Makan siang kali ini Asma dan Aditya cuma berdua. Zakiyah sedang sakit sehingga dia cuti hari ini. Mas Agung dan Raka pun sibuk dengan urusan masing-masing. Asma melihat beberapa karyawan baru yang memakai jilbab. Menurut Asma dengan memakai jilbab, penampilan saat bekerja menjadi lebih rapi dan tak perlu repot merapikan rambut lagi.
"Bagus gak sih kalau aku pakai jilbab?" tapi sebelum menyuapi dirinya dengan nasi dan ayam.
"Bagus."
"Warna pastel atau matte bagusnya?"
"Semua bagus."
"Eh warna lipstik yang kubeli waktu sama kamu bagus gak?"
"Bagus."
"Tasnya Nona Chen bagus ya?" kata Asma sambil menatap tas hitam milik seorang perempuan Tionghoa yang merupakan salah satu atasannya.
"Bagus."
"Tadi Khairul ada ngomong sama aku."
"Ba,-" Aditya menghentikan ucapannya dan kini menatap Asma, dia mendadak serius, "Dia ngomong apa?"
"Tuh kan tadi Mas pasti gak perhatian waktu aku ngomong. Giliran tentang Khairul aja ditanggepin serius," keluh Asma dengan nada kesal manja.
"Emang tadi kamu ngomong apa, Say?"
Asma garuk-garuk kepala, dia memandang Aditya sambil menopang dagu. "Gak ada. Kamu itu terlalu khawatir lho. Tenang. Kita ini orangnya santai. Aku santai kok ngadepin hubungan kita."
"Usiaku udah dua puluh delapan. Mau santai yang gimana lagi?" tegas Aditya. "Aku serius mau nikah. Makanya aku khawatir tentang kamu. Aku khawatir kalau Khairul dekat-dekat kamu lagi. Kamu ngerti hal itu, kan?"
Asma merasa salah bicara. Ia diam saja.
"Kalau aku gak serius, aku gak bakalan kepikiran begini. Asal kamu tahu, cewek kayak kamu tuh banyak. Tapi aku milih kamu. Yuni jauh lebih cantik, kalau aku sama brengseknya kayak Khairul, aku udah jadiin kamu selingkuhan juga."
"Ngomongnya gitu amat," kata Asma.
"Emosi aku tuh." Aditya meneguk es tehnya.
"Maaf deh."
"Ya," jawab Aditya sekenanya, "Habiskan makananmu."
"Mas Adit jangan ngambek donk."
"Aku gak ngambek. Cuma emosiku lagi gak stabil aja." Tatapan Aditya kini menjadi melembut.
"Love you," bisik Asma pada Aditya. Kalau Asma sudah sok romantis begini, Aditya mana bisa menolak.
Aditya tersenyum. Rasa hangat merasuk dalam jiwanya. Seumur hidup ia tak pernah merasa jatuh cinta sedalam ini pada seseorang. Mungkin kalau Asma selingkuh, dia bisa melompat dari tebing saking frustrasinya.
"Kapan kita ke rumah orang tuamu?" tanya Aditya.
"Dua minggu lagi aku ambil cuti. Minggu ini lagi padat banget. Banyak order."
"Ok deh. Harus ke rumahmu pokoknya. Titipin kamu ke ortu kamu supaya kamu gak balikan lagi sama Khairul."
"Kamu posesif ya ternyata," celetuk Asma.
"Untuk beberapa hal, iya," jawab Aditya. "Ah gak tau lah. Puyeng..."
Cowok itu bangkit dari duduknya. Asma yang masih makan jadi ikut pusing melihat tingkah cowoknya yang mirip perempuan lagi kena PMS. Ngambek terus.
*****
Semakin hari Khairul semakin mencoba mengakrabkan diri dengan Asma. Aditya yang mengetahui gerak-gerik pria itu jadi kalang kabut sendiri. Pikirannya kacau. Gimana nanti kalau Asma ditinggal? Selingkuh gak ya? Dan banyak pertanyaan berputar dalam kepala Aditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Romance#15 General Fiction : 17 September 2016 LENGKAP Hidup Asma berubah di kota ini. Dia bertemu Khairul, mantan pacar yang bikin dia susah move on. Yuni, pacar Khairul yang begitu posesif dan menyebalkan. Dia juga bertemu Aditya, teknisi muda yang terny...