#28

1.3K 114 7
                                        

"Oh, sang penguasa langit dan bumi.. Kami memohon batuanmu!! Tolong berkati ritual ini.. Dan selamatkan kami semua.. Ya, hanya untuk 59 tahun saja, tolong.. berikanlah kami pertolongan.." Gechutel membaca mantra untuk Ritual itu.

Sekarang, mereka tengah duduk mengitari api. Lord dan kepala keluarga tertua, Gechutel berada paling dekat dengan api. Sebentar lagi, tiba waktunya untuk upacara utama, yaitu Persembahan untuk langit, yang akan dilakukan oleh lascrea.. Dengan membakar diri nya sendiri. Perasaan takut bayang-bayang kematian menggerogoti dirinya. Di pandangnya lilin - lilin itu, satu - satunya perlindungan yang mereka punya. Kadang, ia berharap Raizel akan menggenggam tangannya di saat nafas terakhir nya.. Namun kenyataan tak seindah harapan. Kini, hanya takdirlah yang menentukan nasib nya.

***

"Frankestein, apa kita sudah dekat? Kita tak punya banyak sisa waktu lagi!" ucap Raizel khawatir.

"Maaf tuan, sepertinya kita tak akan sampai tepat waktu.. Kita harus memakai cara yang lebih cepat!" seru frankenstein.

"Haah.. Bagaimana ini? Jika kita terlambat mungkin lord akan.." lanjut frank mengeluh.

"Tidak.." ucap Raizel.

"Apa maksud tuan dengan 'tidak' ?" tanya frank.

"Dia tak akan terluka sedikitpun.. Aku akan menyelamatkannya.. Kita harus berteleportasi" jawab Raizel.

Yanpa sadar, simbol dua sayap hitam di tangan Raizel memancarkan sebuah aura. Aura kekuatan yang pekat, namun terasa jernih. Matanya bersinar merah. Angin ganas mulai menyerbu. Menerbangkan tiap - tiap helai rambut hitamnya. Pakaian nya yang tadinya putih, kini berubah Menjadi sebuah jubah hitam dan setelan kemeja royalty. Frankestein pun tak mau kalah, aura kekuatan jahatnya mulai menguat. Diiringi dengan seringai nya, sepasang belati mematikan telah terpasang di tangannya.

Sepertinya, ada yang aneh dengan angin itu. Angin itu datang dengan ganas dan mengubah kedua orang itu. Seakan, ada sesuatu yang sengaja dimasukkan ke dalam nafas sang Noblesse.

"SWUSSH!!!" suara Raizel dan Frankestein menggunakan teleportasi.

***

#Lascrea POV

"Lord.. Silahkan.." ucap Gechutel.

".. Terimakasih.." balasku. Aku menatap api yang membara di depanku. Aku ragu.

"Apakah.. apa aku bisa mendapatkan kesempatan hidupku yang kedua?" batinku bertanya - tanya.

Aku terus melangkah. Dengan tatapan sedih, semua orang terus memandangiku. Aku hanya bisa diam. Aku semakin dekat dengan api. Dekat, semakin dekat, sangat dekat hingga panas api itu begitu terasa. langkahku terhenti. Aku masih menunggu seseorang. Ku pandang pintu gerbang istana, namun tetap tak ada seorang pun yang datang.

Putus asa, aku melangkahkahkan kakiku ke dalam api itu. Aku telah pasrah. Entah aku dapat hidup kembali atau tidak, yang terpenting bagiku hanyalah keselamatan lukedonia dan para bangsawan. Aku merasa seluruh energiku telah dihisap oleh nya. Saat ujung jariku mulai menyentuh api itu, tiba - tiba terdengar suara pintu terbuka.

"BRAAKK!!!!" Raizel mendobrak pintu dengan sekuat - kuatnya. Saat itu juga, ia berlari ke arahku. Dan menembus pelindung gaib yang kami buat dan menarik diriku dari api itu. Semua orang langsung berdiri terkejut. Lalu menjauh.

The Story Of NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang