Sick

6.9K 639 15
                                    

Hyejin memundurkan kepalanya beberapa centi kebelakang saat menyadari bahwa kini wajah Taehyung berada tepat disebelah pipinya. Gadis itu juga dapat merasakan hembusan nafas hangat yang menerpa pipinya dengan lembut. Ia langsung galagapan tak tau mau bilang apa lagi sekarang. Ia melepaskan sabuk pengamannya dengan debaran yang tak tentu dijantungnya.

Hyejin menggerutu didalam hatinya karena sabuk itu tak kunjung terbuka. Taehyung yang melihat kegugupan yang ditunjukkan oleh Hyejin langsung terkekeh pelan. Karena tak tega ia langsung membantu gadis itu untuk membuka sabuk pengaman itu. Setelah itu pria itu langsung turun lalu memutari membuka pintu mobil untuk Hyejin.

Melakukan hal yang sama persis yang dilakukan oleh Jungkook barusan pada Yoora. Diam-diam semburat merah itu tercetak dikedua pipi putihnya. Tapi ia segera menundukkan kepalanya dalam takut-takut kalau Taehyung dapat melihat semburat itu.

Kini kedua anak manusia itu jalan beriringan memasuki cafe bersama. Tadi mereka juga sempat melihat Yoora dan Jungkook yang saling berdiam diri didalam sana. Taehyung melirik sebentar kearah Hyejin sebelum membukakan pintu untuk gadis itu.

"Kenapa kau lama sekali hyung?" pertanyaan itulah yang meluncur dari bibir merah mudanya Jungkook. Hyejin memilih untuk duduk disebelah Yoora yang duduk berhadapan dengan Jungkook. Dan Taehyung, tentu saja ia duduk disebelahnya Jungkook.

"Apa kalian sudah memesan makanan?" Yoora lantas menggeleng dengan pelan. Tak lama kemudian Taehyung memanggil seorang pelayan wanita untuk segera datang menuju meja mereka. Tak lama setelah mereka menyebutkan pesanan mereka satu persatu.

Pelayan itu langsung menghilang dibalik pintu yang semua orang yakini bahwa dibalik pintu itu adalah dapur dimana sang juru masak menyiapkan makanan terbaik untuk para pelanggannya. Ah ya, Yoora hampir lupa. Ia belum memberitahu ibunya. Ia langsung merogoh saku jaketnya untuk mencari benda persegi panjang didalam sana.

Ia langsung menghidupkan benda itu setelah mendapatkannya. Tak lama kemudian sambungan telefon antara dirinya dan sang ibu telah tersambung.

"Eomma, mungkin aku akan pulang telat hari ini." Yoora sudah siaga menjauhkan ponsel dari telinganya takut-takut kalau ibunya akan meneriakinya dari sana. Namun alis gadis itu saling bertautan karena tak mendengar suara melengking itu dari sebelah sana.

"Arra, hati-hati ketika pulang. Dan jangan lupakan makan siangmu." Yoora menganggukkan kepalanya kuat. Dan bodohnya ia tak menyadari sama sekali kalau ia tengah berbicara dengan ibunya melalui ponsel.

"Iya eomma, aku sudah dewasa sekarang. Jadi berhentilah mengkhawatirkanku, aku bisa menjaga diri." tepat dkseberang sana, Jungkook diam-diam menampakkan senyumannya setelah mendengar kalimat yang terlontar dari bibir gadis itu.

Yoora kembali memasukkan ponselnya setelah mengakhiri sambungan telefonnya dengan sang ibu. Dan saat itu juga pesanan mereka datang dibawa oleh pelayan yang beda lagi. Jadilah meja yang tadinya hanya terisi oleh beberapa ponsel diatasnya digantikan dengan beberapa piring yang sudah diisi dengan makanan yang sangat menggiurkan.

"Selamat makan!" setelah kalimat itu, tak ada satu kata pun yang keluar diantara mereka. Yang terdengar hanya suara sendok dan piring yang saling beradu. Sepertinya mereka sangat suka makan dalam suasana yang hening seperti ini. Entahlah.

Taehyunglah yang pertama kali.mengahbiskan makanannya. Ia manusia atau apa? Yoora menatap ngeri kearah dua piring yang ada didepan Taehyung. Keduanya sudah bersih, tak ada satu makanan pun yang tersisa disana.

"Sepertinya lain kali kita harus makan bersama lagi." cuma Hyejin yang mengangguk setuju mendengar usulan dari Taehyung barusan. Mereka bertiga yang awalnya tengah menikmati makanan yang tengah dicerna didalam perut ketiganya langsung terlonjak kaget ketika tiba-tiba saja Taehyung menepuk kedua telapak tangannya dengan kuat.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang