Asma benar-benar lesu di shift malam ini. Tak ada Aditya. Tak ada badut kesayangannya. Sepi. Tak ada obat kala mengantuk. Dia menguap saja sepanjang malam karena bosan. Nadia menepuknya terus supaya jangan tertidur.
"Jangan tidur, Ma. Nanti tanganmu bisa celaka. Ingat. Safety first."
"Hoaaam! Aku ngantuk banget. Ajak aku ngomong terus deh."
"Sini ngobrol sama aku," kata Khairul yang tiba-tiba datang. Cowok itu berdiri di depan Asma.
"Jangan mulai deh," sahut Asma ketus.
"Asma jangan ketus gitu donk. Aku tahu kamu masih sakit hati karena aku. Tapi apa iya sama sekali gak ada maaf buat aku?"
Asma memandang Khairul penuh kebencian. "Gak ada."
Khairul membantu pekerjaan Asma. Ia sengaja begitu untuk mendekati Asma. Nadia cuma geleng-geleng kepala melihat kelakuan sepasang mantan kekasih itu.
"Kamu keliling aja sana. Masih banyak yang perlu bantuanmu."
"Mas Budi suruh aku ke sini."
Asma diam tak menyahut.
"Aditya sudah beri kabar?"
"Belum."
"Tunggu aja. Nanti juga dia beri kamu kabar."
Khairul melihat sebuah cincin yang melingkar di jari manis kiri Asma. Ia baru melihat cincin itu.
"Weh. Apa tuh yang berkilau di tanganmu?" godanya.
"Cincin dari Aditya," kata Asma begitu bangga sambil menatap Khairul. Sungguh Khairul tidak suka dengan cara Asma menatapnya. Begitu mengejek. Tapi ia tetap bersabar demi menjaganya sesuai pesan Aditya.
"Bagus ya. Cincin Tunangan?"
"Ya." Asma berbohong supaya Khairul tidak mengganggunya.
Di situ Khairul langsung salah tingkah. Ia sadar semakin sulit untuk mendekati Asma.
"Andai aja dulu aku cepat ambil keputusan untuk bersama kamu. Pasti sekarang aku udah bahagia."
Asma menoleh ke arah Khairul. Dia pikir Khairul sedang teler karena pengaruh obat. Ia ingat Aditya pernah cerita masalah Khairul pakai narkoba.
"Mas Khairul sama Yuni sekarang gimana? Udah putus belum?" tanya Asma. Kayaknya itu bukan pertanyaan yang bagus deh.
"Udah putus. Putus sepihak. Balas dendam aku sama dia. Kan kamu tahu dulu dia juga begitu ke aku."
"Wah aku seneng banget tuh dengernya," sahut Asma begitu riang, "Kamu gak cocok sama Yuni. Kamu cocoknya sa-."
"Sama kamu." Khairul memotong ucapan Asma seenaknya.
Pukul sepuluh. Bel istirahat berbunyi. Asma segera mematikan mesin dan keluar tanpa mengajak Khairul. Ia benar-benar cuek pada pria itu. Tapi disitulah Khairul merasa ada tantangan untuk menaklukan Asma. Entah kapan, ia berjanji, Asma akan menjadi miliknya kembali.
*****
Pukul lima pagi, saat istirahat terakhir di kantin, Asma mendapatkan voice mail dari Aditya. Ia segera mendengarkan pesan itu
"...Halo sayang... Sekarang pukul enam disini. Aku udah mulai kuliah nih. Pukul delapan sudah harus di kampus. Sengaja berangkat awal soalnya hostelku lumayan jauh dari kampus. Doain Adit ya semoga sukses... Bye sayang, jaga diri baik-baik..."
"Yes!" teriak Asma.
Semua orang di kantin menoleh padanya. Zakiyah segera menyikut Asma.
"Apaan sih loe? Malu-maluin," kata Zakiyah sambil menahan kantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Romance#15 General Fiction : 17 September 2016 LENGKAP Hidup Asma berubah di kota ini. Dia bertemu Khairul, mantan pacar yang bikin dia susah move on. Yuni, pacar Khairul yang begitu posesif dan menyebalkan. Dia juga bertemu Aditya, teknisi muda yang terny...