42. Hari Putih Bahagia

2.3K 150 31
                                    

Aditya menyetir dengan senang hati menuju Tegal. Dua hari lagi pernikahannya. Ia senang sekali karena dapat cuti satu minggu dari kantor. Ia sudah membayangkan berbagai prosesi yang akan dia jalani bersama Asma.

Di rest area ia mendapat video call dari Raka. Raka terlihat seperti berada di smoking area.

"Cuti ni yee... Lupa loe gak sungkem dulu sama gue dan Mas Agung. "

"Iya nanti sungkemnya sama Mbah Kakung Raka dan Mbah Kakung Agung."

"Asem loe, Dit!" desis Agung yang wajahnya tiba-tiba muncul dilayar.

Kemudian kamera menjauh. Ternyata di sana ada Khairul juga. Mereka memegang tiga kertas HVS bertuliskan Happy-Wed-ding.

"Aiiih... To twiit... " ucapnya sok imut,l. "Kalian emang BFF akika."

"Kok ngondek ya?" Atanya Khairul menoleh pada Raka.

"Iya nih. Sedengnya gak ilang. Kasian banget si Asma punya suami agak-agak." Raka membentuk garis miring di dahi dengan jari telunjuk.

"Eh yeiy tuh jangan bilang begitu. Akika begindang juga karena akika tuh nervous bin gugup."

"Gue gak yakin ada burung dibalik celananya... " celetuk Mas Agung. Kemudian diikuti tawa Raka dan Khairul.  "Burungnya kabur but!"

"Eh Dit, yeiy-eh kok gue ngondek- hahahaha.... Loe tau gak, si Khairul tadi bengong ngeliat si Sophia," cerita Raka.

"Ciyus loe? Ih to twiit... Khai-khai nanti pacarnya sama Chopi-chopi..."

"Biasa aja keles..." Khairul menimpali.

"Alhamdulillah yeiy normal, ya" balas Aditya. "Ok deh cyinn. Udah dulu ya. Akika mau balik nyetir. Takut kemalaman sampai Tegal. "

"Yuk cyiin. You dadah bye bye..." sahut ketiga temannya sambil melambaikan tangan a la Miss Universe.

Aditya memberi kiss bye ke layar terus mematikan telepon.

"Anjir dah. Temen gue ngondek semua."

Kayak lu sendiri kagak, Dit.

*****

Dan ini hari yang ditunggu Asma-Aditya. Hari keduanya bersanding di pelaminan. Mereka menggelar acara di sebuah ballroom hotel di kota kelahiran Asma, Tegal.

Pagi itu di ruangan yang terpisah dari Asma, Aditya dirias. Ia memakai pakaian serba putih. Dia merasa sangat tegang akan hari ini. Selesai dirias, Bagas menghampiri kakaknya.

"Deg-degan ya, Mas?"

"Iya. Dingin tanganku."

"Wajar mas. Nikmati aja. Loe deg-degan karena ini pertama kali dan loe menikah dengan cara yang wajar. Gak kayak gue. Gue deg-degan dulu karena takut para tamu nebak usia kandungan bini gue."

Aditya memandang Bagas. Bagas memeluk kakaknya.

"Selamat ya Mas."

"Iya. Makasih."

"Lakukan dengan baik. Seperti biasa loe lakukan hal lain."

Mereka berdua melepas pelukan saat Bapak Aditya datang menjemput putranya.

"Ayo, Dit... Udah mau mulai nih ijab kabulnya."

"Iya, Pak..."

Aditya segera berjalan mengikuti bapaknya. Ia ditemani oleh Bagas. Sampai di tempat ijab kabul, jantungnya berdetak begitu cepat, apalagi dia dengar suara lagu "Marry Your Daughter" memenuhi ruangan. Di sana sudah ada penghulu, bapaknya Asma, saksi dari pihak Asma dan pihak Aditya. Para tamu pun sudah memenuhi kursi.

AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang