#21

1.4K 115 3
                                        

#Lascrea POV

Aku mulai melangkahkan kakiku berjalan lurus. Aku terus berjalan, hingga aku telah tiba di suatu tempat gelap. Tidak, remang - remang lebih tepatnya. Karena minumnya cahaya, aku tidak dapat melihat dengan jelas. Pandanganku kabur. Kepalaku terasa berat dan kakiku seakan lumpuh. Aku mencari dinding dari ruangan itu, namun sepertinya ruangan itu sangat luas, atau mungkin tak memiliki dinding.

Aku mengintip sedikit dan melihat di sekitarku. Gelap, sunyi, dan rasa takut itulah yang kudapatkan. Rasa takut itu kemudian bertambah besar saat suara dan hembusan angin malam mengenai diriku. Entah kenapa aku jadi begini. "Tempat apa ini? Mengapa aku bisa ada di sini?" itulah yang kugumamkan saat itu.

Saat aku sedang tenggelam dalam rasa takutku itu, tiba - tiba aku merasakan ada seseorang yang menyentuh pundakku. Aku langsung mematung. Rasanya aku ingin teriak. Namun ada yang berbeda dari sentuhan itu.. Begitu kukenal dan mendamaikan hatiku. Itu seperti sentuhan Ayahku. Aku berbalik badan dan melihat orang itu. Dan benar, dia.. Ayahku.

"Ayah.." kataku dalam nada getar. Aku hampir menangis bahagia.

"Putriku.." jawabnya sambil membelai rambutku.

"Ayah.. Aku merindukanmu" ucapku tulus.

"Aku juga.. Tapi ada yang harus kubicarakan denganmu.. Dan aku tak punya banyak waktu" katanya padaku.

"Apa? Apa yang ingin kau katakan, ayah?" tanyaku.

Ia melepaskan pegangan nya dari pundakku. Wajahnya begitu serius namun juga ramah seperti biasa. Aku semakin bertanya - tanya, apa yang ingin ayah katakan?.

"Lascrea.." katanya terpotong.
"Kau, sudah membaca surat yang dulu aku berikan kepadamu, kan?"sambungnya.
Aku hanya mengangguk.

"Tapi, ayah.. Apa maksudnya segel Archanda sudah mulai retak?" tanyaku.

"Putriku.. Kau tahu bukan, besi dan baja sekalipun bila terus dipukul dan diserang tanpa henti juga dapat hancur. Sama hal nya dengan segel itu, Archanda terus menyerangnya tanpa henti sampai akhirnya segel itu retak. Dan jika segel itu sampai hancur, maka Archanda akan terbebas. dia akan menguasai dunia dan menjadikan kita sebagai budaknya. Bukankah itu tidak bisa dibiarkan? Aku dan para kepala keluarga lain telah mencoba menyegelnya, dan berhasil. Namun sekarang situasi berbeda, kalian para generasi mudalah yang harus berjuang dan melindungi dunia. Aku percaya padamu, putriku.." ujarnya.

Belum sempat aku berkata, ayahku telah berubah menjadi cahaya dan pergi meninggalkanku begitu saja. Aku terpaku. Kini bukan hanya rasa takut, tapi bingung, frustasi dan khawatir juga sedang merajalela di hatiku. Tiba - tiba lantai tempatku berpijak itu bergetar kuat. Aku hampir terjatuh karena tak dapat menahan keseimbangan. Suara - suara ledakan menggema di telingaku. Auman serigala di tengah bulan purnama sungguh benar - benar membuatku ketakutan. Getaran di lantai itu makin dahsyat, sampai - sampai aku terjatuh dan tak mampu berdiri lagi.

"TIDAAK!!!!" aku berteriak panik.

Aku terbangun dari mimpiku. Jam menunjukkan pukul 12 malam. Aku menarik nafas dalam dan membuangnya lega. Aku sunggguh bersyukur tadi itu hanya mimpi. Mimpi yang sangat mengerikan bagiku. Tetapi tetap saja, perkataan ayah dalam mimpiku itu terus menempel di pikiranku. Aku terus memikirkannya sepanjang malam. Aku tak bisa tidur dengan nyenyak karena dua alasan, yang pertama karena terus memikirkan perkataan ayahku dan yang kedua karena aku masih sedikit ketakutan karena mimpiku tadi. Meskipun begitu, akhirnya aku dapat 'memejamkan mata' setelah 3 jam aku berfikir. Ingat, 'Tidur' dan 'memejamkan mata' itu berbeda. Ah, lupakan,yang penting aku dapat istirahat malam ini.

# (...) POV

Aku harus berusaha lebih keras. Aku harus keluar dari sini!. Ya, tinggal sedikit lagi, sedikit lagi dan aku akan bebas. Hahahaha!!! . lihat saja, aku akan menguasai dunia, dan balas dendam pada semua orang - orang sinting itu. Ya, dan Raizel, aku akan memberinya pelajaran yang tak akan pernah ia lupakan. Dia pikir dia siapa? Dia pikir aku begitu lemah hanya karena kekuatannya sedikit lebih tinggi daripada aku? Tidak Raizel, tidak. Kau akan tahu, siapa aku sebenarnya, hahaha..

BERSAMBUNG...



The Story Of NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang