Malam minggu ini Khairul habiskan di alun-alun kota seorang diri. Ia malas mengajak Yuni. Baginya bersama Yuni hanyalah untuk membuat perempuan itu tetap hidup. Di satu sisi ia berpikir bahwa dia itu pahlawan, tapi ia juga sadar, ia seorang pecundang yang meninggalkan seseorang yang mencintainya tanpa pesan.
"Ayah, nanti dedek di perut ibu mau aku beliin boneka yang banyak." kata seorang gadis kecil dalam gendongan ayahnya. Ia bicara tentang adik bayi dalam perut ibunya yang membesar. Keluarga ini tampak harmonis.
Hal itu mengusik pikirannya. Ia ingat janjinya pada Asma. Menikah. Membangun keluarga yang bahagia. Ia juga ingat senyum Asma saat pertama berjumpa. Bagaimana Asma bahagia bersamanya. Ekspresi Asma begitu tahu ia menjadi selingkuhan, dan bagaimana Asma mempertahankan hubungan mereka. Rela di pandang rendah sebagai orang ketiga.
Bagaimana bisa aku berakhir dengan Yuni dan melepaskan Asma? - Khairul
Ia ingat betapa angkuhnya wajah Yuni ketika memperkenalkan kekasih barunya setelah mendepaknya dan menghancurkan hatinya. Saat ia telah bersama Asma, Yuni datang dan memohon untuk kembali. Mereka berdebat siapa yang benar dan salah. Hingga berakhir pada ancaman Yuni yang hendak menenggak cairan pembasmi serangga. Siapa yang bisa menolaknya? Terpaksa Khairul menerima Yuni kembali. Saat Yuni tahu Khairul dengan Asma, Khairul mengarang cerita kalau Asma yang menggodanya. Lalu dengan bodohnya dia meninggalkan Asma tanpa pesan. Membuat gadis itu sampai melukai diri sendiri hanya untuk melupakannya, Asma bahkan disebut gila oleh orang-orang di sekitarnya. Khairul tak pernah melihat seseorang begitu terpuruk karena cinta seperti Asma, kini ia sadar kalau dia telah sangat jahat pada Asma.
Ya Tuhan, apa yang telah aku perbuat? - Khairul
"Sudahlah, Khai. Jangan kau menyesal terus. Biar dia bahagia. Dia datang kesini juga bukan demi kamu," Eko, sahabat Khairul duduk di sebelahnya, ia mengambil sebatang rokok dari kotaknya lalu menyulutnya, "Dulu kan aku sudah bilang sejak awal. Kau harus segera memilih. Enam bulan bukan waktu yang lama untuk menunggu. Apalagi dulu kau juga selalu mengancam laki-laki yang dekat dengan Asma."
"Apa aku bodoh?"
"Ndak ada yang sebut kau bodoh. Kau sudah memilih Yuni. Kau harus berusaha bahagia dengan keadaanmu."
"Tapi aku dendam dengan Yuni. Bayangkan, saat masih bersamaku dia selingkuh! Aku dibuang seenaknya dan dipungut lagi dengan cara mengancam."
"Aku tahu. Kalau aku jadi kau, aku pun rasa begitu. Lupakan dendammu. Atau kau tinggalkan dia."
Khairul terlihat ragu, "Kau kan tahu Yuni bagaimana. Dia bisa mengancam bunuh diri lagi."
"Kalau kau bisa korbankan Asma demi Yuni, kenapa kau ndak bisa lakukan sebaliknya?" tanya Eko. Mudah sekali mengatakan hal itu. Pertanyaan Eko seperti peluru melesat ke otak Khairul. Eko menambahkan, "Kalau kau bisa menghancurkan Asma yang ndak punya salah, bisa membuat Asma seolah ia yang menggodamu, kenapa kau ndak bisa biarkan Yuni mati padahal kau tahu dia mengkhianatimu?"
"Tapi...-"
"Kau ingat ya, aku ndak mencoba untuk menyulut emosimu, aku pun ndak bisa jamin Asma bisa menerima kamu lagi. Kau ingat gelas pecah kan?"
Khairul terdiam. Malam ini dia benar-benar diceramahi oleh Eko. Gelas pecah seperti perasaan. Jika sudah hancur tak bisa kembali seperti semula. Eko benar-benar membuat Khairul merasa bersalah. Cap Sang Mantang Yang Jahat begitu melekat pada diri Khairul.
"Ah sudahlah," Eko bangkit dari duduknya, "Kamu pasti haus, kan? Aku mau beli bandrek dulu."
Kenapa si Eko selalu muncul tiba-tiba seperti itu? - Khairul
Khairul baru sadar sesuatu.
Astaga! Kan gue yang minta dia datang kesini! - Khairul
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Romance#15 General Fiction : 17 September 2016 LENGKAP Hidup Asma berubah di kota ini. Dia bertemu Khairul, mantan pacar yang bikin dia susah move on. Yuni, pacar Khairul yang begitu posesif dan menyebalkan. Dia juga bertemu Aditya, teknisi muda yang terny...