#40

1.2K 106 2
                                    

Lascrea menghentikan langkahnya didepan pintu istana. Ia menopang Raizel yang tak kunjung sadar. Lascrea membuka pintu istana itu dengan kakinya. Para kepala keluarga yang terlihat sedang berbicara serius, langsung mengalihkan pandangan mereka kearah Raizel dan Lascrea. Mereka langsung berlari menghampiri Raizel dan Lascrea yang masih berdiri didepan pintu istana.

"T-tuan Raizel!! Lord Lascrea! Apa yang terjadi dengan kalian?" tanya Gechutel khawatir. Gechutel lalu melepaskan Raizel dari bahu Lascrea dan membaringkannya di lantai dengan kepala yang dialaskan tangannya. (ituloh.. Kayak yg disinetron2 gitu kalo orangnya sakit trus dibaringin sambil dipegang kepalanya). Sedangkan Rosaria segera memegangi Lascrea yang hampir terjatuh.

"Ugh, Raizel.. Cepat obati dia.. Kita tidak punya banyak waktu.." ucap Lascrea kepada Gechutel.

"A-apa yang terjadi Lord?" tanya Gechutel bingung.

"Dia terkena racun Dark Mage Weapon" jawab Lascrea cepat sambil memegangi kepalanya yang semakin pusing karena menghisap setengah racun di tubuh Raizel.

Bruuk!

Lascrea jatuh pingsan. Gechutel dan semuanya langsung terkejut. Mereka lalu membawa Raizel dan Lascrea ke kamar mereka masing - masing dan berusaha menyembuhkannya.

***

Gechutel mencoba menghilangkan racunnya dengan berbagai cara. Namun tetap tidak ada perubahan.

"Bagaimana ini? Waktu hanya tersisa 10 jam lagi.. Apa yang harus kulakukan!?? Hanya Lord yang dapat menyelamatkan tuan Raizel.. Tapi dia bahkan sedang pingsan saat ini" batin Gechutel frustasi.

***

Disisi lain ada Rosaria yang sedang mencoba menyadarkan Lascrea. Untungnya racun yang berada dalam tubuh Lascrea tak sebanyak Raizel. Dengan usaha keras, akhirnya Lascrea berhasil sadar.

#RosariaPOV

Lord Lascrea melihat seluruh kamarnya, seakan ia mencari - cari sesuatu. Raut wajahnya begitu cemas, sangat cemas. Dia bangkit dari tidurnya, mencoba untuk duduk di tempat tidurnya itu. Lascrea kembali memegangi kepalanya, terlihat ia sedang sangat kesakitan. Aku pun membantunya menyeimbangkan tubuhnya. Dia lalu menatapku dengan air mata yang bergelinang dan raut wajahnya yang kembali datar seperti semula.

"Aku ingin bertemu Raizel.." pinta Lord kepadaku.

Aku terdiam. Bingung harus menjawab apa kepadanya. Aku lalu menggenggam tangannya erat, mencoba mengerti perasaannya sebagai sesama wanita.

"Aku ingin melihatnya" pintanya lagi dengan nada sedikit memaksa kepadaku.

Sekali lagi aku hanya bisa diam. Apa yang harus aku katakan?

"Rosaria, dimana dia? Kenapa kau diam saja? Apa terjadi sesuatu-" katanya khawatir.

"Tidak Lord.. Tidak akan terjadi sesuatu yang buruk kepada tuan Raizel.. Selama kau dan cintamu ada bersamanya, apapun tak akan bisa mengalahkannya.. Percayalah padaku" ujarku berusaha menghiburnya.

"Aku tetap akan menemuinya" ucapnya pelan seraya beranjak dari tempat tidurnya. Lord Lascrea berlari keluar kamarnya dengan niat menemui Raizel. Aku segera menyusulnya, mengingat keadaannya yang masih terlalu lemah.

"Tunggu, Lord!" teriakku kepada nya. Namun ia tetap tidak memperdulikanku. Dia tetap berlari sambil memegangi kepalanya yang aku yakin masih terasa sakit. Aku segera mengejarnya yang sudah jauh meninggalkanku.

The Story Of NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang