Memories

5.4K 605 34
                                    

Seperti biasanya, hari ini Yoora kembali disibukkan dengan beberapa tumpukan buku yang dibawanya. Bagaimana bisa tangan mungilnya mengangkat begitu banyaknya buku. Tadi sesaat setelah ia sampai di sekolah ia mendengar seluruh siswi yang ada di sekolahnya sibuk mengkhawatirkan keadaan Jungkook.

Bahkan beberapa dari mereka berniat untuk mencari rumah sakit mana Jungkook dirawat saat ini. Dan hal itu membuat Yoora jengah, bahkan kedua telinganya terasa panas. Sampai sekarangpun mereka masih membahas tentang hal itu.

Suara lengkingan mulai terdengar ditelinga Yoora saat ia melewati mading sekolah. Ada apa? Apa Lee Min Ho mendatangi sekolahnya? Atau Lee Jongsuk mengadakan fanmeeting di sekolahnya? Yoora sedikit berjinjit agar dapat melihat siapa yang datang hingga semua gadis yang ada di sini memekik kegirangan.

Tak lama mulut Yoora menganga dengan lebarnya saat melihat sosok itu. Itu Jungkook berjalan sedikit pincang dengan wajah yang masih meninggalkan bekas luka. "Pantas saja mereka berteriak." Yoora berlalu begitu saja. Sebenarnya tujuannya sekarang adalah kembali ke kelasnya dan mempelajari buku-buku ini.

Tunggu! Jungkook kembali ke sekolah? Tapi kakinya belum pulih benar, dan juga luka bgian perutnya. Ya Tuhan! Yoora merasakan ponselnya bergetar di dalam jaketnya. Tapi bagaimana caranya agar ia dapat mengambil benda itu?

"Oi nona Yoon." Yoora mengangkat kepalanya dan sedikit terkejut saat melihat Jungkook menuju kearahnya dengan tertatih. Kalau boleh jujur, Jungkook terlihat seperti bayi kecil yang sedang belajar berjalan untuk pertama kalinya.

"Hah, menyusahkan." keluhnya setelah ia sampai tepat dihadapan Yoora. "Kenapa kau datang he?" protes Yoora. Tak ada jawaban dari pria itu. Dan tanpa berpikir panjang, Jungkook meletakkan tangan kanannya di pundak Yoora.

"Yah! Kau mau kita berdua terjatuh?" Jungkook seolah tuli. Sebenarnya Yoora risih mendapatkan tatapan tak suka yang ditunjukkan oleh para penggemar Jungkook yang ada disini. "Aku mau kembali ke kelas." ujar Yoora pelan berharap Jungkook mau memindahkan tangan berototnya itu.

"Aku pergi dulu." Yoora semakin mempercepat langkahnya setelah Jungkook melepaskannya. Ia sangat yakin kalau Jungkook tidak dapat mengejarnya untuk saat ini. "Aku bantu." Yoora tersentak saat sepasang tangan mengambil alih membawa tumpukan buku miliknya.

Itu tangan Mingyu. Jadilah Yoora dan Mingyu berjalan beriringan. Sementara di belakang sana Jungkook tengah mengepalkan tangannya dengan kuat. Wajahnya juga berubah. Ia benar-benar tak suka dengan pemandangan yang ada di depan sana.

****

Yoora terus saja melantunkan sumpah serapah yang ditujukannya untuk Jungkook. Tadi tepat setelah bel pertanda istirahat berbunyi ia mendapat pesan dari Jungkook.

'Datanglah ke atap, dan jangan lupa membawa makanan untukku.'

Jika saja racun sianida dijual secara bebas mungkin Yoora sudah membelinya sekarang dan meletakkannya didalam makanan yang dibelikannya untuk Jungkook. Ah iya, Yoora juga mendapat pesan dari Taehyung agar menjaga Jungkook. Mau tak mau Yoora harus melakukannya. Jungkook benar-benar diperlakukan seperti bayi.

Tepat saat Yoora menginjakkan kakinya ke lantai paling atas sekolahnya itu ia melihat sosok Jungkook yang memenggunginya. Tiba-tiba saja angin berhembus kencang hingga membuat beberapa helai rambut Jungkook ikut berterbangan. Ini, ini pernah terjadi dua tahun yang lalu. Saat dimana Jungkook juga menyuruhnya untuk datang ke atap sekolah mereka dulu. Dan Jungkook juga membelakanginya saat ia baru saja sampai.

