[Last] I Love You

7.5K 584 72
                                    

Diam, hanya itu yang dilakukan oleh Hyejin dan Taehyung sekarang. Saat ini keduanya tengah sibuk berkutat dengan pikiran mereka masing-masing. Tadi sepulang sekolah Hyejin dijemput oleh Taehyung. Dan ia tak mengetahuinya sama sekali. Jujur saja ia kaget saat melihat keberadaan pria itu di depan gerbang sekolahnya.

Taehyung tadi mengatakan bahwa ia ingin menanyakan bagaimana perkembangan hubungan antara Jungkook dan Yoora. Cukup lama Hyejin bercerita bagaimana keadaan kedua anak manusia itu.

"Apa kita harus menyekap Baekhyun agar Yoora tak memilihnya?" celetuk Taehyung tiba-tiba membuat Hyejin mendesis. Hyejin tak percaya bahwa Taehyung memiliki pemikiran sependek itu.

"Micheosseo." Hyejin kembali mengaduk-aduk minuman yang ada di hadapannya dengan gusar. Ia masih memikirkan bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini.

"Ah, begini saja." suara Taehyung barusan membuat Hyejin tersentak kaget. Jika saja ia tidak menyukai pria yang tengah duduk di depannya ini maka sebuah pukulan pasti sudah mendarat diwajah tampannya.

"Oppa, bisa tidak pelan-pelan saja. Kau sepertinya ingin membunuhku dengan perlahan." tutur Hyejin seraya memajukan bibirnya. Hal itu tentu saja membuat Taehyung gemas.

"Aarrgghh..." teriak Hyejin membuat beberapa orang yang berada di dalam cafe ini menoleh kearah mereka bersdua. Barusan Taehyung menrik bibirnya hingga ia juga ikut tertarik kedepan.

Saat Taehyung akan mengangkat tangannya Hyejin spontan menutup bibirnya rapat, takut-takut pria bermarga Kim itu kembali mencubit bibirnya.

"Aku punya rencana bagus. Tapi kau harus melakukannya bersama teman-temanmu." Hyejin mengangguk mantap masih dengan pose menutup bibirnya.

****

Berbaring adalah hal yang pertama kali dilakukan oleh Yoora saat ia telah sampai di dalam kamarnya. Ia bahkan tak perduli dengan seragam yang masih melekat ditubuh mungilnya.

Jika saja Jeonghan melihatnya maka ia akan memarahi adiknya itu. Tapi karena sekarang ia hanya tinggal seorang diri di rumah jadi ia bebas melakukan hal apapun yang ia mau.

Jika saja perutnya tak berbunyi maka Yoora tidak akan mau bangkit dari posisi tidurnya. Kakinya melangkah menuju dapur dan langsung membuka lemari pendingin untuk mencari bahan makanan yang dapat diolahnya.

Yoora tercengang saat melihat isi lemari esnya. Kosong! Tidak ada apapun di dalam sana. Ah ia baru ingat, ibunya meninggalkan kartu kredit untuk berbelanja keperluannya selama orang tuanya pergi.

Ia pun bergegas menuju kamarnya untuk mengambil dompet dan juga jaketnya. Di luar pastilah sangat dingin bukan. Setelah memastikan pintu rumahnya sudah terkunci Yoora kembali melangkahkan kakinya menuju halte bis.

Yoora menggigil saat ia baru saja tiba di halte. Sesekali ia menggosokkan kedua tangannya lalu menempelkan dikedua pipinya. Ah itu dia bisnya sudah datang.

****

Dua kantong plastik ukuran besar sudah berada didalam genggaman Yoora. Ia baru saja turun dari bis, sesekali ia menyanyikan lagu kesukaannya dengan pelan seraya menikmati hembusan angin malam.

Kaki Yoora berhenti melangkah saat melihat sosok pria yang tengah bersender di pagar rumahnya. Senyuman pria itu langsung terkembang saat matanya berhenti diwajah cantik Yoora.

"Baekhyun-ah." Baekhyun hanya tersenyum singkat lalu menggaruk lehernya yang tak terasa gatal sama sekali. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yoora.

"Ayo masuk." Baekhyun hanya mengangguk lalu mengekori Yoora dari belakang. Yoora meletakkan kantong belanjaannya di lantai agar bisa membuka pintu rumahnya.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang