Aditya berjalan sendirian sambil makan es krim di sebuah pusat perbelanjaan. Gayanya seperti orang norak nyasar di mall. Gak jelas banget dan gak cocok banget sama umurnya yang sudah tua. Aditya memasuki sebuah toko ponsel, tujuannya untuk membelikan ponsel baru untuk Asma sebagai tanda maaf. Ia melihat dan menekan beberapa ponsel untuk dicoba. Kadang dia dengan begitu percaya dirinya berswafoto menggunakan kamera dari ponsel yang dipajang, ia tak sadar kalau sejak tadi beberapa SPG melihatnya dengan gemas.
"Cucok kameranya! Sama kayak yang gue punya!" komentar Aditya.
Ia pun memilih sebuah ponsel yang sama tipenya dengan yang dia punya. Dia membayar barangnya setelah itu dia pergi menuju toko suvenir dan bungkus kado. Niatnya mau membungkus hadiah itu secantik-cantiknya.
Malamnya, Aditya mendatangi kamar Asma. Dia menyembunyikan hadiah di punggung dan mengetuk pintunya. Asma melirik dari gorden. Baru kemudian dia membuka pintu. Itu pun cuma sedikit saja.
"Sayang." sapanya.
"Apa, Mas?" Asma memicingkan matanya. Ia curiga dengan gerak gerik Aditya.
"Buka lagi donk pintunya." pinta Aditya dengan cengiran khasnya.
Asma terlihat ragu. Kemudian ia membuka pintu lebar-lebar. Aditya tersenyum. Ia masuk ke kamar Asma dan duduk di atas karpet.
"Aku punya ini buat kamu." Aditya memberikan sebuah kotak berwarna jingga pada Asma.
Asma pun membukanya. Matanya berbinar.
"Ponsel baru!" pekiknya girang. Ia mengeluarkan ponsel itu dari kotaknya. "Makasih, Mas!"
Asma memeluk Aditya. Ia senang sekali dengan hadiahnya.
"Aku ada mau bicara sesuatu sama kamu. Boleh?"
"Hm. Boleh. Nanti kamu setting ponselnya ya, Mas."
Aditya mengangguk. Asma mulai bertanya-tanya bagaimana cara mengoperasikan ponselnya. Sementara itu Aditya bingung mencari kata yang tepat untuk memulai pembicaraan.
"Mas ini gimana cara aktifinnya? Nanti bikinin aku PIN BB ya, Mas. Jangan lupa download Facebook selular juga mas."
"Asma,-"
"Nanti download aplikasi foto juga ya, Mas. Biar kinclong. Mas, ayo dicoba!"
Aditya meletakan jari telunjuk di depan hidungnya. Asma pun diam.
"Tarik nafas, hembuskan." ucap Aditya yang membimbing Asma, "Tarik nafas, hembuskan. Homina homina homina."
Asma memukul manja bahu Aditya, "Mas apaan sih?!? Emangnya aku ingin Squidward?!"
Aditya tertawa sampai tubuhnya oleng ke kasur Asma.
"Sabar dulu sayangku. Hm, sini. Aku coba," Aditya mengeluarkan sebuah SIM card dan memory card. "Ini punya kamu semua."
Aditya merebut ponsel Asma. Dia pasang kedua card itu. Kemudian dia nyalakan ponselnya. "Mas mau tanya, Asma sayang gak sama mas?"
"Sayang."
"Banget?"
"Iya."
Mungkin kalau Asma bilang tidak sayang, Aditya bakal membanting ponsel itu lagi. Aditya mengutak-atik ponsel tersebut. Ia buka galerinya. Ia tunjukan gambar Khairul.
"Hapus gambar ini semua."
Permintaan sederhana. Tapi berat dilakukan. Asma menggenggam ponsel barunya dengan gemetar.
"Aku janji aku gak akan nakal. Tapi, kamu harus lupakan Khairul. Aku terluka kalau kamu simpan foto dia terus. Apa kamu pikir aku ini cuma pelarian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Romance#15 General Fiction : 17 September 2016 LENGKAP Hidup Asma berubah di kota ini. Dia bertemu Khairul, mantan pacar yang bikin dia susah move on. Yuni, pacar Khairul yang begitu posesif dan menyebalkan. Dia juga bertemu Aditya, teknisi muda yang terny...