"Dava dan Vega

1.1K 74 3
                                    

Author: Qharista

Happy reading!!

---
"Jadi, kamu putrinya ibu kantin?"
Tanya Dava sambil menatap Ve yang berjalan disampingnya.

Gadis itu mengangguk pelan. "Yah!" Ditatapnya Dava balik, "Kenapa? apa setelah kamu tau aku anaknya ibu kantin, kamu jadi malu temenan sama aku?" Ve menundukkan wajahnya.
Ini bukan kali pertama, seseorang menjauhinya hanya karena status Ve.
Sekolah Ve terdahulupun, gadis itu sempat dikucilkan, tapi beruntung Ve bukanlah type gadis yang lemah, ia tak akan tinggal diam jika seseorang menyerangnya, ia akan balik menyerang dan tak akan pernah mau mengalah.
Dan sekarang, Davapun sepertinya akan menjauhinya, harapan gadis itu yang ingin bersahabat dengan Dava sepertinya tak akan pernah terjadi.

Dava tersenyum tipis saat mendapati Ve yang menunduk.
Ia menghentikan langkahnya di depan ruang perpustakaan. "Ve!" Sapaan lembut Dava membuat gadis itu terhenti didepannya.
Ve menaikkan wajahnya menatap Dava yang masih tersenyum.
"Apa aku se arrogant itu?"

"Huh?"

"Apa wajahku type-type cowok arrogant yang hanya memilih-milih teman?"
Dava menaikkan dagunya, ia menghadap pada jendela ruang perpustakaan, dimana dalam pantulan kaca jendela menampakkan wajah tampannya. "Se arrogant itukah?" Kembali ia menatap Ve yang menggeleng cepat.

"Bukan, bukan seperti itu," gadis itu terlihat salah tingkah, terlebih saat Dava mendekatkan wajah tampannya pada wajah oval Ve.
Aduh!!! Kenapa sekarang jantung ini berdetak kencang banget!!
"Hmm, maksud aku.." Ve terlihat sulit bersuara, tatapan tajam mata Dava dan senyuman tipisnya mampu membuat gadis manis itu terpesona.
Siapapun, tolong hentikan pemuda ini untuk membuatku salah tingkah seperti sekarang!!
Siapapun!! Siapapun!!

"Kalau mau ciuman jangan disini! Dipojokan sana!!"

Dava menjauhkan wajahnya dari wajah Ve yang telah memerah, pemuda itu menatap sang pemilik suara yang sangat dikenalnya.
"Dira!" Ditatapnya Dira yang begitu saja melewati dirinya dan juga Ve.

Dira yang disapa Dava, mengacuhkan pemuda tinggi itu, dengan gaya cuek, Dira melewati Dava dan Vega begitu saja, seolah saat ini tak ada seorangpun disana.

Ve menajamkan penglihatannya, rasa-rasanya ia mengenali sosok pemuda yang baru saja melewatinya, tapi...

"Ve!"

Sapaan pelan Dava membuyarkan lamunan gadis itu, dengan cepat Ve mengatur nafasnya, dan mencoba untuk bersikap biasa.
"Yah!"

"Lanjut??"
Dava menajamkan penglihatannya, menatap gadis itu yang nampak kebingungan.
Dava tersenyum tipis menatap wajah bingung Ve, pemuda ini akui, Ve terlihat cantik saat menampakkan wajah bingung seperti sekarang, sangat polos dan Dava menyukai itu.

"Lanjut?? Maksud kamu?"
Ve mengalihkan pandangannya dari tatapan mata tajam Dava, ia menatap sekelilingnya, mulai terlihat sedikit sepi dari beberapa menit lalu.
Sangat Ve kembali menatap Dava, Sial! Pemuda itu masih setia menatapnya.
"Oh!! Come on!! Berhenti menatapku seperti itu, Dav! Aku masih belum siap patah hati!!"

"Ah!!" Ve berseru pelan, "Aku pergi dulu!" Gadis itu berusaha untuk pergi, tapi jemari tangan Dava mampu menahannya.

"Tunggu!! Kamu mau kemana?" Dava menahan langkah Ve dengan menggenggam jemari gadis itu. "Biar aku antar!"

Ve menepis pegangan tangan Dava pelan. "Terimakasih, Tapi.."

"Ayolah!"
Pemuda itu kembali meraih tangan Ve yang terdiam, mengantar Ve menuju ruang kepala sekolah.
Beberapa pasang mata menatap keduanya tajam, ini kali pertama Dava bersikap cukup terbuka dan ramah pada seorang gadis, karena selama ini yang mereka lihat, Dava hanyalah sosok pemuda cool yang lebih memilih sendiri dan jarang dekat dengan seorang gadis.
Tapi kali ini, Ve mampu membuat pemuda itu berubah dalam satu pengenalan.

DivarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang