PROLOG

1.9K 61 4
                                    


Cerita ini asli imajinasi dan ide saya sendiri...

Kalau ada nama tempat ataupun mungkin jalan ceritanya.. harap dimaklumi..

Author: Qhariesta ^^

***

"Gue emang butuh hati seseorang untuk tetap bertahan hidup, tapi itu bukan hati lo Ve, gue gak mau lo donorin hati lo demi gue, cukup tersenyum saat lo ada disamping gue sampai gue bener-bener pergi dari dunia ini, itu udah lebih dari cukup!" Vega Ramona evelyn , Gadis cantik itu mencoba menghapus air matanya yang terjatuh, mencoba tegar disamping Dira yang berbaring disampingnya. Cowok yang mengenakan piyama rumah sakit itu, tersenyum tipis saat mendapati gadis itu yang menatapnya teduh.

"Gue seneng lo masih peduli sama gue," Dira kembali tersenyum, "Padahal selama ini lo acuh banget Ve, sampai-sampai lo nulis di dinding kantin, kalau lo akan buat perhitungan setiap kali gue makan dikantin nyokap lo" Pemuda itu mengubah posisinya menjadi duduk, mendekat pada Vega yang lebih dulu terduduk direrumputan taman rumah sakit.

Ve tersenyum tipis mengingatnya. "Itu hanya perasaan lo." gadis itu bersikap acuh, tak berani menatap tatapan tajam Dira yang menyerangnya.

"Lo tau Ve," Dira meraih kedua lengan Ve dan memutar tubuh gadis itu hingga keduanya berhadapan. Saat itupula jantung Ve terhenti sesaat. Cowok tinggi itu lanjut bicara. "Hidung gue sempat terbang waktu anak-anak bilang lo ngefans sama gue." ia menaikkan sebelah alisnya, tersenyum saat pipi gadis itu seketika berubah merah.

"berlebihan!" Ve menepis kedua tangan Dira yang masih mendarat pada lengannya, berganti memukul kecil dada bidang Dira yang tertawa pelan.

"Aduh!"" Dira mengeluh pelan, Ve menatapnya khawatir,Wajah pemuda itu terlihat pucat, "Sakit!" ia meremas dadanya keras.

"Dira, lo baik-baik ajah?" Ve segera menempelkan jemarinya tepat diatas punggung tangan Dira yang menepel didada tegap cowok itu. "Jantung lo kambuh??gue panggilin dokter yah!lo telat minum obat? gue ambilin obatnya ajah gimana, atau..."

Dira tersenyum tipis, meraih jemari tangan Vega membuat gadis itu seketika terdiam. "Ini dada Ve," Dira menggenggam jemari lentik itu erat. "Digigit nyamuk tadi." Katanya lembut sembari melebarkan senyumnya.

"Lo ngerjain gue!" Ve menunduk malu, ia merasakan dirinya benar-benar bodoh saat ini,bagaimana bisa ini terjadi didepan cowok menyebalkan ini.

"Maaf!" Gadis itu bersuara pelan,Ia menjauhkan tangannya dri genggaman erat itu.

Kening Dira mengkerut, "Karena??" Ia meraih dagu Ve hingga gadis itu menatapnya enggan.

"Gue..." Gadis itu sulit melanjutkan perkataannya.

ia memalingkann wajahnya kekiri. pemuda itu masih menatapnya setia menanti perkataannya.

Vega menarik nafasnya panjang dan menutup matanya, sebelum sebuah penuturan singkat terlontar dari bibir merah itu.

" Gue Mencintai Kakak Lo."

"Kakak tiri." Dira tertawa pelan, "Dia pantas buat lo, setidaknya dia gak pernah nyulik lo dijam pelajaran seperti gue."

Vega menatap lekat pemuda itu yang tersenyum, senyuman yang mungkin terpaksa ia keluarkan agar gadis ini tak mengkhawatirkannya.

Dia Divari Redrigo Kivandra, satu-satunya cowok yang membuatnya tak bersemangat setiap kali mereka berpapasan, dan hanya cowok inilah yang berani menciumnya didepan kantor kepala sekolah.

Cukup gila bukan??

"Lo emang seperti bunglon, memiliki seribu kepribadian, kadang lo buat gue kesel dan terkadang lo buat gue ngerasa nyaman seperti sekarang, walaupun bukan hati gue yang nanti akan menyelamatkan nyawa lo, gue yakin disana masih banyak yang rela mengorbankan hatinya demi lo, Dan lo akan tetap bertahan."

Ve tersenyum membalas senyuman tulus Dira. "Dira, setiap detakan jantung lo adalah hikmah untuk siapapun yang merasakannya, termasuk gue."

DivarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang