25. Kejutan dari HRD

1.8K 136 7
                                    

Teknisi Packing Departement dan QC Departement dikumpulkan. Pengurus HRD telah memilih dua calon teknisi baru. Mas Budi, Aditya dan Raka nampak tegang saat itu. Terutama Raka, yang merasa belum pandai memperbaiki mesin. Tak terbayang jika dirinyalah yang harus mengajari teknisi baru. Susah!

"Jadi kami sudah memilih dua teknisi baru untuk departemen kalian. Tolong untuk Pak Budi, Mas Adit dan Mas Raka untuk mengajari mereka," kata Maurice, perwakilan HRD, "Kerjanya harus sesuai SOP yang ada lho. Jangan asal. Paham?"

"Paham." Ketiga pria itu menjawab serempak.

Pintu ruangan diketuk, kemudian masuklah seorang OB kantor. Ia langsung menghadap Pak Maurice.

"Teknisinya sudah datang Pak." katanya.

"Suruh masuk."

OB itu keluar lagi, dan tak lama ia datang bersama dua orang teknisi baru. Mata Aditya terbelalak seperti mau melompat keluar. Khairul, dia salah satu teknisi baru tersebut. Lemas sekali lutut Aditya saat itu. Pikirannya langsung kacau. Raka yang menyadari perubahan pada Aditya pun menyikutnya.

"Kalau masuk QC, kita bully bareng. Ok sob?" Senyum Raka seperti senyum remaja tanggung penuh intrik.

"Kalau masuk Packing?" tanya Aditya dengan suara lemas. Raka langsung diam seribu bahasa.

"Ok. Kenalkan diri kalian," suruh Maurice sambil menunjuk keduanya dengan pulpen.

"Nama saya Nanda Prasetyo, umur saya 25 tahun. Saya lulus dari Fakultas Teknik UI."

"Saya Khairul Azmi. Umur saya 28 tahun, saya lulusan dari Fakultas Teknik UGM."

"Nanti Nanda Prasetyo, kamu ikut Aditya dan Raka ke Departemen AC.  Khairul, kamu ikut Budi ya. Ke Departemen Packing. Ajari mereka baik-baik, dan sekian untuk hari ini." Maurice segera meninggalkan ruangan.

Aditya meletakkan kepalanya di atas meja. Para teknisi itu langsung cekikikan. Khairul begitu sumringah melihat kondisi Aditya, dia yakin kehadirannya sudah menjadi ancaman baginya.

"Kok mendadak lieur, ya? Pusing kepala barbie," keluh Aditya dengan nada memelas.

"Gue duluan, Dit," kata Budi, "Ayo, Khairul."

Mas Budi dan Khairul pergi meninggalkan ruang rapat. Tinggal Adit, Raka, dan Nanda saja di sana.

"Ya Allah. Kemarin ceweknya udah rampung, eh datang lagi cowoknya. Kenapa sih banyak banget cobaan untuk hambamu yang kawaii ini?" gumam Aditya sambil menatap wajahnya di layar ponsel. Mengagumi betapa kawaii dirinya. Raka geleng-geleng kepala melihat sikap Aditya.

"Ok Nanda, tugas pertama kita, menyeret makhluk lemah syahwat dan iman ini menuju QC Departement. Ayo!" ujar Raka.

Mereka berdua benar-benar memapah Aditya yang mendadak tak berdaya menuju QC Departement. Berat juga ternyata.

*****

"Rul, kenalin ini Asma. Dan ini Nadia," kata Mas Budi sambil menunjuk kedua gadis itu bergantian.

Nadia bersalaman dengan Khairul tanpa canggung. Asma yang sudah membuka tangan, wajahnya langsung berubah pucat melihat sosok Khairul di depannya. Mas Budi dan Nadia sebetulnya memang tahu masalah dua orang ini. Tapi mereka pura-pura tidak tahu. Mungkin kalau ada Yuni lebih seru jadinya. Hahaha.

"Ayo, Rul, kita kenalan sama yang lain," ajak Mas Budi memecah kebuntuan ini. Khairul mengangguk pelan dan berjalan di belakang Mas Budi. Asma dan Nadia saling melempar tatapan kebingungan melihat kehadiran Khairul di pabrik ini, tiba-tiba Khairul menoleh ke Asma dan tersenyum.

"Itu cowoknya Yuni, kan?" tebak Nadia. Dia juga agak lupa dengan wajah Khairul.

"Ya."

"Haduh! Kok ceweknya udah out, malah datang cowoknya, ya?"

AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang