"Ini dia.. sesuai petunjuk Gechutel.. aku tidak boleh gentar.. ini semua demi Raizel"
Aku menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya kembali. kututup mataku sebentar, merasakan detak jantungku yang semakin cepat. Segera kubuka mataku kembali. ku kepalkan tanganku yang menggenggam erat pedang keluarga Raizel.
"Yakinlah pada dirimu sendiri.. meski semua usahamu gagal dan malah menjadi bumerang untukmu.. setidaknya kau akan mati dalam keagungan, Lascrea.. jangan kecewakan Raizel mu!" batinku pada diriku sendiri.
Kakiku melangkah mendekati istana lord ke-9 yang telah menjadi markas kaum werewolf itu. aku sudah mempersiapkan kekuatanku, jika saja terjadi pertarungan aku tinggal menyerang mereka. semakin dekat, semakin dekat aku dengan tempat itu.
tinggal beberapa langkah lagi, dan...#Frankestein Side
"Ugh.. dimana aku? kenapa aku pusing sekali?" ucap Frankestein yang baru tersadar dari pingsannya.
Frankestein mulai membuka matanya, melihat sekelilingnya yang masih terlihat buram."Ngiiing.."
"Akh!"
Frankestein memegangi kepalanya yang masih terasa sangat pusing. telinganya sering berdenging yang membuatnya sangat kesakitan. namun perlahan - lahan suara itu milai menghilang. pendengarannya mulai membaik sedikit demi sedikit, penglihatannya mulai jelas. namun tidak selalu. kadang - kadang suara berdenging itu muncul kembali. penglihatannya juga memburam lagi. Frankestein benar - benar bingung dengan semua ini.
"Ah, Tuan! apa yang terjadi dengannya? dan Shinwu.. apa dia baik - baik saja? dimana aku?" batin Frankestein bingung.
"Ceklik.." suara gagang pintu yang diputar seseorang.
Frankestein spontan langsung berpura - pura pingsan untuk berjaga - jaga. mungkin akan ada bahaya, pikirnya. dan benar saja, bahaya datang dalam wujud seseorang. siapa lagi kalau bukan Aris.
"Hai tampan.. kau masih pingsan ya? aku merindukanmu lho.." ucap Aris dengan gaya manisnya.
"Apa - apaan ini? jadi sekarang aku ada di markas Crombell!? dan wanita ini yang membuatku pingsan?" ucap Frankestein didalam hati.
Aris lalu mulai mendekat ke ranjang Frankestein, lalu duduk disamping pria itu. ia kemudian mengangkat tangannya, lalu merapikan rambut Frankestein yang sebenarnya membuat Frankestein jijik.
"maafkan aku tampan.. tapi aku harus melakukan ini. kau tidak boleh mengacaukan rencana kami.. kau harus dieksperimen" jelas Aris dengan nada sedih.
Frankestein langsung terkejut. bagaimana tidak, ia tak mengetahui tempat ini dan sekarang ia akan dijadikan kelinci percobaan oleh Crombell dan sekutunya. namun hal itu tak mempengaruhi akting Frank, sebab berpura - pura adalah hal yang gampang baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Noblesse
أدب الهواةCadis Etrama Di Raizel, bangsawan termulia diantara yang termulia. seorang Noblesse yang dingin dan tak berperasaan, akhirnya menemukan seorang wanita yang istimewa untuknya. Erga kenesis di Lascrea, wanita itu pun mencintainya. entah bagaimana, sej...