15. Dari Hati

1.9K 148 2
                                    

Asma tersenyum mendengar pertanyaan Aditya. Sungguh, pertanyaan itulah yang dia tunggu. Ia pandangi wajah Aditya. Ada ketulusan terpancar disana. Tubuhnya yang dingin, menjadi hangat setelah mendengar pertanyaan itu. Aditya meletakan mangkuk dan sendok, kemudian mencubit pipi Asma yang tembam. Ia kemudian memeluk Asma. Asma kaget sekali mendapatkan pelukan dari pria ramah ini.

"Aku sayang sama kamu," ucap Aditya, "Aku mau jadi milikmu. Dan aku janji gak akan nakal."

"Aku juga mau sama-sama kamu." kata Asma, tanpa sadar tangannya mulai mengelus punggung Aditya.

"Kita jalanin dulu bersama."

Mereka saling memandang. Ada lubang di hati keduanya yang telah terisi. Aditya mencium kepala Asma. Ia sayang sekali pada perempuan itu. Walaupun cara menembak mereka sama sekali tak ada romantisnya, akhirnya mereka pun sepakat hari ini sebagai hari jadian mereka.

*****

Ceweknya Aditya, predikat itu resmi disandang Asma. Rasanya bahagia. Tapi entah kenapa Asma merasa ada yang mengganjal dihatinya. Ia memandang dirinya di cermin di toilet yang besar. Ia mulai bertanya pada diri sendiri, benarkah ia mencintai Aditya? Tiba-tiba pintu toilet terbuka. Yuni masuk. Ia melihat Asma dan tersenyum penuh bahagia. Senyum yang menurut Asma lebih mirip seringai jahat seorang penipu.

"Asma. Selamat ya udah jadian sama Adit. Gak nyangka lho Adit mempertaruhkan reputasinya demi cewek PHO kayak lho."

"PHO? Apaan tuh?"

"Pengganggu Hubungan Orang," kata Yuni tepat di telinga Asma, "Tapi gak apa-apa. Itu artinya hubungan gue sama Mas Khairul bisa lancar jaya."

Yuni pun bertepuk tangan dan terlihat sangat girang. Wajahnya seperti bicara akhirnya gak ada yang ganggu cowok gue lagi. Ekspresi yang membuat Asma eneg setengah mati. Asma segera menyelesaikan cuci tangannya dan langsung pergi.

Ngelayanin orang gila mah gak ada selesainya. - Asma

*****

Sabtu pagi Zakiyah dan Asma sudah berdandan cantik. Setelah kemarin gajian, seperti kebanyakan pekerja lainnya mereka langsung pergi shopping pada hari libur. Asma mengunci pintu kamarnya.

"Gak ngajak Aditya?"

"Gak usah. Paling masih molor," jawab Asma, "Yuk cap cus..."

Keduanya pergi ke salah satu pusat perbelanjaan besar di kota itu. Membeli beberapa make up dan pakaian. Saat mereka berada di stand pakaian mereka melihat Khairul tengah mengawasi karyawannya. Khairul memang bekerja sebagai supervisor di pusat perbelanjaan sekarang. Hari itu dia tampak tampan dengan memakai kemeja lengan panjang warna biru tua dan celana hitam. Dan Asma mulai berkhayal lagi seandainya mereka masih bersama.

"Jangan baper ah!" kata Zakiyah. Ia memilih baju. Tanpa ia sadar, Asma sudah pergi melihat baju yang lain.

Saat tengah asyik memilih baju, Asma dihampiri oleh Khairul.

"Asma."

Asma menoleh. Ia sedikit terkejut.

"Wow! Gak nyangka bisa ketemu di sini." katanya basa-basi, "Gimana kerja disini?"

"Ya seperti yang kamu lihat. Boleh lah. Selamat, ya."

"Selamat untuk apa?" dahi Asma berkerut.

"Kamu sudah dapat penggantiku."

Deg! Haduh Khairul tahu! Asma mulai salah tingkah. Kalau ia mengelak kasihan Aditya. Kalau ia bilang ya pasti Khairul kecewa. Lho kok kamu masih mikirin Khairul?

AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang