat mereka tengah berada di hamparan sawah yang luas dengan padi-padi yang siap panen."Iya gue jadi pengin pindah ke kampung. Tapi, gue takut enggak bisa ketemu jodoh gue," timpal Ifyy santai.
"Kayak jodoh lo orang Jakarta saja," cibir Milla.
"Memang jodoh gue di jakarta, kalau enggak di jakarta pasti di Korea," ujar Ifyy percara diri.
"percaya diri mampus lo Fyy," sinis Kelvin. Kepercayaan diri Ifyy sudah setinggi Monas.
"percaya diri lo ketinggian Fyy. Melebihi tingginya Prilly," balas Kelvin membuat ia mendapatkan tatapan tajam dari Ali. Ali tidak terima jika nama istrinya di bawa-bawa dalam perdebatan Kelvin dan Ifyy.
Saat ini mereka tengah berkumpul di belakang rumah Ali yang memang sudah di sediakan tempat duduk terbuat dari batu membentuk lingkaran dan meja bundar di tengahnya.
"Emm, ketupat dan opor ayam buatan Prilly memang enggak pernah berubah rasanya," ujar Ifyy yang tengah menikmati ketupat yang di colek dengan sambal hati ayam yang pedasnya terasa pas di lidah.
"Memang kalian sering banget lebaran bareng?" tanya Kelvin penasaran dengan mulut yang tak pernah berhenti mengunyah makanan.
"Iya lah. Gue,Milla, sama Prilly tiap tahun pasti lebaran bareng. Walau waktu itu gue enggak ke kontrakan mereka, tapi paginya gue pasti sudah duduk cantik di meja makan."
"Kalian sudah bersahabat berapa lama?" tanya Ali penasaran.
"Gue sama Prilly pertama kali kenal waktu kita kelas 3 SMP, dan kalau sama Ifyy pas pertama kali masuk SMA." Jelas Milla santai.
" itu udah Lima tahun yang lalu ya kalo gak salah" timpal Ifyy juga ikut menjelaskan pada Ali dan Kelvin, sementara Prilly sibuk dengan tangan kanan nya yang menyuapi Ali makanan.
Melanjutkan makan dengan di selingi obrolan membuat suasana di belakang rumah terasa ramai penuh canda dan tawa.
Sudah 3 hari mereka berada di kampung halaman tempat tinggal mama Ali. Dan Ali pun sudah membawa mereka ke tempat adik dari mendiang kakek Ali yang masih hidup, yang berarti kakek Ali juga.
Hari ini mereka di undang untuk makan siang bersama Pak Lurah di Kampung itu yang langsung di setujui oleh Ali mengingat mereka juga sudah tinggal di sini beberapa hari dan tidak enak jika tidak berkunjung ke kediaman Pak Lurah yang sudah berbaik hati mengundang mereka makan siang bersama.
Ali, Kelvin dan Milla sudah tiba di rumah Pak Lurah sedang berbincang mengenai kemajuan kampung dan bisnis di temani Pak Lurah beserta anak dan istrinya.
Anak pak Lurah, Ayu, ikut bergabung dan sering kali ketahuan Milla atau Kelvin sedang melirik Ali lalu menunduk dan tersenyum malu-malu.Sedangkan Ali ia tetap memasang wajah datar dan dingin sambil sesekali menimpali cerita Pak Lurah.
"Nak Ali tau tidak jika nak Ali dari kecil sudah di jodoh kan oleh kakek nak Ali, Pak Ramlan dengan Anak saya loh." berita itu cukup mengejutkan untuk Milla, dan Kelvin. Sementara itu Ali tidak bereaksi apa pun ia tetap menatap datar seolah-olah berita dari pak Lurah bukan sesuatu yang harus membuat ia terkejut. Pak Lurah tidak tahu jika Ali sudah beristri.
Ayu yang mendengarkan hal itu kontan saja bahagia bukan main mendapat kabar menyenangkan itu.Ayu adalah gadis yang lumayan cantik dengan mata agak sipit dan rambut panjang sebahu serta memiliki kulit yang kuning langsat. Tingginya hampir sejajar dengan Ali, ia bekerja di kecamatan membantu ayahnya yang selaku pak Lurah di kantor kecamatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is My Life. [ COMPLETED ]
FanfikceDia seorang gadis yg cantik, baik, ramah, humble dan polos-polos lemot. Banyak hal istimewa yg tersembunyi di kehidupan nya. Yg siap ia bongkar jika waktu nya sudah tepat. " derajat tinggi bukan dari harta yg kita miliki, tapi kesopanan, dan tutur...