Sebagai mantan pacar pastinya Khairul tahu apa yang Asma suka. Dia juga pasti tahu cara membuat Asma luluh. Taktik lama itulah yang akan ia gunakan untuk menjerat Asma kembali.
Khairul mendatangi mesin Asma. Asma yang sedang sibuk bekerja cuma meliriknya sepintas. Tiba-tiba tercium bau hangus dari mesin Asma. Mungkin ada plastik menempel lagi di pemanasnya. Khairul langsung mematikan mesinnya.
"Kamu tuh kalau kerja yang fokus. Jangan mikirin si Aditya terus. Jadi begini kan?" Khairul membuka mesin Asma dan mulai memperhatikan kabel-kabel yang berwarna warni. "Ini tuh bahaya buat kamu. Kalau tiba-tiba mesinmu korslet gimana?"
Asma tak menjawab, dia cuma menunduk saja, malas rasanya menghadapi mantan.
"Kamu denger kan aku ngomong? Gak ada pembelaan nih? Atau emang sekarang gak bisa ngomong? Bisu gitu, ya?" Pertanyaan sengaja diluncurkan berkali-kali dari mulut Khairul.
"Aku salah. Maaf. Aku gak konsentrasi."
Khairul mulai membetulkan mesin Asma. Ia terlihat sebal sekali dengan tingkah Asma yang selalu bengong.
"Jangan bengong," tukas Khairul.
"Iya, bawel." Asma jadi sebal juga dengan Khairul yang mulai banyak omong.
"Kamu kenapa bengong terus? Aditya gak kasih kabar?"
"Bukannya gak ngasih. Tapi belum ngasih. Kan beda."
"Apa bedanya?"
Asma terdiam. Dia bingung juga bagaimana cara menjelaskannya.
"Nah lho. Kamu aja gak bisa jelasin apa bedanya. Nanti taunya dia di sana lagi sama cewek. Kamu di sini meratap kesepian."
Asma terkejut mendengar ucapan Khairul.
"Dulu aku juga kurang ajar kan sama kamu? Dulu aku gak kasih kabar dan ternyata... Ya kamu tahu lah."
Khairul masih asyik membetulkan mesin Asma. Ia sudah merasa Asma mulai emosi.
"LDR itu bisa buat orang berubah karena keadaan." Khairul menutup mesinnya, ia lap tangannya dengan tissue dan melemparkan tissue itu ke tong sampah. "Harusnya sejak aku atau siapapun mulai bohong sama kamu, seharusnya kamu gak usah terlalu percaya sama yang namanya manusia."
Asma menyalakan mesinnya sambil terus menatap Khairul. Wajahnya terlihat murung. Rasanya sakit juga dengar kekasih kita dibilang macam-macam.
"Kalau aku jadi kamu sih, aku akan hubungi dia terus. Nanyain bagaimana hubunganku."
"Seandainya dia gak kasih jawaban, apa bedanya dia dengan kamu waktu sama Yuni?" Asma melihat barangnya mulai berjalan di conveyor, mesinnya sudah beroperasi dengan baik. "Jangan menjelekkan Adit kalau kamu masih berdosa sama aku."
Giliran Khairul yang terdiam. Ucapan Asma benar-benar menohok perasaannya. Jangan menjelekkan Aditya kalau Khairul masih punya dosa pada Asma. Kalimat yang tepat menggambarkan kondisi sekarang.
Khairul berjanji takkan membantu Asma jika mesinnya bermasalah. Ia akan pura-pura tak tahu. Biar saja Asma kelabakan. Sayup-sayup dia dengar suara Asma menyanyi.
"Kau datang dan pergi oh begitu saja. Semua kuterima apa adanya..."
"Kalau nyindir gak usah pake lagu. Kayak Saipul Jamil aja," sindirnya sambil balik badan. Khairul segera pergi meninggalkan Asma. Kupingnya sudah benar-benar panas mendengar sindiran gadis itu.
*****
Pukul sepuluh malam, Asma masih menunggu angkutan kota yang ke arah kostnya. Ia sendirian di halte. Suasana agak mendung saat itu. Ia semakin khawatir karena tidak membawa payung. Belum lagi cuaca dingin yang membelai halus kulitnya. Lumayan bikin bulu roma berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Romance#15 General Fiction : 17 September 2016 LENGKAP Hidup Asma berubah di kota ini. Dia bertemu Khairul, mantan pacar yang bikin dia susah move on. Yuni, pacar Khairul yang begitu posesif dan menyebalkan. Dia juga bertemu Aditya, teknisi muda yang terny...