Kecupan dari Aditya benar-benar tak bisa membuat Asma tenang. Rasanya aneh. Aditya yang humoris bisa berubah seromantis itu? Memangnya ini cerita drama Korea?! Tapi memang itu yang terjadi!
Kecupan itu menghantuinya sepanjang hari.
"Asma mesinmu rusak lagi, ya?" tanya Mas Budi saat melihat wajah Asma yang menunjukkan ekspresi aneh.
"Nggak, Mas."
"Eh, ya. Selamat. Kamu berhasil menaklukkan si Aditya," Mas budi tersenyum, "Tujuh tahun dia di sini gak ada yang mau."
"Masa sih? Kan dia ganteng." Asma heran.
"Hahaha! Bukan. Dia tipe pemilih. Susah mengerti jalan pikirannya."
Mas Budi membantu Asma mengemas barang. Ia terkadang mengecek barang yang keluar. Memastikan bahwa mesin itu berjalan sesuai yang ia harapkan. Tiba-tiba Mas Budi melihat operator lain memberi kode kalau mesinnya rusak.
"Asma, aku duluan, ya. Jangan bengong bae."
"Iya, Mas."
Pria berbadan tegap itu pun mulai melangkah menjauh dari Asma. Asma melanjutkan pekerjaannya. Ia menoleh ke satu sisi ruangan itu. Dan ia melihat Aditya asyik mengobrol dengan operator lain. Entah kenapa dia merasa cemburu.
"Dasar laki-laki. Kalau gak genit apa kurang tantangan hidupnya?!" Gumamnya.
"Ciee! Cemburu ya liat mereka?" Nadia menepuk pundak Asma.
"Ah nggak kok."
"Jangan bohong lah. Aku tau kok. Tenang aja, Aditya emang supel. Tapi soal hati dia setia kok."
"Kok tahu?" tanya Asma. Dia curiga kalau Aditya dan Nadia pernah ada hubungan.
"Dulu kan Adit dekat sama Yuni. Sebatas sahabat. Tapi Yuni aja yang baper. Sempat dia mau putus sama cowoknya gara-gara hal itu."
Asma baru tahu hal ini, "Cowoknya yang sekarang?!"
"Bukan."
Oh jadi dulu tuh Yuni pacaran sama Khairul, dan selingkuh dengan cowok X, lalu mau juga sama si Adit. Buset! - Asma
"Asma loe kenapa?" tanya Nadia.
"Gak apa-apa. Eh itu cowok siapa yang mantannya si Yuni."
"Dewa." jawab Nadia, "Pemilik cafe di Jalan Pemuda. Cafe Kaffie."
"Oh gitu. Jadi si Adit ogah sama Yuni karena itu, ya?"
"Ya iyalah. Mana ada yang mau jadi perusak hubungan orang?" kata Nadia, "Menurut gue sih, loe gak salah dekat dengan si Khairul. Loe cuma jadi korban orang yang main hati. Yuni main hati sama Khairul dan Dewa, lalu ke Aditya. Terus Khairul juga begitu ke loe. Sekarang malah Yuni dan Khairul saling menyalahkan. Ditambah lagi mereka nyalahin loe."
Nadia kemudian menghadap kearah Asma. Ia tersenyum penuh simpati.
"Gak semua orang di sni dukung apa yang Yuni lakukan ke loe. Mereka cuma cari hiburan, ikut ngegosip sana sini. Dan gue gak suka cara mereka."
Asma tersenyum kecil. Ia sebenarnya sudah pasrah dengan yang terjadi. Ia mencoba melupakan semuanya.
"Di departemen sini, Aditya minta gue dan Mas Budi buat jagain loe," terangnya, "Jadi jangan takut. Kan si Adit sibuk di QC Departement sama Zakiyah. Mereka yang jaga kalau mulut Yuni bikin ulah."
Entah mengapa Asma menangkap tatapan ramah dari mata Nadia. Tatapan yang tulus layaknya Zakiyah bicara padanya. Harapannya cuma satu, semoga benar, Nadia akan jadi penjaganya, sahabatnya.
*****
Sayup-sayup terdengar lagu "Can't Remember To Forget You" diantara suara adzan Subuh. Mengganggu mimpi Asma yang indah di antara bunga-bunga.
Kurang ajar banget lagi adzan kok musiknya keras banget. - Asma
Asma menutup telinganya dengan bantal. Ia baru ingat itu suara nada SMSnya. Ia meraba kasurnya untuk mendapatkan ponselnya.
Nanti sore aku pindah ke kostmu.
Minta tolong Mang Damin bersihkan kamarnya.
Gue pindah mendadak.
Dilarang bertanya!-Aditya-
"Hah?! Ngapain sih pindah kesini segala?" Asma membenamkan wajah ke bantal karena kesal. Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Ia yang penampilannya acak-acakan segera membuka pintu. Mang Damin berdiri disana.
"Maaf, Neng. Katanya Mas Aditya mau nempatin kamar kosong di atas, ya? Tadi dia telepon saya, saya disuruh bersih-bersih. Ini saya mau kerjain. Tapi nanti Mbak aja ya yang telepon Mas Adit kalau kamar sudah siap. Saya lagi gak punya pulsa." pria paruh baya itu nyengir.
"Oh, iya deh. Iya." jawab Asma.
"Ya udah, Mbak. Saya pamit dulu. Maaf udah ganggu. Permisi." Mang Damin pun melangkah mundur dan menjauh dari pintu kamar Asma. Asma menutup pintunya. Ia duduk bersandar pada tembok dan memegangi kepalanya yang mendadak pusing. Ia heran kenapa sekarang ia jadi ribet dengan urusan Aditya
Kenapa sih Adit selalu bikin pusing gue? - Asma
*****
Pukul tiga sore sebuah mobil pick up hitam datang membawa kasur singel bed, lemari plastik, meja kecil, dispenser dan barang lainnya. Tak lama Aditya datang di belakang. Mang Damin menyambut supirnya serta Aditya. Asma mengintip saja dari balik tirai. Ia melihat wajah Aditya yang tegang. Ia pasti sedang emosi. Selama satu jam mereka menata kamar. Aditya memberi upah pada supir pick up dan Mang Damin setelah semua selesai. Cowok itu segera keluar kost sambil membawa ranselnya. Tak biasanya dia tidak mampir ke kamar Asma. Agak aneh. Entah kenapa sekarang Asma jadi tak suka jika Aditya cuek padanya.
Dih, kok aku mikirin dia gak kesini? Emang gue pacarnya? Aduh jangan-jangan ini yang disebut gejala jatuh cinta? - Asma
*****
Terima kasih sudah baca. Vote dan komentarnya ditunggu lho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Romance#15 General Fiction : 17 September 2016 LENGKAP Hidup Asma berubah di kota ini. Dia bertemu Khairul, mantan pacar yang bikin dia susah move on. Yuni, pacar Khairul yang begitu posesif dan menyebalkan. Dia juga bertemu Aditya, teknisi muda yang terny...