Bad Day

11.1K 1.2K 73
                                    

Yoora amat frustasi sekarang. Bagaimana tidak. Ia harus kembali berhadapan dengan masa lalunya itu.
"Pe-pernah bertemu?" wajahnya berpaling kesegala arah, berusaha menghindari kontak mata langsung dengan Jungkook.

Kedua mata Jungkook memicing dan langkahnya semakin mendekat kearah Yoora yang kini kedua pipinya memerah bagaikan tomat yang siap panen. Aneh! Getran itu kembali menyapanya setelah dua tahun lamanya ia tak merasakannya sama sekali. Tidak..! Ia tidak boleh seperti ini.

"Cih! Aku sudah biasa mendengar modus-modus seperti ini tuan. Awalnya kau mengatakan kita pernah bertemu, lalu kau mengajakku berkenalan, bertukar nomor ponsel, mengirimi pesan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang begitu manis terakhir kau akan mengajakku untuk berkencan. Bukankah begitu?" senyuman itu tak terlepas dari wajah cantiknya itu.

Ini adalah pertama kalinya bagi Yoora bebicara begitu lantangnya didepan wajah Jungkook membuatnya tidak percaya dengan apa yang keluar dari mulutnya. Setidaknya, ia harus bersikap biasa saja agar tidak ada yang curiga.
"Mwo?" akhirnya Jungkook mengeluarkan suaranya dilengkapi dengan ekspresi terkejut yang tercetak jelas diwajahnya. (Apa?)

Yoora kembali merasakan desiran hebat ditubuhnya. Wajah pria yang tengah berdiri dihadapannya itu tidak berubah sedikitpun. Tampan! Itulah alasan bagi Yoora tak dapat menepis pesona sosok Jeon Jungkook dengan mudahnya. Sungguh, ia tak mau kembali merasakan seperti yang pernah dirasakannya dua tahun yang lalu.

"Sudahlah, aku sudah kebal dengan modus-modus pria seperti dirimu. Bukankah akan lebih mudah dengan langsung mengucapkan kata ingin berkenalan tanpa harus berbasa-basi terlebih dahulu?" kini keduanya menjadi tontonan banyak orang yang memenuhi tempat itu. Termasuk ketiga sahabatnya yang tengah menganga menatap kearahnya.

"Mwo? Kau pikir aku-"
"Sssttss! Sudahlah, kau tak perlu menjelaskan apa pun lagi padaku." kini telunjuk Yoora berada tepat diatas bibir pria itu. Setelah sadar apa yang telah dilakukannya, ia kembali menarik jarinya dari benda kenyal berwarna merah muda itu.

"Baiklah kalau begitu, aku harus segera pergi karena ada banyak urusan yang harus aku selesaikan. Semoga kau nyaman berada disekolah ini. Dan kuharap kedepannya kita bisa menjadi teman yang baik." Yoora menampakkan senyuman lebarnya yang terlihat aneh itu.

Dengan cepat Yoora kembali berbalik untuk segera berlari dari tempat ini, kekamar mandi atau kemana pun agar ia dapat mengeluarkan seluruh isi hatinya. Hanya saja...
"Yoon Yoora..!"

DEG

suara Jungkook barusan kembali membuat langkah gadis mungil itu lagi-lagi terhenti. Jantungnya seakan lepas dari tempatnya. Wajah Yoora memucat. Jungkook masih mengingatnya? Akhirnya ia dapat kembali mendengar namanya yang diucapkan oleh pria itu.

Dengan cepat kepala Yoora monoleh kearah Jungkook yang tengah melipat kedua tangannya didepan dada. Kedua mata Yoora memanas seketika
"Benar! Kau Yoon Yoora. Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya? Apa kau sudah melupakannya?" wajah dingin itu masih terpampang disana membuat Yoora tak sanggup jika harus melihat pria itu lama-lama.

"Ak-aku tidak ingat." balasnya dengan seadanya. Ia berharap akan ada guru yang mengutus seseorang untuk memanggilnya.
"Mana mungkin kau lupa. Bahkan kita dulu berada disekolah, kelas bahkan kita berbagi meja bersama." beberapa orang tampak begitu terkejut dengan ucapan yang baru saja terlontar dari bibir pria bernama Jungkook itu.

Kini Jungkook memajukan langkahnya sehingga ia berada tepat didepan wajah Yoora saat ini. Ia bahkan harus menunduk agar dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas.
"Kau sudah ingat nona?" tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir gadis mungil itu. Ia hanya menengadah untuk melihat pria yang sedang berbicara padanya.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang