Thank You

5.4K 563 38
                                    

Di sinilah Yoora dan Mingyu sekarang. Taman belakang sekolah yang sangat sepi. Mingyu langsung mendudukkan Yoora di salah satu kursi taman yang sengaja di letakkan di sana. Mingyu juga memberikan sekotak kue coklat kesukaan Yoora.

"Ceritakan semuanya padaku." Yoora mengerti apa yang di maksud oleh Mingyu saat ini. Semuanya, termasuk gosip tentang dirinya yang saat ini tengah menyebar di seluruh penjuru sekolah.

"Jadi gosip yang beredar itu memang benar? Kau mantan kekasih Jungkook?" Yoora masih bungkam dan menunduk. Ia tak berani melihat ke arah Mingyu sama sekali. Pria yang tengah duduk di sebelahnya ini sama persis seperti kakaknya. Dan itu artinya ia tidak bisa berbohong pada orang ini.

Yoora hanya mengangguk pelan, tapi ia masih menunduk dalam. Ia dapat mendengar Mingyu membuang nafasnya dengan kasar. "Kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku. Biasanya apapun yang terjadi padamu pasti kau ceritakan padaku." Yoora bisa merasakan gurat kekecawaan Mingyu saat ini.

Semua yang di katakan Mingyu memang benar. Yoora sudah menganggap Mingyu sama seperti Jeonghan. Kakaknya. Jadi ia akan menceritakan apapun pada Mingyu. Tapi itu kan masalah pribadi.

"Jangan dengarkan apa kata mereka. Arra?" Mingyu menarik wajah Yoora hingga kini mau tak mau gadis itu menatap lurus ke manik mata Mingyu. Pria itu menatapnya sangat dalam. Yoora merasa sangat berterima kasih pada Tuhan sekarang.

Di saat ia tengah dalam keadaan sulit seperti ini ia masih di dampingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Termasuk Mingyu, walaupun terkadang pria ini membuat ia kesal. Tapi ia tak bisa memungkiri bahwa ia membutuhkan Mingyu.

****

Lengkingan suara bel sudah berbunyi sedari tadi. Yoora, Hyejin, Hyunji dan Raemi sudah selesai membereskan perlengkapan tulis mereka masing-masing. Keempat gadis cantik itu langsung melenggang pergi meninggalkan kelas yang sudah kosong itu.

"Bagaimana kalau kita ke cafe biasa?" tawar Raemi. Ketiga sahabatnya langsung mengangguk dengan cepat. Apalagi Yoora, dia salah satu orang yang terlihat paling senang.

"Yoora, dia yang kemarin di turnamen kan?" Hyejin menyikut lengan Yoora saat matanya menangkap seorang pria yang memakai kemeja merah muda yang kini tengah melambai kearah dirinya.

Yoora mengangguk. Kini pria itu sudah berada tepat di depan Yoora dan ketiga sahabatnya. Yang pertama kali di dapatkan oleh Yoora adalah senyuman hangat dari pria itu.

"Kenapa kau sangat lama?" keluh Baekhyun seraya mengacak gemas puncak kepala Yoora. Raemi dan Hyunji yang belum mengenal Baekhyun hanya dapat menganga di tempat. Menyadari perubahan ekspresi dari Hyunji dan Raemi gadis itu langsung memperkenalkan Baekhyun pada sahabatnya.

"Ah, dia Byun Baekhyun. Teman baruku dari Paran." Baekhyun hanya menampakkan senyuman manisnya pada dua orang gadis yang belum di kenalnya itu.

"Kenapa kau tidak memberitahu dulu halau kau mau kesekolahku." Yoora menggembungkan pipinya menandakan bahwa ia sangat kesal pada pria berambut coklat itu.

"Aku sudah mengirimkan sepuluh pesan. Tapi tak kau balas satupun." cepat-cepat Yoora merogoh saku jaketnya. Benar saja, bahkan lebih dari sepuluh pesan yang masuk ke ponselnya. Jadilah sekarang ia hanya menyengir merasa bersalah pada Baekhyun.

"Makan siang?" tawar Baekhyun pada Yoora. Tapi Yoora masih ingat dengan ketiga sahabatnya. Tadi ia sudah berjanji akan ikut dengan mereka ke cafe yang biasa mereka kunjungi.

"Kau ikut dengan kami saja. Kebetulan kami juga akan pergi makan siang." sepertinya tak butuh waktu berpikir lagi karena Baekhyun langsung mengangguk dengan antusias. Baiklah, sekarang tinggal meminta persetujuan dari Hyejin Hyunji dan Raemi.

"Kalian tidak keberatan kalau Baekhyun ikut bukan?" wajah manis Baekhyun sepertinya sudah menghinoptis tiga sahabat Yoora sekarang. Pasalnya tiga gadis itu langsung mengangguk tanpa harus berpikir terlebih dahulu.

