sembilan belas: Cat Rambut

163 41 34
                                    

AKU SENENG BANGET KARENA PEMBACA RTB SUDAH MULAI BANYAK. MAKASIH YA GUYS

JANGAN JADI SILENT READERS DONG HEHE, VOTE SAMA KOMEN BIAR AKU SEMANGAT

OH IYA, AKU RENCANA BIKIN EXTRA PART EDISI LEBARAN SBG BONUS DARI AKU

TAPI KALIAN SKRNG HARUS VOTE DAN KOMEN YAWWW

AYO DONG BIAR CERITAKU NAIK

HEHE LUV YOU

SELAMAT MEMBACA ❤️😘


[]

Semester baru telah dimulai, saatnya membuka lembaran baru untuk setiap mata pelajaran yang ada di sekolah.

Upacara hari Senin seperti biasa selalu tampak membosankan bahkan dihindari. Liburan sekolah yang lumayan lama tidak membuat mereka sekalipun merindukan upacara. Yaiyalah, sebenarnya males berdiri lama-lama di bawah terik matahari.

Selalu ada razia setiap hari Senin, apalagi razia rambut. Mau siswi atau siswa. Biasanya Odi selalu berhasil menghindar razia kedisiplinan tiap minggunya. Mungkin dia punya kemampuan melesat seperti ninja, makanya selalu bisa menghindar.

"Di, katanya poni kamu mau diitemin ih!" Bisik Mela saat melihat ada guru BP berlalu lalang di barisan mereka.

"Aman lah, biasanya juga nggak kena."

"Aku juga lupa ini rambut aku bawahnya belum dipotong." Mela ikut-ikutan panik karena rambut panjangnya tidak berwarna hitam.

Biasanya, selama liburan sekolah Mela selalu mengecat rambutnya. Tapi kali ini sepertinya dia tidak sempat berganti warna rambut kembali.

"Kalem dong, Mel."

Setiap mau bubar upacara, biasanya Odi selalu kabur melalui barisan kelas 10. Barisan itu aman karena pengawasannya tidak seketat angkatan lain. Namun kali ini tidak sama.

"Waduh," Odi menepuk jidatnya.

"Kenapa, Di?"

Odi lalu menunjuk barisan anak kelas 10 yang sekarang diawasi guru BP senior. Harus ngelewat mana lagi dia?

"Gimana atuh?" Pekik Mela panik.

"Haduh teuing anying."

Lalu ia melihat gerombolan anak kelas 12 yang tampak santai-santai saja. Odi pikir, tidak apa lah masuk ke barisan senior. Ia pun ikut baris dan beberapa anak senior memelototinya, tapi ia dan Mela tetap terlihat tenang.

Ow shit!

Guru BP kan ada di sana juga, malah lebih banyak karena sedang membagi-bagikan kuisioner untuk SNMPTN.

"Heh kamu!" Panggil salah seorang guru BP yang Odi tau kumisnya suka bergoyang-goyang saat bicara. Mirip suaminya Inul Daratista.

"Odii... ini gimana?!"

"Ayo pura-pura nggak liat." Odi menarik Mela dari barisan dan berjalan tanpa dosa.

[#1]: Ring The BellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang