Author: Qhariesta
...
Apapun yang akan terjadi
Aku tetap menginginkanmu
Walau pada akhirnya
Kau pergi meninggalkan!!...
Ve terdiam, menatap bekal yang di letakkannya diatas mejanya. Gadis manis itu rela bangun pagi hanya untuk membuatkan nasi goreng untuk sang kekasih Dira, tapi sayangnya hari ini Dira absen dan gadis itu tak tau harus berbuat apa pada bekal buatannya itu.
"Masa iya dibuang?" Hati kecilnya bersuara."Buat Dira?"
Dava yang baru tiba seketika mendudukkan tubuhnya terduduk disamping Ve yang mengangguk. "Dira absen hari ini." Dava menjelaskan.Untuk kali kedua gadis itu mengangguk pelan. "Aku tau."
"Lalu? Daripada dibuang dan gak kemakan," perlahan Dava meraih kotak makan milik Ve, "Lebih baik buat aku." Senyuman tipis terpampang indah pada bibir tipis pemuda berkacamata itu.
Tak ada pilihan, Vepun mengangguk mengiyakan.
"Daripada dibuang? Dosa!" Pikirnya."Tapi Dav," Suara pelan Ve menghentikan aksi Dava membuka kotak makan biru ditangannya.
"Mungkin rasanya agak aneh, soalnya tadi aku lupa udah masukin garam apa belum,"
Dava tersenyum tipis mendengar penuturan polos sang sahabat. "Dan lagi kayaknya bumbunya kebanyakan." Lanjut Ve.Niat membuka kotak makan pun terhentikan dan berganti pemuda itu mengacak rambut Ve gemas. "Vega! Vega!! Kamu bikin aku gemas tau gak?"
"Dava ah!" Ve menepis telapak tangan Dava yang bermain manja pada rambut hitamnya. "Aku gak enak diliatin satu kelas."
Dava menjauhkan tangannya cepat, menatap sekeliling kelas yang dirasakannya mulai ramai, "Perasaan tadi sepi Ve," bisikan pelan Dava membuat Ve tersenyum lebar. Dava!! Dava!!
Saat hatinya galau dan resah, Davalah yang selalu menjadi penyemangat untuk Ve.
Dan begitupun dengan senyuman Ve, yang menjadikan Dava sosok yang kuat dan percaya cinta tak harus saling memiliki.
Walau.. entah akan sampai kapan pemuda itu bertahan dalam cinta sendiri."Ya udah! Aku kekelas." Dava berdiri dengan memegang kotak makan milik Ve. "Akan aku makan istirahat pertama nanti." Katanya lagi, kali ini pemuda tinggi itu menaikkan pelan kotak makan ditangannya hati-hati. "Terimakasih!"
Setelah kepergian Dava, Ve terduduk seorang diri. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lewat, dan Indah kawan sebangkunya belum juga tiba, sementara sang pembimbing terlihat memasuki ruangan.
...
Pluk!!!Ve terkejut saat seseorang dengan lancangnya melemparkan kertas hingga mengenai kepalanya. Ia menengok kebelakang, didapatinya Evan dengan wajah tak berdosanya melambaikan tangan kearahnya. Dan sudah dipastikan, semua itu pastilah ulah Evan.
Ve berbalik arah dan meraih malas gumpalan kertas diatas mejanya, dan dengan perlahan gadis itu membaca tulisan yang tertera disana.
"Indah gak masuk kan? Si lemper juga gak masuk, Gue duduk bareng lo yah?"Ve menengok sebentar pada bangku Indah yang kosong, selang berapa detik gadis itu menengok kebelakang menatap Evan yang menunggu jawaban darinya.
Evan menaikkan alisnya "Gimana?"
Pemuda itupun menyatukan kedua telapak tangannya "Please!" Ia mengerakkan bibirnya tanpa suara.Terpaksa Ve mengangguk setuju. "Ia juga butuh teman mengobrol saat ini." Pikirnya.
Dan... Dalam hitungan detik Evan telah terduduk disebelahnya.
"Hai Vega!" Sapanya manis.
Gadis itu hanya membalasnya dengan anggukan kepala.
"Pulang sekolah, gue mau kerumah Dira,Lo mau ikut?" Evan seolah membuka catatannya dan berpura-pura menyalin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divario
Novela Juvenil.. Tentang hate-love Story pemuda bernama Dira .. Dia Dira, pemuda dengan seribu cara untuk membuat para gadis terasa istimewah, Dan dia Ve, satu-satunya gadis yang menolak keras perhatian tulus Dira. *** "Lo baca, lo bakal jatuh cinta sama Vega!" ...