HAI HELLO
MAAF BARU UPDATE LAGI YA. AKU LAGI SIBUK URUS OLSHOPKU SOALNYA HEHE
KALI INI UPDATENYA AGAK SEDIKIT GAPAPA YA? AKU KURANG ENAK BADAN SOALNYA :(
MENURUT KALIAN MENDING SERING UPDATE TAPI SEDIKIT ATAU LAMA UPDATE TAPI PANJANG?
AKU MINTA PENDAPATNYA YA❤️
BTW JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN BIAR AKU SEMAKIN SEMANGAT 🥰
HAPPY READING GUYS ❤️😍
[]
Suasana mendadak dingin saat ia melihat Calvin melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Cowok itu sudah emosi dan wajahnya menyiratkan bahwa ia marah sekali pada Odi. Dalam sekejap, ia sudah berdiri di sampingnya dan memegang tangannya.
"Aku bilang kamu tunggu aku di mana aja tapi bukan di sini." Ucap Calvin dingin.
"Cal... aku cuma sekalian mampir."
"Kamu tau kan aku paling nggak suka kamu barengan sama cowok ini?"
Odi terdiam, suara Calvin barusan membuat semua orang yang ada di cafe menatap ke arah mereka. Rasanya malu sekali. Melihat kejadian itu, Lintang segera tahu keadaan dan melakukan sesuatu.
"Kita bicara di belakang, nanti saya jelasin." Lintang akhirnya buka suara. "Odi keliatannya nggak nyaman."
"Diem lo." Calvin menatap Lintang tajam lalu kembali mengintimidasi Odi.
"Cal, yuk. Aku tau kamu marah tapi jangan gini oke?" Odi berusaha mencairkan suasana, ia tetap dengan tenang merespon Calvin.
"Aku minta penjelasan di sini, Di. Kamu ngapain sama dia di sini?"
"Aku cuma mampir. Kita ngobrol sebentar doang."
"Bukan itu maksud aku. Kamu ada perasaan kan sama dia?"
What?
Maksud Calvin apa sih?
Ia datang ke sini hanya karena ingin mampir melihat cafe Lintang tanpa ada maksud apapun selain ingin berbincang sembari menunggu Calvin. Ia bahkan memesan segelas kopi untuk Calvin yang akan ia bawa saat pulang nanti.
"Kamu nggak mau jawab?"
"Cal, aku jelasin tapi nggak di sini." Tegas Odi yang tampaknya sudah geram karena Calvin tidak mau mendengarkannya.
"Di mana? Kamu mau ngelak?" Calvin mencengkeran tangan Odi.
"Cal ih!" Odi tampak menangis dan sudah tidak ingin lagi menatap Calvin.
Rasanya ia membenci sisi posesif Calvin satu ini. Padahal ia tahu sendiri kalau Odi sangat menyayanginya tapi kenapa musti tidak dipercaya seperti ini. Rasanya sesak sekali saat tahu ia tidak mendapat kepercayaan yang ia maksud.
Jujur, punya pasangan posesif itu tidak nyaman, teman.
Rasanya Odi terkekang sekali, padahal ia dan Lintang hanyalah sebatas kenalan dan Lintang sudah seperti kakak kedua baginya. Tapi entah dengan Lintang, ia menganggap Odi sebagai adik namun mungkin sebenarnya lebih dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#1]: Ring The Bell
Fiksi UmumSemuanya berawal dari kesalahpahaman Odi tentang menyangka bahwa tetangga barunya adalah seorang gelandangan. Lalu berlanjut berkumpul menjadi kebahagiaan dan luka. ••• Aku nggak tahu, semakin hari, semakin aku sadar bahwa semua orang itu tak sebaik...