Author: Qhariesta
Happy Reading!!!
---
"Makasih Dav, udah mau nganterin aku."Dava mengangguk pelan, keduanya baru saja tiba di depan rumah sederhana Ve.
"Aku balik!""Kamu gak mau masuk dulu?"
Tawar Ve pada Dava yang menggeleng.
"Sekalian aku buatin kamu teh anget.""Gak perlu Ve," Dava menatap arlogi dipergelangan tangannya. "Udah sore, bunda pasti lagi nungguin aku."
"Ya udah, kalau gitu hati-hati."
Dava tersenyum tipis. "Sampai ketemu besok, disekolah."
Dielusnya pelan rambut hitam Ve, dan mampu membuat gadis manis itu terdiam seketika.....
Keesokan harinya dikelas Dira, Evan dan Vega."Lemper! Lo bener-bener gila, Dir!" Evan, pemuda sederhana itu terlihat sedang mengomentari sang sahabat Dira, yang duduk disampingnya. "Atau dalam bahasa inggrisnya itu.." pemuda itu terlihat berfikir sejenak.
Evan memang tak begitu pandai berbahasa inggris, jadi wajar saja jika ia selalu kesulitan untuk mengartikan bahasa international itu, seperti sekarang, satu-satunya kalimat yang ia hafal hanya "F*ck ur self,dude!" itupun dihafalnya karena Dira selalu menyebutkan kalimat itu setiap kali playboy itu bertengkar dengan seseorang.Dira tersenyum tipis menatap espresi bingung sahabat baiknya itu, pemuda itupun berniat untuk membantunya mengingat. "Handsome Van."
Perkataan Dira itu membuat Evan mengangguk cepat. "yep, lo emang benar--benar handsome Dir!"
Dira tertawa kecil setelah berhasil mengerjain Evan, Evan terdiam saat ia menatap senyum jahil Dira. "tunggu-tunggu.." Evan menatap Dira tajam yang menaikkan kedua alisnya.
"Kenapa? benerkan, Gila itu bahasa inggrisnya Handsome."
"Bukannya handsome itu ganteng yah?" Evan menggaruk tengkuknya sambil menatap Dira yang menggeleng.
"Bukanlah, Ganteng itu Crazy!" Dira mencoba menjelaskan. "Nah gue handsome dan lo crazy."
Evan mengangguk polos. "Iya, gue ganteng, berarti crazy, dan lo ggila berarti Handsome!"
kini giliran Dira yang mengagguk bersamaan dengan senyum jahilnya. "Evan,evan, betapa polosnya Dirimu?"
Seketika pandangan Dira teralih pada sosok Ve yang baru memasuki kelas.
Dengan tas pinggang berwarna coklat bercampur garis merah pada sisi kiri, gadis itu berjalan santai menuju kursi miliknya.
Pandangan Ve sempat mengarah sekilas pada Dira yang tersenyum padanya, sebelum gadis itu mengalihkan pandangannya cuek."Dalam hitungan ketiga, keajaiban akan terjadi."
Dira berbisik pelan pada Evan yang terlihat masih sibuk sendiri dengan kata Handsome dan Stupid."Satu... Dua... Tig..."
Brukkkkk!!!
"Hahahha!"
Dira tertawa lepas saat mendapati Ve yang ambruk saat menduduki kursi kelas, seisi ruanganpun seketika menertawakan gadis manis itu.Dira berdiri dari duduknya, berjalan santai menghampiri Ve yang masih terduduk malu pada lantai kelas.
Ia tersenyum tipis, menggelengkan kepalanya saat tiba didepan Ve yang menatapnya tajam.
"Makanya non!" Dira membungkukkan sedikit badannya hingga wajahnya mendekat pada wajah oval Ve, "lo sendiri yang bilang, kalau duduk tuh liat-liat!" Senyumnya melebar membalas tatapan tajam Ve. "Poor you!"
Ia mengembalikan posisinya menjadi berdiri tegak, berjalan santai tanpa rasa menyesal sedikitpun atas perbuatannya yang telah mengerjai Ve seperti tadi.
"Van! Toilet Yuk!" Dira melambaikan tangannya pada Evan yang menggeleng cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Divario
Teen Fiction.. Tentang hate-love Story pemuda bernama Dira .. Dia Dira, pemuda dengan seribu cara untuk membuat para gadis terasa istimewah, Dan dia Ve, satu-satunya gadis yang menolak keras perhatian tulus Dira. *** "Lo baca, lo bakal jatuh cinta sama Vega!" ...