Pria itu melepas pelukan Yoora saat ia menyadari satu hal. Bahwa gadis yang berada didekapannya itu sedang demam. Mata pria itu langsung menerawang wajah pucat Yoora. Tak lupa telapak tangannya juga mendarat diatas dahi gadis bertubuh mungil itu.
"Kau demam." ujar pria itu dengan nada khawatir yang sangat kentara. Yoora hanya diam tak berani membuka mulutnya sedikitpun. Yoora hanya mampu menatap Jeonghan, kakak laki-lakinya. Kedua mata Jeonghan beralih menatap kearah Jungkook dan Mingyu yang berdiri tepat dibelakang punggung Yoora.
Yoora ikut-ikut memutar badannya untuk melihat siapa yang berani-beraninya menyita pandangan kakak tercintanya itu dari dirinya. Betapa terkejutnya ia saat melihat Mingyu dan Jungkook disana. Ternyata mereka lebih keras kepala dari yang dikiranya. Tadi ia berpikir kalau kedua pria itu sudah pulang.
"Mereka teman-temanku." Jeonghan hanya ber'oh' ria ditempatnya. Tak lupa Yoora menyebutkan nama dari kedua pria tersebut. Sepertinya Jeonghan tak perduli sama sekali dengan keberadaan Jungkook dan Mingyu disana karena ia langsung mendorong Yoora untuk segera memasuki mobilnya.
****
Setelah berdebat dengan kedua orang tuanya dan juga sang kakak, akhirnya Yoora berhasil mendapatkan izin dari kedua orang tuanya untuk pergi sekolah hari ini yah walaupun Jeonghan masih saja tidak setuju dengan keputusan adik kesayangannya itu. Sebenarnya Yoora masih demam hari ini. Tapi tetap saja ia bersikukuh untuk pergi kesekolah.
"Kau yakin mau pergi sekolah?" kedua telinga Yoora terasa panas sekarang. Bagaimana tidak pria berambut hitam legam itu sudah melontarkan pertanyaan itu berkali-kali. Yoora hanya tertawa pelan melihat ekspresi tak suka Jeonghan.
"Oppa, aku sudah besar sekarang dan aku sudah bisa menjaga diriku sendiri. Jadi, kau tidak usah khawatir. Arra?" Yoora langsung membuka pintu mobil yang telah mengantarkannya tepat didepan gerbang sekolahnya. Jeonghan pun ikut turun bermaksud mengantarkan adiknya itu.
"Jika merasa sakit atau pusing pergi keruang kesehatan saja." Jeonghan memberikan tas sekolah milik gadis itu. Tak lupa ia mengacak pucuk kepala gadis itu dengan gemas. Bahkan kebiasaannya tidak pernah berubah.
"Yoora!" Jeonghan menoleh kearah belakangnya. Ia melihat seorang gadis yang tengah melambai kearah Yoora. Pandangannya berpindah pada Yoora yang masih memasang senyum manisnya.
"Kau temannya Yoora?" Hyejin mengangguk kuat. Jeonghan menjentikkan jarinya membuat Yoora memutar kedua bola matanya dengan malas. Apalagi yang akan dilakukan pria ini.
"Tolong jaga Yoora eoh." Hyejin yang tidak tau apa-apa hanya mengangguk dengan kaku. Yoora melambai saat melihat Jeonghan yang sudah kembali memasuki mobil setelah menitipkan adiknya tersayang pada Hyejin sebelumnya.
"Siapa dia?" Hyejin menyikut pelan pinggang Yoora hingga gadis itu meringis seraya memegangi pingganya. Yoora sudah tau pasti pertanyaan itu yang akan didengarkan oleh kedua telinga mungilnya.
"Oppaku." Hyejin mendelik tidak percaya. Sebelumnya Yoora juga sudah bercerita tentang Jeonghan kepada ketiga sahabatnya. Dan Hyejin menganggap cerita itu hanya hayalan dari gadis itu saja. Tapi hari ini ia benar-benar melihat sosok kakak yang selama ini Yoora bangga-banggakan.
"Jinjja? Yoora hanya mengangguk malas. Seharusnya tadi ia mengikuti saran ibunya saja untuk tidak pergi kesekolah hari ini. Saat ini kedua kakinya terasa sangat lemas sampai rasanya ia akan segera jatuh sebentar lagi.
****
Sama seperti kemarin, Yoora kembali menghabiskan waktunya di rooftop saat jam istirahat. Menurutnya tempat ini lebih baik ketimbang berada di ruang kesehatan. Ia amat sangat tidak suka dengan bau obat-obatan didalam sana. Dikirinya sudah ada sebotol coklat dan dua bungkus roti yang sengaja dibawanya dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return
Fanfiction[COMPLETE] Apa jadinya jika seorang gadis bertemu lagi dengan sang mantan kekasih yang sudah lama tak ia temui? Bahkan mereka berada di sekolah yang sama. Bagaimana keseharian gadis bernama lengkap Yoon Yoora itu? . . . "Kenapa kau harus kembali dis...