"Kalau begitu ayo nona nona. Mobilku sudah menunggu untuk di kendarai." ucapan Baekhyun barusan langsung mengundang tawa keempat gadis cantik itu. Pertama Baekhyun membuka pintu bagian penumpang dan mempersilahkan Raemi, Hyunji dan Hyejin untuk masuk.

Lalu ia membuka pintu bagian depan, ia juga melakukan hal yang sama pada Yoora. Mempersilahkan gadis itu segera menaiki mobil mewah itu. "Baekhyun-ssi apa kau tidak sekolah?" pertanyaan Hyunji barusan membuat Baekhyun berpikir sejenak.

"Ani, hari ini kelasku mengadakan study tour ke Jeju. Dan aku tidak menyukainya." Yoora mendengar cerita Baekhyun dengan seksama hingga kini ia tengah menopang dagu menggunakan telapak tangannya.

"Kenapa kau tidak suka dengan study tour? Bukankah itu sangat menyenangkan?" pertanyaan itu mendapat anggukan dari Yoora. Ia sudah bersiap-siap untuk mendengar jawaban dari Baekhyun.

"Aku suka dengan study tournya. Hanya saja aku tidak menyukai tempatnya." setelah itu Yoora hanya ber'oh' ria di temapatnya.
"Kita akan kemana?" hampir saja Baekhyun lupa menanyakan tujuan mereka. Padahal mereka semua sudah setengah jalan.

"Rooftop cafe." teriak keempat gadis itu dengan serempak membuat Baekhyun tersenyum di tempatnya.

****

Hari ini sungguh menyenangkan. Setidaknya beban pikiran Yoora dapat berkurang walaupun sedikit. Kehadiran Baekhyun membuat harinya berjalan dengan baik hari ini. Saat ini ia masih berada di dalam mobil Baekhyun. Mereka baru saja pulang dari Gangnam. Pria itu sengaja mengajak dirinya dan ketiga sahabatnya pergi ke distrik perbelanjaan itu dengan alasan ingin membeli hadiah untuk ibunya.

Tapi nyatanya pria manis itu malah membelikan mereka semua pakaian, aksesoris dan beberapa jenis makanan. Baekhyun bilang bahwa itu salam kenal darinya. Padahal Yoora sudah melarangnya, tapi tetap saja Baekhyun melakukannya.

Sebentar lagi mereka akan segera sampai di depan pagar rumahnya Yoora. "Kita sampai nona Yoon." Baekhyun langsung turun dan membuka pintu untuk Yoora. Lagi dan lagi Yoora mendapatkan senyuman manis dari Baekhyun.

"Baekhyun-ah gomawo." tak lupa ia menunjuk kearah paper bag yang kini ada di tangan kiri dan kanannya. Sementara Baekhyun hanya menunjukkan senyum manisnya.

"Masuklah. Angin malam tidak baik untuk gadis cantik seperti dirimu." Yoora hanya mengangguk. Tangannya terulur untuk membuka pagar rumahnya. Ia juga melambaikan tangannya kearah pria itu.

"Aku akan pergi setelah kau benar-benar masuk." lagi dan lagi Yoora hanya dapat mengangguk dengan patuh. Ia langsung masuk ke dalam rumahnya sesuai dengan perintah Baekhyun barusan. Ia kembali melambai sebelum ia benar-benar menutup pintu rumahnya.

Setelah melihat Yoora benar-benar masuk. Barulah Baekhyun kembali masuk ke dalam mobilnya. Ah iya, jangan lupakan senyuman yang tak pernah pudar dari wajah tampan pria itu. Kali ini giliran senyuman Yoora yang terkembang saat mengintip kepergian Baekhyun melalui jendela.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Yoora terperanjat. Ingin sekali ia memaki Jeonghan. Apa ia tak tau bahwa jantung adiknya tersayang ini dapat keluar kapan saja. Mata Jeonghan kini terfokus pada paper bag yang ada di tangan gadis itu.

"Sepertinya kau baru saja menghabiskan tabunganmu nona muda Yoon." ejek Jeonghan seraya menunjuk kearah paper bag itu. Yoora lantas menggeleng kuat.

"Ini pemberian dari temanku." Jeonghan hanya mengangguk. Ia lalu menyuruh adik semata wayangnya itu untuk mengganti seragamnya. Yoora langsung mengangkat tangannya berpose seolah ia tengah hormat pada atasannya.

"Siap pak." ia langsung berlari menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Tapi ia masih dapat mendengar lengkingan suara sang kakak dari atas sini. Ia hanya dapat tertawa seraya menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Ah hari ini benar-benar menyenangkan.

"Baekhyun-ah gomawo." ia berbicara sendiri seolah-olah Baekhyun sedang berdiri di depannya sekarang.

****

Apa ini?
Ini double update
Pi masih merasa bersalah karena chap yang sebelumnya kurang memuaskan. Di chap ini menceritakan bagaimana cara Baekhyun mendekati Yoora.

Semoga kalian suka ya^^
Keep voment gaes^_^

Xoxo
Pi

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang