Pagi-pagi sekali Rio sudah terbangun dari tidur nyenyak nya karna suara berisik yang berasal dari dapur, ia sudah tau jika Prilly lah yang membuat keributan di dapur, memang siapa lagi yang ada di rumah nya selain diri nya dan Prilly, pasti wanita itu sedang kelaparan. Fikir Rio ngeness, masalah nya perempuan itu makan sudah seperti beruang yang tidak makan selama sebulan, ia ingat saat makan sore kemarin, ia akui jika masakan Prilly memang enak, tapi masalah nya adalah Prilly masak terlalu banyak dan bahkan bisa untuk makan 5 orang, awal nya Rio senang karna setelah ia mengantarkan Prilly pulang ke tempat Ali maka makanan yang tersisa pasti masih banyak dan akan Rio simpan di kulkas lalu jika ia lapar maka akan ia panas kan kembali, nahh yang jadi masalah nya adalah makanan nya sudah habis dan yang menghabiskan nya adalah Prilly. Itu badan mungil dan kecil tapi kok bisa nampung makanan yang terlalu banyak.
Habis sudah jatah makan seminggu milik Rio,."Loe ngapain pagi-pagi udah nangkring aja di dapur,?" tanya Rio jutek, ia masih kesal pada Prilly, ia bukan saja menghabiskan jatah makan Rio selama seminggu, tapi iuga tadi Malam Rio di valak Prilly minta di beliin soto, Prilly membangunkan Rio tengah malam, masalah nya jika hanya satu porsi Rio masih sanggup, tapi Prilly minta 3 porsi dan itu untuk diri nya sendiri, saat Itu Rio hanya bisa menghela nafas, mana waktu nya sudah jam 12 malam lagi Rio di suruh nyari Soto itu, terpaksa lah Rio turutin dari pada Prilly menangis dan suara nya membuat para tetangga menuduh nya yang tidak-tidak lebih baik turuti saja
"Lagi ngamen nih,,, udah tau aku lagi masak masih di tanya lagi " balas Prilly asal, memang Rio tidak lihat jika Prilly sedang masak, masih di tanya lagi, itulah sifat lelaki, mau basa basi tapi tidak tau mau menanyakan pertanyaan yang tepat, .
"Gue tau loe lagi masak, yang bilang loe lagi ikut lomba nyanyi juga siapa,?" balas Rio
"Lahhh memang aku ada bilang mau ikut lomba nyanyi,?" tanya Prilly dengan polos nya , Rio menggerutut dalam hati, kok nih otak cewek polos apa oon sihh. Dumel Rio dalam hati
"Iyee_iyee, terserah loe, loe masak jangan banyak-banyak yah, gue gak mau sisa jatah makan gue terkuras, padahal biasa nya bahan yang loe masak kemarin itu untuk jatah gue selama seminggu lohhh," ucap Rio lagi berharap Prilly mengerti kode nya agar Prilly berhenti makan yang banyak dirumah nya, bukan pelit tapi Rio hanya irit saja
"Yaa kalo habis kan tinggal beli gehh,"
Rio menepuk dahi nya kesal mendengar jawaban Prilly yang kelewat santai, iya kalo laki loe mau ngasih gue jatah makan. Gumam Rio kesal, dari pada ngeladenin Prilly yang akan membuat Rio darah tinggi mending Rio pergi dari dapur dan mandi setelah itu sarapan dan terakhir Rio akan membuka konter nya.
Siang ini Ifyy dan Milla berkunjung ke kantor Ali, mereka ingin tau bagaimana perkembangan Prilly apa sudah di ketemukan atau belum, pasal nya mereka belum kembali ke rumah dan sekarang sudah pukul 10:30 begini lah jika sudah jadi pengangguran, kemana pun pergi tidak ada yang melarang
"Wihhh kantor nya Ali gede bener yaa Mill, nihh kantor kalo gue sendiri yang ngepel di jamin cuma dua hari aja sudah selesai," gumam Ifyy menatap takjub pada bangunan bertingkat yang tengah mereka pijaki.
"Norak loe, ini udah ada OG sama OB kali yang ngepel tiap bagian." sahut Milla geli mendengar gumaman Ifyy,
Ifyy terkekeh geli, kenapa juga tadi dia bersikap norak yaa,
Milla dan Ifyy menemui Resepsionis yang tengah mengutak atik komputer di depan nya,
"Misi mba," sapa Milla ramah pada sang Resepsionis dengan name tag Duka, nama yang aneh menurut Ifyy
'Nihh orang gak ada niat apa yakk buat ganti nama,' Batin Ifyy
"Iya, ada yang bisa saya bantu,?" tanya sang Resepsionis, ia memperhatikan penampilan Milla dan Ifyy, yang satu dandan nya cewek banget dan yang satu nya lagi kayak pereman aja, batin resepsionis itu menilai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is My Life. [ COMPLETED ]
FanficDia seorang gadis yg cantik, baik, ramah, humble dan polos-polos lemot. Banyak hal istimewa yg tersembunyi di kehidupan nya. Yg siap ia bongkar jika waktu nya sudah tepat. " derajat tinggi bukan dari harta yg kita miliki, tapi kesopanan, dan tutur...