Yoora mengerjap beberapa kali lalu memajukan langkahnya. "Kenapa tidak makan di kantin saja?" Yoora berusaha bersikap biasa saja walaupun sebenarnya ia ingin segera pergi dari tempat itu. Jungkook berbalik dan tersenyum kearah Yoora yang masih setia berdiri di tempatnya.
"Ah gomawo." Jungkook mengambil alih tiga bungkus roti yang dibawa oleh Yoora lalu mengacak rambut gadis itu dengan gemas. Ini berbanding balik dengan kejadian dua tahun yang lalu. Saat itu Jungkook melihat kearahnya dengan wajah datar, tak ada ekspresi sama sekali.

Tapi sekarang. Jungkook memberikan senyum terbaik yang dimilikinya pada Yoora membuat gadis itu mulai goyah. Hatinya pasti akan luluh saat melihat senyuman tulus yang ditunjukkan Jungkook padanya.

Yoora ikut mendudukkan dirinya disebelah Jungkook yang tengah sibuk menyantap rotinya dengan lahap. Hal seperti ini juga sering mereka lakukan dulu. Mengahabiskan waktu berdua menikmati hembusan angin di atap sekolah. Tak terasa mata Yoora berair dengan sendirinya.

"Jungkook-ssi." panggil Yoora lirih. Orang yang dipanggil pun langsung menoleh masih dengan senyuman yang sama seperti tadi. "Tolong jangan seperti ini." Jungkook menautkan kedua alisnya merasa tidak mengerti dengan apa yang baru saja keluar dari bibir mungil gadis itu.

Jungkook masih diam bermaksud menyuruh Yoora untuk melanjutkan kalimatnya. "Tolong jangan bersikap seperti ini padaku." Yoora menunduk tak berani memperlihatkan genangan air yang ada dikedua pelupuk matanya sekarang. Setelah sadar dengan apa yang baru saja diucapkannya, ia langsung menghapus jejak air matanya dengan cepat.

"Hah, aku harus pergi. Masih  banyak tugas yang harus aku kerjakan." Yoora langsung berdiri setelah ia meletakkan sebotol air mineral tepat disebelah Jungkook. Selepas kepergiannya Yoora, Jungkook menatap lurus kedepan. Entah apa yang dipikirkannya sekarang.

"Apa mungkin kita kembali seperti dulu?"

****

Bel pertanda pulang telah berbunyi dengan nyaringnya dan hal itu membuat semua murid berhamburan keluar kelas. Berbeda dengan Yoora, ia masih betah duduk dikursinya tak berniat sama sekali untuk membereskan buku-buku yang berserakan diatas mejanya.

"Yoora, kajja." ajak Hyejin yang baru saja datang menghampirinya. "Kalian duluan saja. Aku akan menyusul." Hyejin hanya mengangguk patuh, ia lalu mengajak Raemi dan Hyunji untuk menunggu Yoora di halte seperti biasanya. Setelah pertemuannya dengan Jungkook saat istirahat tadi ia menjadi lebih pendiam. Tidak, lebih tepatnya ia tengah bimbang.

Ia lalu memasukkan buku-buku pelajarannya kedalam tas dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Kelasnya sudah sepi, hanya meninggalkan dirinya seorang diri disini. Tungkainya melangkah dengan sangat pelan. Sementara itu tanpa sepengetahuan Yoora sudah ada Jungkook di belakangnya. Pria itu terus saja mengikuti Yoora seperti seorang penguntit.

Betapa terkejutnya Jungkook saat melihat Yoora melambai kearah seseorang. Tunggu! Dia.
"Cih, dia lagi." dan yang lebih mengejutkan lagi adalah ketika pria yang dia lupa siapa namanya itu mencubit pipi Yoora dengan gemas.

"Ada apa dengan wajahmu ini? Kau terlihat jelek. Nah, begini lebih baik." kini giliran Baekhyun yang menampakkan senyumannya setelah ia menarik kedua ujung bibir Yoora membentuk senyuman. Yoora memperhatikan keseluruhan penampilan pria bermarga Baek itu dengan seksama.

Ia terlihat sangat tampan dalam balutan seragam sekolahnya. "Wae?" Yoora hanya menggelengkan kepalanya. "Makan siang?" tawar Baekhyun seraya membukakan pintu mobilnya untuk Yoora dan mempersilahkan gadis itu untuk masuk.

Jungkook melongo tak percaya saat Yoora masuk dengan mudahnya kedalam mobil Baekhyun tanpa ada penolakan atau perlawanan sama sekali. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Nafasnya mulai tak beraturan, sepertinya Jungkook tengah dilanda emosi yang besar.

****

Cie Jk cemburu >.<
Wah, semakin dekat dengan last chap...

Oh iya, untuk para siders mau sampai kapan kalian bersembunyi? Pi juga mau kenalan sama kalian loh.

Xoxo
Pi

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang