Diary

4.9K 607 23
                                    

Yoora sudah duduk dengan manisnya disebelah Baekhyun yang tengah sibuk mengemudi. Kedua bola mata gadis itu hampir saja keluar dari tempatnya tak kala melihat ketiga sahabatnya yang duduk di halte.

Apa mereka masih menungguku?

Yoora langsung merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan ponselnya. Ia mengetikkan sebuah pesan singkat dengan cepat lalu mengirimnya. Hanya selang beberapa detik pesan Yoora sudah dibalas oleh Hyejin.

"Ibumu?" tanya Baekhyun memecahkan kesunyian diantara mereka. Yoora menoleh sebentar lalu menggeleng pelan. "Jajjangmyeon?" tawar Baekhyun yang langsung mendapat anggukan setuju dari Yoora dengan mudahnya.

****

Saat ini Yoora dan Baekhyun tengah menunggu pesanan mereka sampai. Yoora sudah merasa lebih baik karena Baekhyun yang selalu membuatnya tertawa selama perjalanan. Dan Yoora menyukai itu. Ia merasa nyaman saat berada didekat pria yang tengah duduk di depannya ini.

"Wae? Apa ada yang aneh dengan wajahku?" tanya Baekhyun seraya menopang dagunya. Yoora mengerjap sebentar lalu mengangguk. "Eum, sepertinya ada yang berbeda dengan dirimu Baekhyun-ah." ini yang ditunggu-tunggu oleh Baekhyun sedari tadi.

Akhirnya ia sadar

Baekhyun langsung berlagak memperbaiki rambutnya yang kusut. Bermaksud untuk menunjukkan model rambut barunya pada Yoora. "Ah, rambut!" pekik Yoora membuat Bakehyun menampakkan senyumannya.

"Bagaimana? Apa aku terlihat keren dengan tatanan seperti ini?" Yoora mengangguk dengan cepat. Ia lalu mengangkat kedua jempolnya tepat di depan wajah Baekhyun masih dengan senyuman yang belum menghilang sama sekali.

Membuat Baekhyun gemas hingga ia kembali mencubit kedua pipi Yoora. "Yah! Appo." Baekhyun lalu mengusap pipi Yoora dengan lembut sebagai ucapan maafnya.

"Maaf sudah membuat kalian menunggu lama." kehadiran sosok pelayan wanita membuat Baekhyun menarik tangannya dengan cepat. Sang pelayan yang melihat itu hanya terenyum lalu pergi begitu saja bahkan sebelum mereka berterima kasih.

"Selamat makan." Yoora langsung meraih sumpitnya lalu memasukkan untaian mie panjang itu kedalam mulutnya. "Eotte?" tanya Baekhyun sesaat setelah Yoora menelan jajjangmyeon miliknya. "Masisseoyo." Baekhyun terkekeh saat melihat Yoora.

"Kau seperti anak kecil Yoora." ia membersihkan sisa bumbu yang menempel diujung bibir Yoora membuat kedua pipi gadis itu merona seketika. Yoora kembali melanjutkan aktivitas makan siangnya masih dengan pipi yang merona.

****

Yoora baru saja memasuki rumahnya setelah memastikan mobil Baekhyun telah pergi menjauh dari rumahnya. Kehadiran Baekhyun membuat Yoora tak henti-hentinya tersenyum dan merona. Apalagi ketika Baekhyun melakukan hal-hal manis padanya.

Ia melihat sekilas kearah gantungan ponselnya yang berbentuk kepala kelinci. Itu pemberian Baekhyun, mengingat hal itu Yoora kembali merona. Ada apa dengannya? "Kau baru pulang he?" Yoora tersentak ditempat saat mendengar suara Jeonghan.

"Mianhae." ucapnya dengan cengiran khasnya bermaksud agar Jeonghan mau memaafkannya tanpa harus berpikir lagi. "Aku ke kamar dulu oppa. Aku sangat lelah. Jalja."  ia langsung berlari setelah memberi kecupan singkat dipipi kanan Jeonghan membuat amarah pria itu menguap entah kemana.

Sementara itu Yoora langsung menjatuhkan badannya diatas ranjangnya yang sangat empuk. "Ah, nyamannya." suara pesan masuk membuat Yoora kembali membuka matanya dan meraih ponselnya yang masih berada di dalam saku jaketnya.

'Hey nona muda, besok bawalah semua koleksi novelmu.'

Yoora langsung terbelalak kaget saat membaca pesan dari Raemi barusan. Sejak kapan sosok Shin Raemi suka membaca novel? Setan apa yang merasuki sahabatnya itu. Yoora langsung bangkit dari posisi tidurnya lalu melangkah menuju lemari pakaian.

"Merepotkan saja." Yoora lalu menarik kursi belajarnya dan ia letakkan tepat di depan lemarinya. Ia bermaksud untuk.mengambil kotak berwarna biru yang ia letakkan diatas lemari. Ia agak kesulitan mengambil box yang ukurannya cukup besar itu. Hingga akhirnya...

BRUUKK

Kotak yang berada di atas box biru itu terjatuh hingga isinya berserakan di lantai kamarnya. Setelah mendapatkan box yang menjadi incarannya ia segera turun untuk membereskan isi box berwarna abu-abu yang berserakan.

Tunggu. Ini kan, Yoora mengambil sepasang boneka beruang coklat dan melihatnya dengan seksama. Mata indahnya lalu beralih pada sebuah buku diary yang berada tak jauh darinya. Ia mengambil buku itu dan membukanya.

Hari ini Jungkook oppa berjanji bahwa ia akan membawaku untuk datang ke festival kembang api. Aku harap ia tidak berbohong.

Ia sangat ingat betul, itu adalah tulisan tangannya. Ia sendiri yang menulisnya. Yoora kembali membuka lembaran dari buku berwarna merah muda itu. Matanya berhenti saat melihat coretan coretan kecil yang berada dihalaman terkahir buku diarynya.

Jungkook oppa saranghae^_^
Berjanjilah untuk tetap berada disisiku.
Aku sangat sangat sangat mencintaimu oppa ^^

Tak terasa air mata meluncur begitu saja hingga membasahi buku diary yang berada ditangannya saat ini. Betapa bahagianya ia dulu saat mengisi buku ini. Tidak! Ia tidak bisa jika terus seperti ini. Ia tidak boleh seperti ini.

Yoora kembali menutup diary tersebut lalu kembali memasukkannya kedalam box berwarna abu-abu itu beserta dengan benda-benda kenangan lainnya.

****

Yoora tak melihat kehadiran Jungkook di sini. Padahal semua anggota tim sudah berkumpul dari tadi. Tadi Mingyu sudah mengutus seseorang untuk mencari dimana keberadaan Jungkook saat ini. Yoora juga sudah mengirim pesan pada Taehyung dan bertanya apa Jungkook sekolah atau tidak.

Taehyung bilang tadi Jungkook pergi sekolah. Tapi kenapa anak itu tidak hadir disini? Atap! Tempat itulah yang muncul pertama kali dikepala Yoora. Ia langsung berlari menuju atap. Latihan tidak bisa dimulai tanpa kehadiran Jungkook.

"Yoora kau mau kemana?" tanya Mingyu saat melihat Yoora melewatinya begitu saja. "Mencari Jungkook." setelah itu Yoora tak mendengar lagi suara pantulan bola basket. Yoora terengah saat ia sudah berada di depan pintu yang akan mempertemukannya dengan Jungkook sebentar lagi.

Benar dugaannya. Jungkook tengah berdiri memunggunginya. Nafas Yoora masih belum teratur sebenarnya. "Ya! Apa yang kau lakukan disini? Semua orang sudah berkumpul di lapangan dan kau malah asik bersantai-santai disini." kesal Yoora dengan nafas yang masih belum teratur.

"Cepat turun! Semua orang sudah menunggumu di lapangan." langkah Yoora terhenti saat Jungkook menahan tangannya. Apa ini? Kenapa dadanya berdegup? Yoora berbalik seraya memasang wajah datarnya.

"Apa lagi?" tanya Yoora dengan nada kesal. Ia kesal bukan karena Jungkook yang menahannya untuk pergi, tetapi ia kesal karena irama jantungnya yang tidak beraturan. Dan ia membenci hal itu.

"Yoora.."

****

Last Chapter sudah di depan mata gaes ^^

Kalau chapter awal sama chapter ini votenya udah sampe 200 langsung pi update last chapternya.

Xoxo
Pi

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang