Hari ini pekerjaan Aditya sangat santai. Tak ada mesin rusak, ia bebas berjalan kesana kesini. Ia pun mulai bertanya pada para operator perihal kamar kost kosong. Keputusannya untuk pindah dari rumah dan kost sudah bulat, ini demi kebaikan dan menghindari keributan dengan Bagas.
"Loe mau kamar kosong, Dit?" tanya Yuni yang tak sengaja menguping pembicaraan Aditya dengan operator lain.
"Ada?" Aditya menatap Yuni.
"Rumah sih. Di tempat cowok gue."
Najis. - Aditya
Aditya tersenyum tipis. Masa sih dia mau satu kandang dengan Khairul?"Senyum doank. Bebas disitu. Loe mau ngapain aja boleh."
"Sorry, Yun. Gue gak sebejat itu. Gue cari kamar buat tidur. Bukan kamar buat nidurin cewek," Aditya segera berlalu. Ia mendekati Zakiyah yang sedang menyusun barang, "Ki! Di kost loe ada kamar kosong?" Aditya membantu Zakiyah.
"Belum tahu." jawabnya, "Denger-denger sih ada satu penghuni mau keluar. Tapi gak tau jadi atau nggak. Mas mau?"
"Boleh deh. Tapi gue lihat dulu kondisinya," kata Aditya. Ia berbisik, "Ki, mau denger cerita gak?"
"Apaan?"
Aditya merapat sedikit k earah Zakiyah, "Kemarin gue ketemu Khairul."
"What?!" Zakiyah membekap mulutnya, ia menatap Aditya dengan mata besar, "Serius, Mas?"
"Ya. Mana dia teler juga." Aditya berkacak pinggang.
"Tapi Mas gak apa-apa kan?"
"Santai. Gue ok aja. Kemarin dia cuma pengen tau hubungan gue sama Asma."
"Terus?"
"Ya gue jawab seadanya. Lagian tu orang juga otaknya lagi korslet. Berdebat kelamaan juga gak berguna."
"Aku baru paham hidupnya si Khairul kacau juga."
"Gue takut kehilangan Asma."
Zakiyah menoleh, ia tersenyum lebar, "Mas suka ya?"
"Itu sih cuma naluri gue." Aditya tersipu malu.
"Naluri apa?"
"Naluri lelaki. Ya gimana lagi, gue gak tega liat Asma sedih terus. Matanya kosong lho. Loe kan tahu kalau gue baik hati sampai gak tega lihat perempuan menangis. Kalau lihat cewek menangis," Aditya mengeluarkan kanebo miliknya, "Rasanya pengen ngelap air matanya. Terus kasih puk-puk sambil bilang yang sabar, ya."
"Tapi Mas inget ya," Zakiyah menatap tajam kearah Aditya, "Kalau Mas jahat sama Asma, jangan harap bisa bahagia!"
Jantung Aditya berdegup kencang. Sebuah ancaman dari Zakiyah membuatnya gentar. Ia paham bagaimana Zakiyah menjaga Asma. Mungkin juga Zakiyah trauma melihat sahabatnya melukai diri sendiri karena cinta.
"Gue janji, gue akan jaga dia semampu gue. Walaupun gue bukan cowoknya." Aditya meletakkan tangan kanan di dada kirinya, tepat di jantungnya.
"Dan gue akan awasin loe."
Mereka berkaitan kelingking dan tersenyum senang.
*****
Sebelum tidur Aditya iseng melakukan aktivitas barunya, stalking Facebook Asma. Ia mencari gambar terbaru Asma, memandanginya dan mulai berkhayal.
Asma ternyata cantik. - Aditya
Asma, gadis berambut hitam lurus sebahu, bermata cokelat, wajahnya enak dipandang, pipinya tembem, tinggi badannya Aditya tidak tahu. Yang ia tahu kalau Asma berdiri, tingginya sejajar dada Aditya. Menurutnya Asma begitu menarik dan menggemaskan kalau tersenyum.
PING!
Ponsel Aditya berbunyi ada BBM masuk dari Asma. Aditya melonjak kegirangan. Ternyata usaha Zakiyah berhasil, sebelumnya Zakiyah memberikan pin BBM Asma pada Aditya dan juga sebaliknya.
Asma: Mas Adit,
Aditya: Ya...
Asma: Ganggu?
Aditya: Ngga... Kenapaa?
Asma: Bbrp hari yg lalu Khairul datang kesini. Asma bingung.
Aditya: Bingung kenapa?
Asma: Kenapa Khairul ndak bahagia kalau dia udah pilih Yuni?
Aditya berpikir sejenak.
Aditya: Maaf Asma. Mas belum tau. Kan mas gak kenal sm dia.
Asma: Mas, Asma kangen sama dia. Asma kepikiran dia sejak dia datang ke kost malam itu.
Kepala Aditya mendadak pusing setelah membaca pesan tersebut. Dia merasa cemburu.
Aku harus balas apa, Ya Allah?! - Aditya
Akhirnya dia mengetik secepat kilat.Aditya: Asma, kamu lebih baik lupakan dia. Gak baik buat hati dan pikiran kamu. Kamu ingat kan dia udah mempermainkan perasaan kamu dengan balikan dengan Yuni dan ngegantungin kamu selama enam bulan?
Send.
Aditya mendadak marah. Dia uring-uringan sendiri. Dadanya bergemuruh. Ingin sekali dia mengamuk malam itu. Kalau gak ingat punya tetangga mungkin dia sudah pecahkan kaca jendela dan lari keliling komplek sambil teriak-teriak. Ia cuma berakhir dengan membenamkan wajah ke bantal. Agak lama dia menunggu jawaban dari Asma.
Apa Asma marah ya? - Aditya
PING!
Asma: Mas Adit, maaf ya. Asma sadar kok. Asma yang salah. Asma harusnya sadar kalau berharap itu gak baik. Selamat malam, Mas...
Aditya memutuskan untuk tidak membalas pesan dari Asma, ia yakin Asma marah padanya. Ia lupa pada peraturan untuk jangan ikut campur urusan orang lain. Dia sudah terlalu pusing sekarang, ia turun dari tempat tidur.
"Panadol, panadol, aku butuh panadol..." senandung Aditya menggema dari dalam kamar sampai ke dapur.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Romance#15 General Fiction : 17 September 2016 LENGKAP Hidup Asma berubah di kota ini. Dia bertemu Khairul, mantan pacar yang bikin dia susah move on. Yuni, pacar Khairul yang begitu posesif dan menyebalkan. Dia juga bertemu Aditya, teknisi muda yang terny...