With You?

8.1K 887 12
                                    

CKLEK

"AAA...."

****

Paper bag itu terjatuh begitu saja kelantai saat Yoora menutup kedua matanya menggunakan tangannya. Bagaimana tidak, tepat saat pintu itu terbuka kedua mata Yoora langsung disuguhi pemanadangan yang err.. Sexy mungkin.

Ia tak menyangka kalau ruangan ini telah dipenuhi oleh banyak pria-pria tampan yang sedang mengganti pakaian mereka. Garis bawahi itu! Semua mata tertuju pada Yoora yang masih menutup kedua matanya.

"Jeo-jeosonghamnida." ia membungkuk dalam dan langsung pergi dari tempat itu. Sungguh ini adalah hal yang sangat memalukan untuknya. Untunglah tidak ada yang melihat dirinya disana selain para aanggota tim basket yang sedang berganti pakaian.

Langkah kakinya berhenti ditaman belakang. Tempat favoritnya. Ia langsung mengibas-ngibaskan wajahnya yang terasa memanas. Mungkin saja sudah ada semburat kemerahan disana. Bukannya duduk disana ia malah memilih untuk mondar mandir seperti sebuah setrikaan.

"Tenang Yoora. Anggap saja itu tidak pernah terjadi." ia kembali mengibas-ngibaskan tangannya tepat didepan wajahnya yang masih saja terasa panas.

"Ahh..." ia langsung mendudukkan dirinya diatas bangku favoritnya dengan lemas.

GREP

Ia tersentak saat ada seseorang yang menutup kedua matanya dari arah belakang. Yoora langsung meronta-ronta untuk melepaskan tangan orang itu.

"Yak!" kesalnya saat melihat Mingyu lah yang melakukan hal itu. Pria itupun ikut begabung duduk dibangku itu. Ia merentangkan tangannya keatas seraya menghirup udara yang ada disekitarnya dengan dalam-dalam.

"Kulihat kau tadi datang ke ruang ganti kami. Untuk apa kau datang kesana?" Yoora menoleh sekilas kearah Mingyu.

"Oh, tadi aku mau mengembalikan sesuatu." jawabnya dengan santai. Yoora tidak menyadari perubahan ekspresi wajahnya Mingyu yang ada di sebelahnya.

"Milik siapa?" Mingyu menaikkan sebelah alisnya menunggu jawaban dari gadis itu.

"Eoh? Itu tadi, ada orang tua murid yang menyuruhku untuk memberikan benda itu pada anaknya." Yoora mulai gelagapan sekarang. Untung saja mulutnya bisa diajak kompromi.

"Jadi kau sudah menemui anak itu?" Minyu terkejut saat tiba-tiba saja Yoora bangkit dari posisinya.

"Aish. Aku lupa lagi." gadis itu langsung berlari meninggalkan Mingyu yang keheranan disana. Ia hanya melihat kepergian gadis itu seraya menggelengkan kepalanya.

Sementara itu Yoora masih saja berlari untuk menuju ke ruang ganti tadi.

"Yoora." langkahnya langsung terhenti saat namanya dipanggil oleh seseorang. Ia pun berbalik dan menemukan guru Kim diambang pintu ruangan guru.

"Ne ssaem?" guru Kim memerintahkannya untuk ikut masuk kedalam. Mau tak mau ia harus mengikuti gurunya itu atau ia akan dimarahi habis-habisan.

Betapa terkejutnya ia saat melihat sosok Jungkook yang juga ada disana. Ah, ia juga membawa sebuah paper bag ditangannya. Tunggu! Sepertinya ia mengenali paper bag itu.

"Yoora." pandangan Yoora yang awalnya terfokus pada paper bag itu langsung mengarah ke guru Kim yang sedang membaca selebaran yang ia pun tak tau apa isinya.

"Dia." tunjuk guru Kim kearah Jungkook yang berdiri dengan kokohnya disebelah kanannya. Yoora hanya mengikuti arah telunjuk gurunya itu.

"Dia yang akan menjadi pasanganmu untuk olimpiade bulan depan." ujar guru Kim dengan santainya. Bahkan ia masih saja membaca selembaran itu.

"Ne?" berbeda dengan Yoora yang tengah menganga, Jungkook masih saja diam dengan gaya sok coolnya.

"Ta-tapi ssaem-" kalimat Yoora terputus saat guru Kim meletakkan beberapa buku tebal diatas mejanya.

"Kalian harus mempelajarinya bersama." setelah kalimat itu berakhir guru Kim memberikan isyarat kepada dua anak manusia itu untuk pergi dari ruangan yang bisa dibilang sangat besar itu.

"Hey tuan Jeon! Dengar. Bukan aku yang meminta pada guru Kim agar kau yang menjadi pasanganku untuk olimpiade matematika nanti." kini mareka berdua masih berada tepat didepan pintu ruangan guru.

"Arra." ujar Jungkook seraya mengacak poni gadis itu dengan gemas. Setelah itu ia mengangkat paper bag yang ada ditangannya.

"Ah. Bagaimana ada padamu? Padahal aku meninggalkannya di-"
"Ruang ganti?" Yoora langsung menganggukkan kepalanya cepat.

"Jika ingin mengembalikan barang. Kembalikan pada orangnya." bibir Yoora mengerecut kesal setelah mendengar kalimat itu.

"Kau tau. Aku mencarimu ke ruang ganti. Tapi yang ada aku menemukan anggota lain yang sedang berganti pakaian." Jungkook terkekeh mendengar ucapan gadis itu barusan.

Bibir gadis itu semakin maju saat mendengar kekehan yang berasal dari pria bergigi kelinci itu.

"Jangan majukan bibirmu seperti itu." Yoora pun memajukan tubuhnya hingga wajahnya berada tepat didepan wajah Jungkook.

"Wae?" tanyanya dengan tidak.suka. Ia bahkan memicingakn kedua matanya yang bulat itu.

"Kau ingin aku mencium bibirmu itu huh?" kini tatapan mata Jungkook beralih kearah bibir mungil Yoora. Hal itu membuat Yoora menjauhkan wajahnya seketika.

"Yak byuntae!" teriaknya kesal. Untunglah hanya ada mereka berdua dilorong ini. Wajah Yoora memerah seketika.

"Jangan datang ke ruangan ganti lagi eoh." titah Jungkook dengan lembut. Setelah itu ia melenggang pergi dengan paper bag yang ada di genggamannya.

Ah, jangan lupakan senyuman manis yang ia berikan kepada Yoora sebelum ia pergi dari hadapan gadis itu. Hal itu membuat Yoora mengerjap cepat. Ia terlihat salah tingkah sekarang.

****

Bel pertanda pulang baru saja berbunyi. Membuat semua siswa yang berada dikelas 2-2 mulai sibuk membereskan meja mereka masing-masing. Begitu juga dengan Yoora yang tengah memasuki buku-buku tebal yang tadi diberikan guru Kim padanya untuk belajar bersama Jungkook nantinya.

"Yoora. Kami duluan." Hyejin melambaikan tangannya kearah Yoora dan langsung menarik Hyunji dan juga Raemi untuk segera keluar dari kelas.

Tak selang berapa lama ketiga gadis itu kembali memasuki.kelas seraya senyum-senyum tak jelas. Yoora menaikkan sebelah alisnya melihat ketiga sahabatnya itu.

"Kalian kenapa?" tanyanya seraya memakai tas punggungnya yang berwarna putih itu. Ketiganya langsung menghampiri Yoora yang baru saja melangkah.

"Jungkook. Dia ada didepan kelas kita." Yoora langsung berjalan keluar kelasnya untuk melihat apa yang dikatakan Hyejin itu benar atau tidak.

"Kenapa kau lama sekali hu?" bukannya menjawab, gadis itu hanya mengerjap dengan cepat.

"Kau lupa? Bukankah kita harus belajar bersama?" Yoora menggelengkan kepalanya cepat.

"Apa harus hari ini?" Jungkook.memutar kedua bola matanya dengan malas. Setelah itu ia pun mengangguk. Yoora menghentakkan kakinya kesal.

"Ayolah. Bukankah masih banyak waktu untuk belajar bersama." perkataan Yoora lebih terlihat seperti rengekan. Dan hal Jungkook kembali terkekeh didepannya.

"Ekhm, Yoora kami pulang dulu eoh. Nikmati waktu kalian." baru saja Yoora ingin mencegah kepergian sahabtanya itu. Tapi mereka bertiga sudah melenggang pergi meninggalkan dirinya hanya berdua dengan Jungkook. Catat itu hanya BERDUA.

"Ayo." Jungkook menarik coat merah yang dipakai Yoora.
"Eodi?" hanya sebuah senyuman yang terlihat diwajah tampan pria itu.

****

Hi pi come back^^
Pi merasa bersalah karena chap yang sebelumnya itu terlalu pendek. Jadi pi buat deh yang ini^^
Semoga kalian gak bosan sama fanfict abal-abal ini.
Keep voment ya^^

With love
Pi~

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang