Terimakasih

431 26 3
                                    

Author: Qhariesta

***
“Dira!”
Mia melangkah pelan mendekati Dira yang telah menunggunya ditaman rumahsakit.
Dengan rantang putih ditangannya, gadis itu berdiri disamping Dira yang menyambutnya dengan senyuman.

“Hi!” Sapa Dira pelan, pendangan pemuda itu lurus kedepan.

“Aku bawakan puding coklat seperti permintaanmu!” Mia terduduk dikursi samping Dira, setelah gadis itu meletakkan kotak makannya pada pangkuan Dira yang mengangguk.

Dira meraba kotakmakan ditangannya. “Kau yang membuatnya?” Dira bertanya sambil mengubah arah pandangannya kekiri, menatap Mia pelan.

“Iya!” Mia membantu Dira membuka kotakmakan itu, “Aku yang membuatnya khusus untukmu.” Ia berkata pelan.

“Terimakasih Mia!”

Jantung gadis berdegup kencang saat Dira menyebut namanya, “Kamu ingat nama aku?” tanyanya tak percaya, pasalanya ini kali pertama playboy itu tak salah saat menyebut namanya.

Dira tersenyum tipis, “Tidak! Gue susah payah semaleman buat nginget nama lo, Mi!” Dira berkata polos sambil menggaruk tengkuknya. “Kebangetanlah! Kalau gue salah nyebutin nama gadis semanis lo.”

Mia tersenyum malu mendengar pernyataan Dira, ia tersenyum senang menatap wajah pemuda yang dicintainya itu.

“Mia!” Dira berseru pelan membuat Mia menatapnya tajam.

“Apa?”

“Suapin gue dong!” Pinta Dira dengan suara manjanya.

Mia melebarkan senyumnya menatap ekspresi pemuda disampingnya ini, tanpa perlu waktu lama, gadis itu segera meraih sendok berukuran kecil disudut kotakmakan dan menyendokkan sedikit puding coklat buatannya, “Buka mulutnya!” ia mendekatkan sendok puding itu pada bibir tipis Dira yang terdiam, hingga pemuda itu membuka mulutnya dan menyantap puding yang disuapkan Mia,
“Bagaimana,Enak?” Mia bertanya pelan sambil menatap tajam Dira yang mengangguk.

“Selalu.”

Satu jam telah berlalu, dan Mia masih setia disamping Dira, keduanya terlihat berbincang-bincang diselingi tawa, sesekali Mia terlihat menyuapi Dira puding coklat buatannya, hingga [uding itu habis tak tersisa.
Mia menutup kotak makan yang telah kosong, beralih gadis manis itu menatap wajah Dira yang semakin bersinar.
Ini kali pertama keduanya bisa sedekat ini, terlebih Diralah yang meminta Mia untuk menemuinya dan meminta gadis itu membuatkannya puding coklat.
Hati gadis itu meloncat girang saat panggilan Dira tertera pada ponselnya, dan gadis itupun dengan semangat bangun pagi-pagi sekali hanya untuk membuatkan puding coklat untuk Dira, ia ingin semuanya menjadi spesial untuk sang pangeran,
Mia masih mencintai Dira, gadis itupun tak pernah berhenti berharap, suatu saat nanti Cintanya akan terbalaskan, walau hanya sekejab.

“Kenapa Diam?” Dira bersuara, memecah keheningan siang itu, “Suapin gue lagi dong!” Mintanya sambil menengok kekiri, tempat dimana Mia terduduk.

“Hmm, pudingnya udah habis Dira,” Mia bersuara pelan, ada rasa sesal dihatinya, kenapa iia tak membuat lebih banyak agar Dira bisa menikmatinya lebih, “Maaf!”

Dira tersenyum tipis mendengar penuturan gadis itu, walau matanya tak dapat melihat, tapi hatinya merasakan aura wajah menyesal Mia. “Gak apa-apa lagi!” ia mencoba meraba wajah Mia, hingga tangannya benar-benar menyentuh pipi putih gadis itu.
“Terimakasih yah!” dielusnya lembut pipi Mia, hingga gadis itu terdiam kaget.

“Selama ini, lo udah baik banget sama gue, Mia!” Dira kembali bersuara, “Lo percaya gak, kalau semalaman gue gak tidur, Cuma mau mengingat nama lo!” jemarinya tak lagi menyentuh pipi sang gadis, pandangannyapun beralih lurus kedepan, menatap hampa pandangan hitam didepannya.

DivarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang