Try

5.4K 590 43
                                    

'Saranghae.'

Yoora langsung mengerjap tak percaya melihat sebuah kata yang dapat membuat jantungnya berpacu dua kali lebih cepat. Matanya masih terpaku pada layar ponselnya. Ia masih belum berniat untuk membalasnya sama sekali.

"Balas? Tidak? Balas? Tidak?" akhirnya Yoora mengacak rambutnya asal. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Apa kalimat yang cocok dikirimnya pada Jungkook sebagai balasannya.

Akhirnya Yoora memilih untuk tidak membalas pesan itu dan meletakkan ponselnya begitu saja di tengah-tengah kasur. Ia harus mendinginkan pikirannya terlebih dahulu. Baru saja Yoora akan bangkit untuk mengambil handuknya, tapi suara pintu berderit membuatnya menghentikan langkah kaki mungilnya.

"Oh, oppa." sapanya pada Jeonghan yang tengah menyembulkan kepalanya dibalik pintu kamar adik semata wayangnya itu. "Waeyo?" tanya Yoora sembari meraih handuk merah mudanya. "Cepat mandi, makan malam sudah siap." Yoora hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu Jeonghan memilih untuk kembali ke dapur untuk menunggu Yoora yang tengah membersihkan dirinya.

Dan tanpa diketahui oleh Yoora sudah sangat banyak pesan masuk di ponselnya saat ini. Dan pengirim itu adalah Jungkook.

****

Pagi-pagi sekali Yoora sudah bangun untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sang kakak. Hanya sarapan sederhana dua piring nasi goreng kimchi kesukaan kakaknya. Sesekali mata indahnya melirik kearah jam tangannya.

"Siap!" tugasnya hanya tinggal membangunkan Jeonghan yang mungkin saja masih sibuk berkutat dengan selimut hangatnya. Yoora telah sampai tepat di depan pintu kamar kakaknya, tak perlu mengetuk pintu lagi ia langsung memasuki kamar bernuansa putih itu.

"Eoh? Oppa sudah siap? Aku kira masih tidur." ia menggerakkan tungkainya menuju Jeonghan yang tengah sibuk mematut dirinya di depan cermin besar yang terletak di pojok kamarnya. "Kurang rapi." Yoora menarik bahu Jeonghan agar pria itu mau menghadap kearahnya.

Jari-jari lentiknya dengan lihai memperbaiki dasi hitam legam yang kini tengah dikenakan oleh Jeonghan. "Carilah seorang gadis, lalu nikahi dia. Maka aku tak perlu lagi memperbaiki dasimu tuan muda Yoon." ejek Yoora seraya melepaskan tangannya dari dasi kakaknya.

"Gomawo." ujar Jeonghan seraya tersenyum. Ia bahkan tak perduli dengan ejekan yang jelas-jelas ditujukan Yoora padanya. "Ayo cepat. Atau kita akan terlambat." Jeonghan meninggalkan Yoora dan bergegas menuju dapur untuk menyantap sarapannya.

"Waah..." Yoora dapat mendengar dengan jelas bagaimana suara sang kakak yang berasal dari arah dapur. Suara itu membuat kedua sudut bibirnya tertarik keatas sehingga membentuk sebuah senyuman yang sangat manis. Sesampainya di meja makan, ia tak lupa menuangkan jus jeruk kedalam gelas Jeonghan dan kemudian duduk untuk menikmati masakannya.

"Jadi, siapa pacarmu sekarang?"

UHUK
UHUK

Cepat-cepat Jeonghan memberikan gelasnya pada Yoora saat mendengar suara batuk Yoora. Dengan perlahan Yoora menyesap jus jeruk itu hingga melewati tenggorokannya. "Pa-pacar?" tanya Yoora yang langsung mendapat anggukan kuat dari Jeonghan.

"Aku tidak punya." jawabnya enteng seraya kembali memasukkan sesendok nasi kedalam mulut mungilnya. "Benarkah? Bukannya kau gadis populer di sekolah he?" Yoora memutar kedua bola matanya jengah mendengar rentetan kalimat yang dilontarkan Jeonghan barusan.

"Hash! Sudahlah oppa. Aku ingin sarapan dengan tenang. Jadi, diamlah!" Jeonghan hanya terkikik geli mendengar protes yang berasal dari bibir adiknya itu.

****

Menghabiskan waktu bersama sahabat adalah kegiatan yang paling menyenangkan yang pernah ada. Dan Yoora tengah melakukannya sekarang. Ia dan ketiga sahabatnya baru saja keluar dari kelas untuk pergi menuju kantin karena bel pertanda istirahat sudah berbunyi sedari tadi.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang