Gadis Cinderella

1.1K 61 0
                                    

Dira menatap sekeliling perpustakaan, tangan kanannya terlihat memegang sapu. Ia medengus pelan menatap banyaknya buku yang harus ia bersihkan sebagai hukuman kenakalannya.
Dira mendengus pelan, ia merasakan letih setelah membersihkan hampir dari seluruh ruangan sekolah, hanya tinggal perpustakaan ini yang tersisa.

Ia menatap keluar jendela, Hujan masih setia menemaninya..

“Dira!”
Dari balik pintu tiba Niky menghampirinya.
Kening cowok itu mengerut saat mendapati Gadis itu meraih sapu ditangannya.

“Gue bantu yah!” Gadis itu membuka tasnya dan menaruhnya dimeja samping, “Bisa dimulai darimana?” Lanjutnya sambil memulai beraksi.

Dira tertawa pelan, “Elo mau bantuin gue?” 
Niky mengangguk Yakin.

“Serius?” Dira masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Gadis ini, yang dikenalnya sebagai gadis yang tak pernah kerja, manja dan terlalu menomorsatukan perawatan untuk kecantikan tubuhnya… akan membantu dirinya bekerja??
Tidakkah ia sedang bermimpi.

“Kenapa?? Gue serius!” Niky menyakinkan Dira.

Dira mengangguk pelan, “Kapan terakhir lo nyapu, ngepel, sama beres-beres??”

Pertnyaan Dira membuat gadis itu berfikir sejenak. “Enambelas tahun yang lalu.”

Dira menggelengkan kepalanya dan kembali meraih sapu dari tangan mulus gadis itu.
“Berarti lo gak pernah kerja!”

Nikyy mengangguk, meraih lengan Dira dan merangkulnya. “Tapi demi pangeran Dira, Niky rela kok!” suaranya sengaja ia buat manja.

Dira menepisnya pelan. “Ya udah kalau lo maksa!” Cowok itu mengembalikan sapu pada tangan Niky yang tersenyum. “Kebetulan gue udah capek banget!” Dira medekat pada meja dipojokkan dan membaringkan badannya disana.

Niky berjalan mendekat.. menuntun Dira hingga terduduk. “Tunggu, tapi semuanya gak gratis, pangeran.”

“Udah gue duga! Apaan?” Dira menatap tajam Niky yang tersenyum malu-malu. “Lo mau ciuman dari gue?” cowok itu menaikkan satu alisnya genit.

Niky menenpis lengan Dira kencang. “Apaan sih, itu mah nanti ajah,”

“Trus??”

“Gue mau.” Niky mendekat pada Dira, memcoba membisikkan sesuatu pada telinga cowok itu. “Lo deketin gue sama Dava.”

Alis Dira menyatu saat mendengar penuturan gadis itu. “Maksud lo, gue nyomblangin lo sama Dava?” Tanyanya dengan espresi datar.

“Betul, gimana?” Gadis itu menatap Dira yang terdiam. “Kalau lo mau, pokoknya lo tinggal terima ruangan ini bersih.”

Dira menatap ruangan cukup luas itu, ditambah dengan ratusan buku-buku tebal yang menunggu dibersihkan. Tak ada cara lain, cowok itupun mengangguk setuju.
“Daripada gue mati kecapean!” Pikirnya.

“Baiklah.”

Niky terlihat bahagia akan jawaban Dira barusan. “TERIMAKASIH!” Nikypun memeluk tubuh Dira yang tersenyum terpaksa.

“Udah, sekarang selesaiin tugas lo,” Dira melepas rangkulan Niky dan kembali membaringkan badannya tertidur diatas meja panjang itu. “Gue mau tiduran dulu.”

“Siap pangeran!!”

***
“Dira terkena penyakit jantung bawaan sejak kecil.” Kata-kata Dava seketika terliang dikepala Vega.
Gadis itu baru menyadari seberapa sulitnya hidup Dira setelah Dava menceritakan semuanya tadi.
Dira yang dilihatnya selalu cuek, menyebalkan plus egois, ternyata memiliki sisi lain dari dirinya.

DivarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang