Katanya...

1.8K 111 8
                                    

Katanya...
Punya bayi itu menyenangkan
Katanya...
Senyuman bayi itu mampu meluluhkan hati sedingin gunung es
Katanya...
Tawa bayi bisa mengobati rasa lelah ketika bekerja
Katanya...
Tangis bayi itu akan meluluhkan amarah

"Raka bullsh*t..." gumam Aditya pada pukul 02.30am begitu ingat ucapan Raka tentang senangnya jadi orang tua. Ia belum beranjak dari tempat tidur begitu dengar anaknya menangis. Padahal Asma sudah minta tolong padanya sejak tadi.

"Mas Adit, tolong bikinin susu," pinta Asma yang sedang menggendong jagoan kecilnya. Ia berusaha menenangkan anaknya, "Cup Cup, sayang. Haus ya? Sebentar ya, ayah lagi bikin susu."

Aditya mendengus. Ia segera turun dari kasur dan membuat susu untuk anaknya di dapur. Sejak jadi ayah baru, Aditya masih belum terbiasa  bangun tengah malam untuk membuat susu. Lain dengan Asma yang langsung bangun kalau anaknya mulai menangis.

Di dapur sambil terkantuk-kantuk, Aditya mulai membuat susu. Kemudian dia berpikir seandainya saja ASI istrinya bisa banyak, mungkin dia gak perlu serepot ini.

"Mas...!!!" teriak Asma dari dalam kamar.

"Sebentar," sahut Aditya dengan nada malas. Tiba-tiba ia merasa ada yang aneh disekitarnya. Tapi ia berusaha tak mempedulikannya.

Ia segera berjalan masuk kedalam kamar dan disana ia letakan botol itu di tempat tidur bayi. Kemudian ia naik ke tempat tidur dan menutupi wajahnya dengan bantal.

"Mas Adit!"

"Iiih... Asma..." Aditya membuka bantalnya, Ia langsung manyun, "Apalagi sih?"

"Ini apa?" Asma menunjukan botol susu berisi cairan hitam yang dari aromanya dia yakin adalah kopi.

Aditya memicingkan matanya. Ia terlonjak kaget.

"Ya Allah!" pekiknya.

Asma menatap suaminya yang salah tingkah.

"Sejak kapan bayi minum kopi?!" Tatapan Asma sangat menyeramkan. Aditya jadi ngeri sendiri. Ia segera mengambil botol susu dari tangan Asma dan lari ke dapur.

"Pusing deh ngadepin ayah kamu..." Keluh Asma sambil memandang putranya yang mulai berhenti menangis, "Kamu nanti kalau udah gede, jangan konyol kayak dia ya."

*****

Badan lemah, muka lesu dan pucat, kantung mata menghitam mirip panda, dan mulut yang rajin menguap menjadi penampilan baru Aditya. Delapan bulan lalu Asma melahirkan bayi laki-laki lucu yang mereka beri nama Bayu Haikal Senja, dan hidup Aditya yang teratur dan penuh cinta dari Asma langsung berubah. Awalnya dia pikir dia akan bahagia. Tapi ternyata tidak.

Diompolin, kena gumoh (muntah), nangis semalam suntuk, diajak main jam dua pagi. Siapa yang suka diajak begitu?

Dan juga rasa sayang, waktu, dan perhatian Asma otomatis lebih banyak untuk anaknya. Kadang kalau waktu Asma sedang luang pun dia pakai untuk istirahat. Dan Aditya kena imbasnya, dicuekin. Bahkan untuk urusan ranjang pun Aditya jadi lebih banyak menahan. Begitulah kisah yang Aditya bagikan pada temannya di kantin pabrik

"Kasian..." sahut Khairul dengan wajah penuh kebahagiaan begitu Aditya selesai curhat.

"Kau memang bukan sahabatku yang baik, Rul," balas Aditya sebal.

"Rajin on*ni donk sekarang. Coba bayangin ada berapa banyak calon anakmu yang kamu buang di kamar mandi?" tanya Agung dengan tatapan mengejek, ia lihat Khairul dan Raka tertawa geli. "Dan pernah kamu bayangin mereka akan minta pertanggung jawabanmu di akhirat? Mereka akan panggil kamu "Ayah... Ayah...", dan kemudian Tuhan akan menghukummu, nak. Karena on*ni itu perbuatan dosa!"

AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang