Halo, aku kembali menulis part baru!
Aku tunggu vote dan komen dari kalian ya agar aku bisa terus semangat🥰
Selamat membaca💗[]
Motornya berhenti di sebuah apotek yang cukup besar. Ia menepi untuk membeli sesuatu. Penjaga apotek terlihat sibuk dari balik kaca transparan dan Calvin tetap masuk walaupun di dalam sangatlah penuh oleh pelanggan.
"Ada yang bisa dibantu?" Tanya salah satu pramuniaga.
"Saya mau beli obat buat luka."
"Luka apa ya, mas?"
"Um..." Calvin sedikit mengingat luka yang ia maksud. "Kayak sayatan gitu."
"Oh, sebentar."
Selang berapa menit, pramuniaganya lalu kembali sambil membawa salep sebelum akhirnya Calvin membayarnya.
"Makasih, Mbak."
Calvin berbalik ke arah motor dan berniat pulang lalu memberikan obatnya pada seseorang. Tanpa sengaja, matanya menangkap sesuatu. Seseorang yang ia kenali, dan juga ia cari. Dia sedang berjalan sampai akhirnya dia berhenti untuk membeli makanan.
Ia langsung menghampiri orang itu. Tanpa ba-bi-bu, Calvin menarik pakaiannya dan membawanya ke tempat sepi. Untung saja di sana tidak terlalu ramai, jadi tidak ada yang curiga.
"Ngapain kamu?" Tanyanya penuh amarah.
"Saya udah lama pengen nanya ini ke kamu." Calvin melepaskan cengkeramannya.
"Maksudnya?"
"Kamu kan yang ngelakuin semuanya ke Odi? Semua teror itu?"
Dia—Kevin—memalingkan wajahnya sambil berdecih. Ada segaris senyuman miring di sana. "Apa peduli kamu? Kamu suka sama dia hah?"
"Saya peduli, karena saya harus ngelakuin itu buat Odi." Rahang Calvin mengeras. "Sekarang berhenti dan minta maaf sama Odi."
"Harusnya dia yang minta maaf. Gara-gara kakaknya, semua orang yang nggak suka saya jadi rame-rame ungkap semua keburukan saya."
"Termasuk kabar kalo kamu kepergok mesum?"
"Saya nggak bakalan sejauh ini kalo Gensa nggak nyerang saya sejak awal!"
"Stop ngelakuin yang aneh-aneh sama Odi."
"Saya nggak akan berhenti gitu aja, Calvin."
"Terus mau kamu apa?" Calvin mulai kehilangan kesabarannya. "Dia sampe sestress itu kamu tahu?"
"Emangnya diskors satu bulan nggak bikin kamu stress juga?" Balas Kevin tidak mau kalah. "Oke saya terima untuk urusan kabar saya mesum itu. Tapi sebelum saya pindah sekolah, saya mau Gensa minta maaf ke saya."
Calvin terdiam. Ini sudah bukan kuasanya lagi. Ia hanya perlu memberi tahu apa yang baru saja ia dengar.
Sekarang giliran Kevin yang menorehkan senyum kemenangannya. Ia menepuk pundak Calvin. "Kasih tahu Gensa. Ini urusan laki soalnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/70766071-288-k981922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[#1]: Ring The Bell
General FictionSemuanya berawal dari kesalahpahaman Odi tentang menyangka bahwa tetangga barunya adalah seorang gelandangan. Lalu berlanjut berkumpul menjadi kebahagiaan dan luka. ••• Aku nggak tahu, semakin hari, semakin aku sadar bahwa semua orang itu tak sebaik...