27. Waktu Semakin Dekat

1.7K 126 19
                                    

Satu bulan. Tinggal satu bulan lagi waktu Aditya dan Asma untuk bersama. Rasanya mereka masih ingin bersama lebih lama. Asma memandangi Aditya yang tengah merapikan barangnya di kost. Dia akan keluar dari kost hari ini.

"Udah siap semuanya ya?" tanya Asma.

"Ya. Aku cuma bawa yang perlu aja. Benda lain mah dijemput sama si Bagas. Kan sisa sewa bulan ini masih banyak," jawab Aditya sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper. Aditya memberikan jaket berlambang klub Chelsea pada Asma. Ia juga memberikan sebotol parfum yang sering dia pakai.

"Buat kamu," katanya. "Kalau kangen, disemprot parfum aja jaketnya. Pasti kangen kamu terobati."

"Kalau kangen sama bau keteknya?" canda Asma, ia tertawa kecil. Asma ingin menangis rasanya, dan saat melihat kekasihnya sedih, Aditya terdiam. Ia tahu Asma belum siap ditinggal olehnya. "Mas Adit."

"Iya."

"Nanti siapa yang jagain Asma di sini?"

Aditya menghentikan pekerjaannya. Ia memandang Asma.

"Ada."

Setelah itu mereka tak bicara lagi. Sebentar lagi. Asma cuma fokus membantu Aditya membereskan kamarnya.

*****

Aditya melihat Raka sibuk membetulkan mesin. Raka nampak kesulitan.

"Butuh bantuan?" Aditya melongok mesin itu dari belakang Raka.

"Nggak." Jawab Raka, "Aku harus bisa. Jangan sampe mengandalkan kamu terus. Aku juga gak mau kalah sama si Nanda."

"Bagus lah."

Raka terus mencoba. Sampai akhirnya mesin itu dia nyalakan kembali dan bisa beroperasi dengan baik. Aditya tersenyum, dia salut pada Raka. Nanda datang.

"Mas Adit, makasih ya udah ajarin aku banyak hal disini."

"Iya sama-sama."

"Makasih juga Mas Raka udah ngajarin juga."

Raka nyengir.

"Loe berdua yang akur kalau gue tinggal. Jangan ribut. Bahaya." Pesan Aditya.

"Dit, Asma gimana tuh?"

"Nangis. Gue lagi nyari orang yang bisa jaga dia selain Zakiyah." Ceritanya, "Kalau Zakiyah sih... Udah pasti dia jagain Asma."

"Ngomongin gue nih." Celetuk Zakiyah. "Aduh yang bentar lagi ke Jepang, udah siap semuanya, Kang?"

"Udah. Alhamdulillah." Jawab Aditya, "Tinggal Asma aja yang belum siap."

"Manjain dia selama satu bulan ini." Saran Zakiyah, "Kasih kesan paling menyenangkan."

"Gue takut kecewakan dia. Apa yang paling kau cinta, akan selalu menjadi yang paling menyakitkan. Gue gak mau Asma jadi sakit kalau sampai gue melanggar janji."

"Aku percaya kamu gak akan janji yang kamu buat,Mas." Sahut Zakiyah.

"Jadi pria tuh, harus bisa pegang janji. Harus bisa ngasih kepastian. Udah itu aja. Dan seterusnya, perempuan akan senang." jelas Raka.

"Thanks nasihatnya."

"Pasti sepi banget gak ada Mas Adit disini." Zakiyah mendadak sedih.

"Iya... Gak ada yang petakilan." Raka juga ikutan sedih, "Nanti kalau udah sukses jangan lupain kita ya."

"Pasti. Gue duluan ya..."

Aditya tak kuasa menahan kesedihan ketika melangkah menjauh dari temannya. Kini ia mempertanyakan keputusannya pergi ke Jepang. Apakah benar? Atau salah?

AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang