(Bonus) Yang Terlupakan

274 21 6
                                    

Author : Qhariesta

Ini hanya isi surat Dava yang kemarin gak sempat aku post karena kepanjangan hahaa
Happy reading all 💕💕

...
Teruntuk Dira...
Adik kecil gue yang beranjak dewasa...

Mungkin saat lo nemuin surat ini dan membacanya, gue udah pergi dari dunia ini..
Gue tau, lo belum sepenuhnya nerima kehadiran gue disisi lo, sebagai seorang kakak dan pelindung lo..
tapi asal lo tau dir, rasa sayang gue ke elo lebih besar dari rasa sayang gue sama diri gue sendiri.

Lo gak pernah tau, isi hati gue yang sebenarnya..
lo pernah nanya apa yang gue iriin dari cowok penyakitan seperti lo?
dan gue akan kasih tau lo jawabannya sekarang..
Banyak Dir... banyak yang bisa buat gue iri sama lo..

Pertama...
Lo punya sahabat yang sayang banget sama lo, dan mungkin udah lo anggap seperti kakak lo sendiri.
Evan, yah! lo punya dia yang selalu ada saat lo butuh ataupun saat lo kesepian, dia selalu ada disamping lo dalam situasi apapun,
gue sempat iri, waktu lo lebih percaya sama dia untuk mencurahkan segala perasaan lo ketimbang gue, gue pun pernah berharap sehari ajah, lo datang kekamar gue dan cerita semua masalah lo sama gue, apa berlebihan kalau gue ingin menjadi tempat curhat lo seperti Evan?
gue pingin jadi orang pertama yang tau, kapan lo jatuh cinta, siapa cewek yang udah buat adik gue terpesona, atau mungkin apa yang bikin lo marah dan bosen sampai-sampai lo ngunci diri lo dikamar?
Pintu kamar gue, gak pernah gue kunci, karena gue pingin kapanpun lo butuh gue, lo bisa masuk, pintu kamar gue selalu terbuka buat lo Dir, tapi nyatanya, selama duabelas tahun kita hidup bersama, sekalipun lo gak pernah memasuki kamar gue, jangankan masuk, ngelirikpun sepertinya lo enggan.

Dan sekarang lo liat gue, gue sendiri, tanpa sahabat gue ngerasa terasingkan.
gue pingin curhat sama lo, tapi setiap kali gue datang kekamar lo, lo sibuk teleponan sama Evan, saat lo ada waktu sendiri, lo menghindar dan menjauh dari gue.

Kedua..
Lo punya ayah yang perhatian sama lo..
mungkin lo terkadang kesal sama sikap ayah yang terlalu berlebihan ngelarang lo ini-itu..
tapi asal lo tau Dir, itu satu cara Ayah peduli sama lo.
gue ingat betul, saat kita kecil waktu kita sama-sama hilang ditaman hiburan, gue ingat saat itu, saat polisi menemuin kita, dia marah sama lo dan bahkan dia nampar lo, itu karena dia gak mau kehilangan lo.
saat itu gue juga ilang sama seperti lo, tapi saat gue ditemui, kenapa dia gak marah sama gue?
gue sempat sedih, saat gue liat perhatian ayah sama lo, bahkan pukulan yang selalu dikasih sama lo, gue harap suatu saat nanti gue bakal rasain semua itu,
tapi ternyata sia-sia, apapun kenakalan yang gue lakukan, ayah tetap gak pernah mukul gue.
Dan gue tau satu Hal, dia gak pernah sesayang itu sama gue, karena gue sadar posisi gue disini yang hanya sebagai anak tiri.

Ketiga..
Bunda..
gue gak tau gimana perasaan lo sebenarnya sama nyokap gue,
gue harap lo bener-bener menyayangi dia seperti gue yang sayang banget sama bunda.
Bunda sayang lo Dir, dan gue tau lo sadar itu.
walaupun selalu lo acuhkan, tapi dia selalu ada disana buat lo.
Minta gue cuma satu, memang gak akan ada yang bisa gantiin posisi ibu dihati lo, tapi apa bisa sebentar ajah lo meluk dia dan bilang kalau lo cinta dia, seperti yang selalu gue utarakan sama bunda.
Karena gue tau, cuma pelukan dan ucapan sayang lo yang sampai sekarang masih bunda gue tunggu.
demi gue, lo maukan ngelakuin semuanya??

Dan keempat...
mungkin ini alasan terakhir yang buat gue iri sama lo.
yah... Dia Vega,,,
gadis yang sama-sama kita cintai.
aneh.. awalnya gue gak ada rasa apa-apa sama dia, justru gue selalu berusaha untuk menyatukan kalian, karena gue ngeliat ada cinta disetiap pertengkaran kalian.
tapi seiring berjalannya waktu, hati gue terjatuh dalam cinta dan perhatiannya.
dia orang pertama yang berani ngellndungi gue..
lo ingat, waktu dia marah karena lo nyiram gue pake just alpukat, dan dia ngebals lo dengan numpahin mangkok bakso dikepala lo.
Sejak saat itu, gue ngerasa spesial.
Ini kali pertama seorang gadis ngelakuin itu sama gue, awalnya gue sempat berbunga-bunga, tapi ternyata gue terbang terlalu tinggi dan akhirnya membuat gue terjatuh,
Hati gue sakit, saat gue tau ternyata dia mencintai Lo, Divario.
Vega gak pernah benar-benar milih gue Dir, gue tau saat itu dia terpaksa bilang dia lebih milih gue dibanding lo, mungkin kalau saat itu lo ada disana, dan lo tatap matanya, lo akan ngerasain kalau dia gak benar-benar milih gue.
mata itu, setiap gue tatap mata itu, gue nemuin sati kedamaian, yang ternyata bukan untuk gue, tapi untuk lo.
Dia mencintai lo Dir, gadis yang gue cintai ternyata lebih mencintai lo.

Sekarang,,, lo masih tanya apa yang gue iriin dari lo??
sebegitu banyaknya orang yang peduli sama lo, sampai-sampai mereka lupa akan keberadaan gue disini.
Gue menderita Dir, dengan keadaan seperti ini...
mereka gak pernah tau hati gue yang sebenarnya.. karena mereka terlalu fokus sama lo..
Kapan gue punya sahabat seperhatian Evan, sahabat lo.. sahabat yang gak akan buat gue jatuh cinta??
Kapan, gue ngerasain pukulan ayah sebagai tanda perhatiannya sama gue??
Kapan, gue ngerasain rasa cinta tulus Vega buat gue??

gue cukup bertahan dan mungkin sekarang saatnya gue pergi.
gue nitip mata gue sama lo, karena gue sayang sama lo..
Gue bukan tipe cowok yang mudah nangis, karena itu selama mata gue ada dalam diri lo, gue gak mau liat lo nangis dan sedih..

Dir.
pinta gue cuma satu...
gue ihklasin Vega sama lo, karena itu gue mohon lo ikat dia sebelum dia benar-benar menjauh..
gue tau cinta kalian adalah cinta yang abadi, DirGa akan selamanya bersatu, karena itu gue bakalan senang banget kalau gue ngeliat dua orang yang gue sayang hidup bahagia.

maaf, kalau selama ini gue belum bisa jadi kakak terbaik buat lo..
gue gak tau, apa setelah gue pergi lo akan kangen sama gue?
pesan gue, lo jangan lupa minum obat, walaupun lo udah sembuh tapi ingat, penyakit jantung bisa datang tiba-tiba,,
dimanapun dan kapanpun penyakit itu bisa renggut nyawa lo..
karena itu, tetap jawa stamina dan kesehatan..

Titip salam buat Vega..
dan sampaikan terimakasih gue buat Dia..

seandainya gue boleh memilih,,
gue lebih milih untuk menjadi Lo. cowok penyakitan yang dicintai banyak orang,, daripada jadi diri gue sendiri, sehat tapi terasa terasingkan dan sendiri.

Tertanda
Deaven Redrigo.

Airmata Dira menetes saat surat itu selesai dibacanya, ia tak pernah menyangka Dava yang selalu tersenyum dilihatnya ternyata menyimpan batin yang begitu menyedihkan.
"Lo salah Dav, justru lo adalah kakak terbaik yang pernah gue miliki didunia ini!"
Ditutupnya surat itu pelan, ia berdiri dan melangkah menaiki tangga rumahnya, mendekati kamar Dava yang terletak dilantai dua.


***
Ia terhenti, saat kakinya berada tepat didepan kamar sang kakak, kamar yang biasanya ia dapati terbuka, tapi hari ini kamar itu tertutup rapat, diraihnya enggan penyanggah pintu itu, membukanya dan menatap hening ruangan bercat biru laut itu.

Dira melangkah pelan memasuki kamar Dava, ini kali pertama pemuda itu memasuki kamar sang kakak, hatinya berdetak tak karuan, menutup matanya sekilas sekedar menghirup udara ruangan sejuk itu.

Ia menatap sekeliling, bersih dan tertata sangat rapi, sangat berbeda dengan kamarnya yang berantakan dan tak teratur, melangkah mendekati ranjang Dava yang bermotif putih bercampur biru, Dira tersenyum tipis menatap sekeliling ruangan yang dominan dengan dua warna biru dan putih. Ia baru tau sebegitu sukanya Dava dengan kedua warna itu.

Ia kembali melangkah mendekati meja belajar, beberapa tumpukan buku tertata rapi diatasnya, disampingnya tampak sebuah laptop dan sebuah bingkai foto, kening Dira mengerut mendapati satu wajah terpampang dalam bingkai putih itu.
Wajah dirinya, Divario.
Dira menggaruk tengkuknya saat membaca tulisan yang terukir dibawah bingkai itu, (my moodbooster)

"Gue, penyemangatnya!" ia masih menggaruk tengkuknya tak percaya. "Kok bisa?"

Pandangannya beralih pada layar laptop Dava yang menyala, sebuah catatan ia dapati pada layar itu, Dira mendekatkan jemarinya, mengklik catatan itu agar terbuka, gagal! Saat ia diminta untuk memasukkan sebuah password. Sepertinya Dava sengaja menprivate catatan itu agar tak ada siapapun yang membacanya.

"Passwordnya apa yah?" Dira menggeser bangku didepannya dan terduduk, memutar otaknya mengingat password yang tepat untuk catatan milik Dava itu. "Gue tau!"
Kling,,, sebuah lampu menyala apik diatas kepalanya. "Pasti Vega!" tangannya mulai terlihat apik mengetik setiap keyboard hingga membentuk satu nama.. Vega..
Klik! Enter!!

"kata kunci salah!" Dira mengacak rambutnya kesal. "Shit! Salah!" ia kembali memutar otaknya, menebak kata kunci yang kira2 menjadi andalan Sang kakak. "Deaven?" tebaknya tak bersemangat, perlahan ia mulai mengetik barisan kata nama panjang Dava. Klik! Kembali enter.. dan kembali salah!

"Oh no!" Dira mulai terlihat putus asa, rasa ingin taunya tentang isi catatan itu begitu besar, ia menatap sekeliling ruangan Dava, mencari clue yang mungkin saja ia temukan jawabannya, hingga matanya terhenti pada bingkai foto dirinya yang terpampang disampingnya, "My moodboster!" Dira membaca ulang ukiran dibawah bingkai itu, senyumnya seakan mengembang perlahan. "Divario!"

Ia kembali mengetik barisan kata pada kotak password, "Divario!" setelah selesai mengetikkan namanya pada kotak itu, ia terhenti sejenak, mengatur nafasnya pelan sebelum ia memutuskan untuk mengklik Enter.

Ia menggigit bibir bawahnya takut, jika salah lagi, harapannya untuk mengintip isi draft Dava akan sia-sia, "Bismillah!" ia berdoa pelan sebelum benar-benar menekan enter.

Loading......

Dan berhasil masuk.

"Yes!" ia berseru pelan penuh kesenangan, "Akhirnya!" tersenyum tipis, tapi senyumnya seakan mengecil saat baru menyadari password yang baru saja diketiknya. "Divario? Gue password Dava?" ada rasa tak percaya diwajah pemuda itu, tapi tak beransur lama, beberapa detik berlalu, pemuda itu terlihat bersemangat membaca barisan kalimat pertama pada catatan sang kakak.

"Ketika Dira Jatuh Cinta!"

Keningnya mengerut, alisnya menyatu, "Ini apaan?" ia memastikan dengan membaca barisan kedua catatan itu.
"Novel ini gue buat untuk lo, Dira! PenuliS: Deaven!"

Pemuda itu menarik nafas panjang, hatinya terasa sakit saat baru menyadari perhatian sang kakak yang begitu besar, Dira tak pernah menyangka Dava akan menjadikannya penyemangat, password Davapun tak lepas dari nama Dira, dan sekarang, novel yang digarappun hanya untuknya,
Dira.. Dira.. dan tetap Dira.

"Kenapa harus gue Dav? Lo taukan, gue gak akan pernah bisa ngebalas semuanya!" ia menutup matanya, mengatur nafasnya pelan, "Seharusnya lo benci gue Dav, bukan seperhatian ini, Lo bodoh!"

:::
"Kita akan mengerti betapa berartinya seseorang, jika kita telah kehilangan sosoknya, Dan itulah yang kini dirasakan Dira, kini ia tau betapa beartinya Dava, sang kakak saat Dava benar-benar pergi dari hidupnya!"
:::


"Lo akan menjadi kakak terbaik buat gue Dav, terimakasih untuk semuanya, perhatian lo dan semua yang lo lakuin buat gue, gue janji gue akan jaga mata lo seperti gue jaga jantung nyokap gue, walau terlambat, tapi gue akan teriak pada dunia, kalau gue bangga jadi adik lo, gue bangga mengenal sosok lo Dav, gue sayang lo lebih dari rasa sayang lo sama gue!" Divario.

::::::

DivarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang