Teddy Bear

7.1K 764 14
                                    

Suasana menjadi riuh seketika saat kepala sekolah baru saja menyelesaikan pidatonya yang membuat beberapa siswa merasa mengantuk dibarisan mereka. Kini semua mata memandang lurus kedepan kearah sepasang anak manusia yang tengah tersenyum dengan bangganya.

Kepala sekolah tengah memberikan piagam untuk kedua murid yang telah mengharumkan nama sekolah mereka di olimpiade beberapa hari yang lalu. Beliau juga tak lupa memberikan piala besar yang menjadi hadiah atas kemenangan mereka berdua.

"Selamat dan aku ucapkan terima kasih karena kalian telah berjuang semampu kalian." inilah hal yang paling disukai oleh Yoora, saat kepala sekolah mengumumkan bahwa sekolah mereka menang untuk kesekian kalinya.

"Untuk juara kita, lihat kemari." ujar sang fotografer seraya menyiapkan kamera yang ada ditangannya. Yoora dan Jungkook pun sontak menoleh secara bersamaan.

"Hana dul set."

GREB

Yoora sangat terkejut saat Jungkook tiba-tiba saja menarik tubuhnya agar mendekat. Sepertinya hasil fotonya tak akan sebagus yang diinginkan.

****

"Sunbae!!" Yoora tampak berlari kecil menuju ring basket yang didepannya sudah berdiri sosok Mingyu yang tengah bersiap-siap untuk memasukkan bola yang ada ditangannya itu.

Pria bermarga Kim itu sontak menoleh kearah suara yang berasal dari arah belakangnya. Senyuman itu tersungging begitu saja saat melihat Yoora tengah berlari kearahnya.

"Mana hadiah untukku?" gadis itu seperti anak umur lima tahun yang tengah meminta permen pada sang ayah saat ini.

"Hadiah?" Yoora langsung mengangguk dengan kuat seraya menampakkan senyuman termanis miliknya. Yang biasanya dapat membuat pria mana pun bertekuk lutut dihadapannya.

"Untuk apa?" Yoora menghentak-hentakkan kakinya berkali-kali. Bibirnya juga sengaja ia majukan berharap pria tinggi itu luluh.

"Kau lupa huh? Padahal baru tadi pagi kepala sekolah mengumumkan kemenanganku." jelasnya masih dengan wajah kesal.

"Ah..." wajah kesal Yoora langsung berubah menjadi sumeringah saat Mingyu menjentikkan jarinya.

"Aku tidak membawanya." jawab Mingyu dengan entengnya, bahkan kini pria itu tengah bersiap untuk kembali memasukkan benda berbentuk bundar itu kedalam keranjang.

"Sunbae!" tepat saat lengkingan itu memenuhi lapangan ini saat itu juga bola ditangan Mingyu telah melewati keranjang itu tanpa gagal sedikitpun.

"Sebagai gantinya aku akan mengajarimu bermain bola basket. Bagaimana?" tawar Mingyu seraya memutar-mutar  bola basket itu diujung jarinya.

"Apa dengan main basket tinggiku akan bertambah?" tanya Yoora dengan polosnya. Pertanyaannya barusan hanya dijawab Mingyu dengan belaian dipucuk kepala gadis itu.

"Kau harus rutin melakukannya." ia lantas memberikan bola tersebut pada Yoora dan langsung bergaya bak pelatih basket profesional.

Yoora mendrible bola tersebut dengan mantap. Bahkan ia dapat melewati Mingyu yang mencoba menghadangnya untuk menuju ring. Setibanya di depan ring langkahnya langsung berhenti.

"Aku tidak bisa melakukannya." ia menoleh kebelakang untuk melihat Mingyu yang tengah berkacak pinggang ditempatnya. Mingyu yang melihat itu hanya dapat terkekeh melihat junior yang menurutnya sangat mengemaskan itu.

"Lakukanlah, jika gagal tidak apa. Kau bisa mengulanginya hingga kau bisa melakukannya dengan baik." Mingyu menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan Yoora bahwa ia akan berhasil jika teus mencoba.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang