Mungkinkah???

942 51 2
                                    

Author: Qhariesta

Hujan masih membasahi bumi, jam pulangpun telah terdengar.. beberapa murid nampak berhamburan keluar gerbang dengan hujan-hujanan, ada yang setia menunggu hingga hujan reda, ada pula yang menerobos hujan dengan payung yang dibawanya.

"Ve mana?" Dava menatap atap langit yang masih menguyurkan hujan. pemuda itu memilih untuk singgah sebentar sebelum memutuskan untuk pulang.
ia masih menunggu Ve yang belum juga ditemuinya sejak jam pelajaran ketiga.

"DAVA!" Evan berteriak sambil mendekat pada Dava yang menatapnya cepat. "Lo liat Dira?" Tanyanya pada Dava yang mengernitkan keningnya.

"Dia kabur lagi?"

Evan mengangguk cepat. "Dari pelajaran ketiga, bangkunya kosong."

penjelasan Evan mmembuat Dava memutar otaknya. Kebetulan.. Dira dan Ve sama-sama absen dijam ketiga... tidakkah ada yang tidaak beres.

"Gue takut Dira pingsan lagi," Evan mulai menampakkan wajah gelisahnya. memang pemuda ini begiut khawatir akan kesehatan Dira sang sahabat.

Dava mengangguk mengerti, kembali menikmati hujan yang dirasakan semakin reda.

"Hujannya awet dari kemarin!" Evan ikut menikmati pemandangan hujan disamping Dava yang mengangguk pelan.

Tak beberapa lama, tiba Keanes, pemuda yang mengurung Dira dan Ve dalam toilet. pemuda itu menyolek punggung Dava, hingga Dava berbalik menatapnya.
"Lo ngapain disini??" pertanyaan pemuda itu membuat Dava dan Evan mengernitkan keningnya bersamaan.

pemuda itu lanjut bicara. "Noh adik lo, gue kunciin ditoilet ujung, mending lo selamatin dia sebelum K.O!" Kean menaikkan sebelah alisnya dengan senyuman menantang.
penepuk punggung Dava sebelum ia kembali melangkah.

Dava dan Evan saling pandang, sebelum keduanya tersadar dengan apa yang baru saja dikatakan troublemaker itu.
"DIRA!!"

Keduanya bergegas menuju toilet ujung, Dava memutar kunci yang menempel pada lubang kunci cepat, membuka pintu itu setelah memastikan kunci itu telah terbuka.

Grekk!!
Dava dan Evan terdiam saat mendapati pemandangan tak biasa didepan mata keduanya. Dira yang masih tertidur dalam pangkuan paha Ve, dan Ve yang ikut tertidur dengan menyenderkan kepalanya pada dinding.
Tampak serasi.

"Cocok banget mereka!" Evan berbisik pada Dava yang tersenyum tipis. "Gue gak tau kalau ternyata Dira terkuncinya berdua bareng Ve." lanjut pemuda sederhana itu.

"Lo mau kemana?" Dava menarik lengan Evan saat hendak mendekat pada dua sajoli yang masih memejamkan mata itu.

"Bangunin mereka."

"Jangan sekarang." Dava meraih ponsel pada saku seragamnya cepat.

"Lo mau ngapain?"

"Motret mereka." jawab Dava dengan senyuman lebarnya.

Evan mengangguk mengerti. "Boleh juga, nanti upload diFacebook, terus jangan lupa tag ke gue."

Dava tertawa kecil mendengar penuturan Evan, "Sip!"

Dava mulai mengarahkan camer ponselnya pada kedua remaja itu..
hingga

Klikk!!
kamera tersimpan.

Evan ikut mendekat, menatap potret yang seketika nampak diponsel Dava. "Cute sumpah!"

Pemuda itu kembali memasukkan ponsel pada saku seragamnya. "Lo pulang naik apa?" menatap pada Evan seketika.

"Angkot, biasa."

"Gue anter yah!" pemuda itu menepuk lengan Evan yang mengernitkan keningnya.

"Yang bener?"

DivarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang