ANNORA-28

4.8K 215 1
                                    

Aku sedang menemani Annora di sebuah mall ternama di kota ini, aku memaksanya ingin menemaninya walaupun dengan sekeras apapun alasannya untuk tidak ingin di temani olehku namun aku tetap akan menemaninya. Pekerjaan bukan lah hal yang sangat penting aku bisa menghandle pekerjaanku pada tangan kananku dengan begitu pekerjaan ku selesai dan aku bisa menemani wanitaku.

"Apa masih ada yang ingin kau beli sayang?" Aku terus menggenggam tangannya agar ia tidak jauh dariku sedikitpun.

Ia menganggukan kepalanya dan melihatku. "Sebenarnya masih ada"

Aku mengelus rambutnya. "Apa yang kau inginkan aku akan menurutinya"

Ia mencoba untuk menjinjit kakinya, "Bisa kah kau menundukan sedikit tubuhmu? Aku tidak setinggi dirimu" aku mendengus kecil padanya dan menundukan sedikit tubuhku agar ia bisa berbica padaku. "Aku butuh pakaian dalam" bisiknya padaku.

Aku tersenyum padanya dan langsung mengamit tangannya. "Ayo sayang"

"Victoria secret?" Ia bergumam sesaat membaca nama toko ini.

Aku mendekat padanya dan berbisik. "Yeah, kita akan membeli pakaian dalam mu disini" aku menggigit kecil telinganya.

"Bawakan aku pakaian dalam untuk wanitaku" aku memanggil seorang pelayan.

"B-baik sir"

"Dave, kau tidak perlu menyuruhnya. Aku bisa mengambil sendiri"

"Tidak sayang, mereka harus bekerja" jawabku seraya mengelus wajahnya lembut.

"Ini sir, koleksi terbaru kami"

Annora menatapku dan aku hanya menganggukan kepalaku. "Pilihlah yang kau suka dan yang kau mau"

Selama aku menunggunya aku terus mengamati ponselku dan terus melihat pesan yang di kirimkan oleh si brengsek Julian.

From : Julian
Tinggalkan Annora, jika kau tidak meninggalkannya aku akan memberitahu kepadanya apa yang selama ini kau sembunyikan pada Annora. Tinggalkan Annora dia hanya milikku.

Miliknya katanya? Persetan dengan bajingan itu. Aku meremas ponselku dengan kesal.

"Dave" lamunanku hilang di kala suara panggilan lembut itu.

"Ya sayang?" Aku menatapnya dan melihat paperbag yang ia bawa. "Kau sudah selesai?"

Ia menganggukan kepalanya. "Dan sekarang aku lapar"

Aku tersenyum padanya dan mengapit tangannya. "Mari mengisi perut kecilmu itu" kami terus berjalan. "Kau ingin makan apa?"

"Aku memikirkan masakan asia Dave"

"Baiklah, apa kau tidak keberatan bila kita memakan masakan indonesia? Aku tahu dari temanku disini terdapat masakan indonesia yang sangat lezat"

"Benarkah?" Tanyanya. "Tunggu, temanmu? Temanmu yang mana?"

Aku menganggukan kepala. "Tentu saja teman bisnis ku sayang"

Ia menyipitkan matanya. "Kau tidak pernah menceritakan teman bisnismu itu"

"Aku melupakannya sayang" jawabku, sebenarnya aku sungguh malas menceritakan tentang temanku. "Hei, mengapa kau cemberut?"

"Kau membencimu"

"Aku juga mencintaimu"

"Dasar bodoh" gumamnya, namun aku masih bisa mendengar gumamannya itu.

"Oh, ayo lah sayang jangan memasang wajah seperti itu" ucapku. "Kau tahu? Dengan kau memasang wajah seperti membuatku ingin menerjangmu di lantai kita berpijak ini" tuturku.

ANNORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang