Semua pembacaku adalah temanku.
Tunjukkan kehadiran kalian dengan cara vote dan komen cerita ini ya!
Happy reading❤️[]
Sore itu angin begitu segar berembus dan merasuk tubuh. Matahari masih setia menunggu tenggelam sehingga langit masih terlihat cerah. Cuaca sore ini ternyata berbaik hati mengizinkan ekskul futsal untuk berlatih di lapangan seperti biasa. Hanya ada awan bergumul tanpa pertanda hujan, teduh sekali jadinya.
Latihan dibagi menjadi 3 sesi, setiap sesi ada 15 menit. 1 sesi untuk materi dan teknik dasar, lalu 2 sesi lainnya untuk penerapan. Sebelum itu ada 10 menit pemanasan untuk semua anggota.
Tim cowok yang merupakan dominasi anggota telah selesai berlatih, terutama untuk anggota baru dari kelas 10 yang terlihat masih malu-malu dengan Coach Rafi—pelatih harian ekskul futsal. Cowok-cowok kini sudah berdiam di sisi lapangan, sudah berganti baju karena mereka telah selesai latihan. Tinggal tim cewek yang anggotanya campuran dari 3 angkatan karena jumlahnya tidak sebanyak cowok.
"Semangat, Odi!" Teriak Kevin dari samping lapangan sambil mengangkat air mineral botol merk kesukaannya, Le Mineral. Dibalas teriakan heboh dari teman-temannya karena sepertinya semua orang tahu kalau Kevin menyukai Odi.
Odi menoleh sesaat dan tersenyum melihat ada Kevin yang tengah menjadi pemandu sorak langganannya selama ini. Kakinya sudah terlihat lihai dibanding beberapa pemain cewek senior lainnya. Pantas menerima gelar pemain wanita terbaik di ekskul futsal ini.
Calvin melihat sekilas ke arah Kevin lalu kembali fokus ke lapangan. Menyadari Calvin baru saja meliriknya, Kevin berjalan menghampirinya.
"Eh Cal," Kevin menepuk bahu Calvin kemudian duduk di sampingnya. "Sore ini, Odi pulang sama saya aja ya."
"Silahkan," jawab Calvin singkat, tidak ingin berdebat terlalu panjang dengan senior. Ribet, itu yang ada di pikirannya.
"Bagus deh,"
Keduanya kembali fokus ke lapangan, tapi mereka melihat dua hal yang berbeda. Kevin tetap konsisten melihat Odi, tapi entah dengan Calvin, ia sepertinya melihat kemana bola menggelinding.
Brug!!!
Tiba-tiba sebuah bola mengenai wajah Odi yang membuat ia terjatuh. Semua orang panik dan berhamburan menghampiri Odi, termasuk Kevin.
"Teteh, saya minta maaf. Punteun, nggak sengaja." Seorang anak kelas 10 terlihat menunduk malu ketika tahu bola yang ia tendang melayang bebas ke wajah Odi.
Odi hanya mengangguk dan memegangi kepalanya. Kepalanya mendongak ke atas menyadari ada yang membantunya berdiri dan berjalan ke samping lapangan.
Kevin.
"Odi nggak apa-apa?" Tanya Kevin seraya menyodorkan air. "Nih minum dulu biar nggak pusing."
Odi hanya mengangguk kecil.
Calvin yang berada di sekitarnya ikut-ikutan menghampiri Odi. Ia terlihat cemas karena belum pernah melihat Odi seperti ini.
"Di, pulang yu. Aku bonceng." Celetuk Calvin yang langsung membuat semua orang menoleh termasuk Calvin. Menatapnya tidak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[#1]: Ring The Bell
General FictionSemuanya berawal dari kesalahpahaman Odi tentang menyangka bahwa tetangga barunya adalah seorang gelandangan. Lalu berlanjut berkumpul menjadi kebahagiaan dan luka. ••• Aku nggak tahu, semakin hari, semakin aku sadar bahwa semua orang itu tak sebaik...