tiga belas: Si Rambut Api

211 49 60
                                    

HELLO AND HAI!

SEPERTI BIASA AKU UPDATE SETIAP HARI DI JAM YANG NGGAK MENENTU KARENA KULIAH ONLINE JUGA BANYAK TUGAS.

SEMOGA PART INI BISA MENGHIBUR KALIAN YA!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA BIAR CERITA INI BISA SEMAKIN BANYAK YANG BACA OKAY! SELAIN ITU BIAR AKU SEMAKIN SEMANGAT NULISNYA.

HAPPY READING GUYS😘

[]

Hari ini adalah jadwal praktik kelas Biologi. Bab jaringan hewan yang selalu Odi tunggu-tunggu. Bukan karena guru Biologinya yang masih muda, ganteng, menawan dan merupakan guru praktik PPL dari kampus, namun karena ia bisa melakukan acara bedah-bedahan hewan dengan berbagai peralatan lab.

"Baik, anak-anak. Sekarang lihat jaringan yang ada di jantung burungnya. Iris setipis mungkin dan ditaruh di cawan ya." Ucap Pak Galih, sang guru PPL dengan auranya yang ramah.

"Baik, Pak." Jawab semuanya kompak.

Kali ini mereka bertugas berpasang-pasangan. Odi berpasangan dengan Mela pastinya. Mereka itu ibaratnya sudah satu paket lengkap.

"Coba dilihat di jantungnya ada apa aja, lalu gambar. Jangan bilang ada pacar ya, saya tahu kalian ini jomblo-jomblo menahun."

Seisi kelas tertawa namun Mela tiba-tiba nyeletuk.

"Bapak nggak tahu kalo saya abis balikan sama mantan, Pak!"

"Yee... kamu ini." Omel Pak Galih. "Ya sudah, sekarang saya beri waktu sampai bel untuk menggambar jaringan yang ada di jantung. Habis itu, tolong dijelaskan ya."

"Baik Pak."

"Saya tinggalin kalian dulu, saya mau ke kantor sebentar. Yang tugasnya copy paste saya kasih nilai A."

Seisi kelas sontak bersorak.

"Tapi kalo kalian jomblo terus jangan heran, itu saya yang doain hehehe."

Pak Galih pun pergi meninggalkan lab dengan tenangnya. Membiarkan para murid menyelesaikan tugas dan membuat laporan dengan santai.

"Mel, Mel,"

"Hm," Mela yang sedang menerawang mikroskop terlihat konsentrasi sekali.

"Mel, Mel,"

"Ya ampun apaan sih?"

"Aku mau nanya dong."

"Kalo kamu mau nanya soal ini, aku angkat tangan." Mela menunjuk mikroskop. "Di, kamu tau aku ini nggak sepinter kamu kalo soal pelajaran."

"Ini bukan soal pelajaran." Odi lalu berbisik. "Ini soal percintaan."

Mela menggebrak meja semangat, "Nah kalo itu aku spesialisnya."

Semua orang menatap ke arah mereka dengan kompak.

"Sok sok, mau nanya apa?"

"Gini..." Odi terlihat gugup. "Kalo ada cowok yang bilang suka ke satu cewek, itu artinya apa?"

"Gusti nu Agung! Odi seriusan?!"

Teriakan Mela lagi-lagi membuat mereka jadi pusat perhatian.

[#1]: Ring The BellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang