Lascrea segera pergi meninggalkan tempat itu menuju mansion Raizel dengan membawa pedang suci milik keluarga Noblesse. Lascrea benar - benar siap untuk membagi jiwanya dengan Raizel. Bahkan ia senang dapat melakukan ini untuk raizel karena ia akan menyatukan jiwanya dengan jiwa orang yang dicintainya.
Lascrea menghampiri frankestein, regis dan seira yang sedang berjaga di depan pintu kamar Raizel. Melihat lascrea, Regis dan seira segera bangkit dari duduknya, kecuali frankestein karena ia memang sudah berdiri dari tadi. Regis dan Seira melihat pedang yang lascrea bawa, dan langsung terkejut melihatnya.
"Lord,mengapa kau membawa pedang milik keluarga Noblesse?" tanya Regis.
"Aku telah menemukan sebuah cara untuk menyembuhkan Raizel.." jawab lascrea. Frankestein yang tadinya tak sadar akan keberadaan lascrea, sontak terkejut dengan kata - kata yang ia dengar barusan.
"Benarkah itu?!" frankestein tiba - tiba berbalik dan bertanya serius pada lascrea.
"Ya" jawabnya singkat. Lascrea langsung memasuki kamar Raizel. Frankestein ingin mengikutinya, namun Regis dan Seira menghentikannya. Lascrea menutup pintu kamar Raizel. Di pandangnya sang Noblesse dengan tatapan sendu.
Ia mendekati Raizel dan berdiri di samping tempat tidurnya. Wajah tampan raizel memucat putih bagai telah kehabisan semua darahnya.
Lascrea memantapkan hatinya. Membagi semua yang ia miliki, dengan orang yang dicintainya. Bahkan jika itu adalah jiwanya sendiri."Aku harus melakukan ini.." gumamnya. Lascrea kemudian menggores tangannya, kemudian ia mengambil darahnya sendiri dan dialirkannya ke dalam tubuh Raizel dengan kekuatannya. Ia hampir menangis menahan sakit saat ia menggores nadinya sendiri demi membagi jiwanya dengan sang Noblesse. Seketika ukiran nama raizel di pedang itu memancarkan cahaya, bagai menerima energi baru dari lascrea.
Wajah lascrea langsung memucat. Kakinya lemas dan berdiri kaku. Meskipun begitu, sempat terukir senyuman kecil di wajahnya. Akhirnya Ia berhasil. Sekarang jiwa mereka telah terikat dalam satu ikatan yang tak mungkin bisa di lepas.
Raizel akan selamat, dan Lascrea merasa sangat bahagia dengan hal itu. Hilang sudah kecemasan dan rasa bersalah yang menghantui dirinya.Tiba - tiba kepalanya terasa pusing sekali. Kakinya melangkah mundur dan terhenti di dinding. Penglihatannya mengabur dan pendengarannya jadi tidak jelas.
Tiba - tiba Frankestein,Seira,dan Regis mendengar suara lascrea mengaduh sakit. Sontak mereka terkejut dan segera membuka pintu."Lord Lascrea!!!" Kata frankestein,
regis,dan seira bersamaan. Seira langsung menangkap lascrea yang hampir terjatuh karena pusingnya."Aku tidak apa - apa" kata lascrea.
"Apa sebenarnya yang terjadi?!" tanya frankestein benar - benar bingung.
"Sebenarnya,itu-" lascrea ingin menjawab, namun perkataannya terhenti dan dia langsung pingsan.
"Lord!!" suara mereka berteriak kaget dengan kondisi sang lord. Mereka langsung membawa lascrea ke kamarnya dan membaringkannya ke tempat tidurnya.
"Sekarang dua orang bangsawan sedang sakit, dan mungkin saja besok giliran kita.." ucap rael yang tiba - tiba datang dari belakang dan mengejutkan ketiga orang itu.
"Hei,bukankah kau harusnya bersama mereka di dunia manusia? Kenapa kau kemari?" tanya Regis ketus.
"Disana sudah cukup ramai. Aku juga bangsawan disini.. Apa aku salah jika ingin melihat keadaan tuan Raizel dan Lord lascrea?" jawabnya panjang lebar mengajak regis berdebat seperti biasanya.
"Hei kalian, sudahlah.. Ini bukan saat yang tepat untuk berdebat" ucap frankestein melerai kedua orang itu.
Rael kemudian terdiam, melihat Lascrea yang sedang terbaring di tempat tidurnya. Tiba - tiba pandangan rael berubah seakan melihat sesuatu yang begitu mengejutkan. Matanya mengarah kepada tangan Lascrea, yang sekarang telah terbentuk sebuah simbol dan luka sayatan."Apa ini?! Apa lord melakukan ritual itu?!" Tiba - tiba Rael bebicara keras yang membuat semua orang terkejut dengan suaranya.
"Apa? Tapi lord tidak memberitahu kami bahwa dia melakukannya? Apa bukti yang kau miliki?!" tanya regis kepada rael.
"Lihat tangannya! Ada simbol dua sayap hitam disitu! Itu artinya lord lascrea telah membagi jiwanya dengan seseorang.. Tapi siapa itu?" Jawab rael sambil menunjuk telapak tangan lascrea. Frankestein yang diam mendengarkan mereka berdua bicara, langsung teringat perkataan lascrea. Ia baru sadar dengan maksud perkataan lascrea. Saat lascrea berkata "Aku telah menemukan sebuah cara untuk menyembuhkan Raizel" sambil membawa pedang milik keluarga Noblesse, lascrea pasti ingin membagi jiwa dan energi kehidupannya dengan Raizel.
Frankestein langsung berdiri dan menghampiri kamar tuannya disusul tiga orang bangsawan yang mengikutinya di belakang dengan heran. Frankestein langsung membuka pintu kamar tuannya perlahan, lalu melihat ke telapak tangan Raizel. Dan benar, di telapak tangan Raizel juga terdapat simbol dua sayap berwarna hitam, sama seperti simbol di telapak tangan lascrea.
Frankestein begitu terkejut sekaligus terharu kepada lascrea, karena dalam wajah dinginnya yang seakan tidak peduli pada siapapun, rupanya begitu baik. Rael,regis dan seira hanya bisa diam dan berfikir, "Apa maksud lord melakukan ini? Apakah ini cuma sekedar simpatinya? Tidak..rasa simpati tidak mungkin sampai seperti ini.. Apakah Lord lascrea mencintai tuan Raizel? sulit dipercaya.." ucap tiga kepala keluarga itu dalam hati.
***
"Tao,menurutmu bagaimana keadaan tuan Raizel sekarang?" tanya takio kepada temannya yang sedang berdiri di teras atap rumah frankestein.
"Entahlah.. Kita juga tidak bisa melakukan apapun jika kita tahu kondisinya sekarang.." jawab Tao.
Di rumah itu hanya ada mereka berdua. Namun terkadang Shinwu dan kawan - kawan datang dan membuat suasana sedikit tak terlalu sepi.Karena itu, mereka berdua selalu membuat alasan yang cukup masuk akal agar teman - teman Raizel tidak terlalu curiga. Meskipun begitu, tetap saja, Shinwu dan kawan - kawannya merasa ada yang kurang semenjak Raizel tak masuk ke sekolah.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Noblesse
FanfictionCadis Etrama Di Raizel, bangsawan termulia diantara yang termulia. seorang Noblesse yang dingin dan tak berperasaan, akhirnya menemukan seorang wanita yang istimewa untuknya. Erga kenesis di Lascrea, wanita itu pun mencintainya. entah bagaimana, sej...