Dilemma

5.3K 544 56
                                    

"Aku..."

Kedua bola mata Yoora bergerak dengan gelisah. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Baekhyun masih saja diam ditempatnya seraya menunggu jawaban dari gadis yang tengah duduk di depannya.

"Beri aku waktu untuk berpikir Baekhyun-ah." cecar Yoora membuat Baekhyun membuang nafasnya dengan cepat. Baekhyun hanya mengangguk pelan lalu melepaskan tangan Yoora dengan enggan. Suasana di dalam sana tiba-tiba saja menjadi canggung tidak seperti biasanya.

"Kita pulang sekarang." Yoora hanya mengangguk seraya mengerjap dengan pelan. Baekhyun sudah kembali menjalankan mobilnya. Kali ini ia benar-benar akan mengantar Yoora pulang ke rumahnya. Tak butuh waktu yang lama karena mobil Baekhyun kini sudah terparkir di depan rumah Yoora.

"Oppamu baru pulang." ujar Baekhyun melihat sebuah mobil sedan hitam yang berada tepat di depan mobilnya. Yoora menyipit agar dapat melihat mobil yang dimaksud Baekhyun tadi. Bukan. Itu bukan mobilnya Jeonghan.

Bahkan Jeonghan bilang kemungkinan besar ia akan berada di Paris selama satu minggu atau bahkan lebih. Jadi siapa yang ada di dalam sana? Baekhyun keluar dari dalam mobilnya lalu berputar untuk membuka pintu agar Yoora bisa keluar.

"Masuklah." ujar Baekhyun seraya mengacak puncak kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang membuat Yoora ikut tersenyum. "Aku akan masuk saat melihat mobilmu pergi." Baekhyun baru akan menolak permintaan Yoora.

Tapi apa boleh buat, ia hanya bisa menurut saat gadis itu mendorong tubuhnya agar segera masuk dan duduk dibalik setir kemudi. "Aku akan mengabarimu setibanya di rumah." Yoora mengangguk lalu menutup pintu mobil Baekhyun dengan perlahan.

Yoora tak lupa melambai saat mobil Baekhyun mulai menjauh dari pekarangan rumahnya. "Yoora." baru saja jari lentiknya akan membuka pintu pagar, tetapi seseorang menginterupsi gerakan tangannya.

Yoora langsung berbalik dan betapa terkejutnya ia saat menemukan Jungkook yang tengah berdiri di dekat pintu mobilnya. Pria itu masih mengenkaan seragam sama seperti Yoora.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Yoora. Jungkook maju semakin mendekat kearah Yoora, wajahnya menunjukkan bahwa ia kecewa. Kecewa? Yoora dapat menangkap ekspresi wajah pria itu dengan sangat jelas.

"Mau pergi ke taman?" tawar Jungkook membuat Yoora mengerjap beberapa kali. "Tapi ini sudah malam Jungkook." tolak Yoora dengan sangat halus. Tanpa diberitahu pun Jungkook sudah mengetahui bahwa sekarang sudah malam bahkan udaranya sudah semakin dingin membuat tubuh Yoora sedikit menggigil.

"Ayolah. Kumohon." melihat wajah memelas yang ditunjukkan Jungkook membuat Yoora tak kuasa untuk menolak ajakan pria itu. "Baiklah, tapi hanya sebentar." Jungkook langsung tersenyum senang seperti anak kecil berumur lima tahun yang baru saja dibelikan ice cream oleh ibunya.

"Kajja." Yoora tersentak saat Jungkook menggenggam jari-jari mungilnya. "A-apa yang kau lakukan?" tanya Yoora sedikit gugup. Jungkook menoleh sekilas lengkap dengan senyuman manisnya.

"Membuatmu percaya." setelah itu tak ada lagi kalimat yang terlontar dari bibir keduanya. Yang terdengar hanyalah langkah kaki mereka berdua. Mereka tak perlu menggunakan mobil karena memang rumah Yoora berada tak jauh dari taman yang dimaksud Jungkook.

Yoora sedikit tak ikhlas saat tiba-tiba saja Jungkook melepaskan genggamannya dan langsung berlari kearah ayunan. Ingatan Yoora kembali, ia dan juga Jungkook sangat suka datang ke taman ini saat akhir pekan.

Biasanya Jungkook akan bermain bersama anak-anak yang tengah bermain di taman ini terkadang ia juga suka membelikan anak-anak itu permen atau ice cream. "Kemarilah." Jungkook menepuk-nepuk ayunan kosong yang ada di sebelahnya.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang